Mohon tunggu...
Rofa Yulia Azhar
Rofa Yulia Azhar Mohon Tunggu... Guru -

Saya adalah seorang pelajar yang ingin terus belajar. Mulai menjadi guru di usia 16 tahun. Saya sangat mencintai dunia pendidikan. Seperti saya mencintai Tuhan saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

7 Tips untuk Menjadi Guru Les Privat yang Keren

6 Juli 2014   23:29 Diperbarui: 4 April 2017   17:39 26993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi

Menjadi guru les privat merupakan salah satu pekerjaan paling menyenangkan di dunia. Apalagi jika dibandingkan dengan guru kelas, setidaknya begitulah menurut saya. Sejak kelas 1 SMA saya sudah menjadi guru les (selengkapnya baca di sini). Pengalaman saya sebagai guru les privat selama 7 tahun (usia 18-22 tahun mengajar), memberikan saya pemahaman mengenai bagaimana caranya menjadi guru les privat. Berikut saya jelaskan kelebihan bekerja sebagai guru les privat:

  1. Peserta didik yang sedikit. Kebanyakan sebagai guru les privat kita hanya harus mengajar satu siswa. Ini hal yang sangat menyenangkan. Kita hanya harus memahami satu karakter siswa. Bandingkan dengan guru kelas yang harus memahami puluhan karakter siswa (30-50 siswa). Hal ini menentukan teknik mengajar yang kita lakukan.
  2. Bayaran yang Memuaskan. Mengajar satu orang anak dengan waktu 90 menit kita bisa mendapatkan bayaran 30-80 ribu. Bandingkan dengan gaji guru honorer di sekolah negeri yang rata-rata dibayar 9-15 ribu/pertemuan. Makanya bidang pekerjaan ini sangat laris di mata para mahasiswa.
  3. Makan gratis. Ini nih momen yang paling menyenangkan sebagai guru les privat. Setelah mengajar sering sekali kita disuruh makan atau pada saat ngajar sering sekali sudah disediakan cemilan. Jangan ragu, jangan jaim, itu rezeki. Wajib diterima. Tuan rumah malah senang jika makanan yang disajikan dicicipi dan disantap dengan lahap.
  4. Tidak perlu track record. Modal jagi guru les hanya dua, kesempatan dan nekat.
  5. Kerjaan nyantai kayak di pantai. Hampir saya pastikan bahwa guru les privat kebanyakan berperan sebagai teman curhat dibandingkan menjadi benar-benar "guru". Nyantai kan? dari 90 menit waktu tatap muka, alokasi waktu curhat bisa mencapai 30-90 menit. Kita juga tidak harus dibebani untuk membuat RPP, standar penilaian, dll.

Tapi apakah akan terus begini? Tidak merasa berdosa? Mengajar seadanya, sedangkan uang yang didapatkan dengan mudah kita belanjakan. Mari move on, kita ingin dunia pendidikan menjadi lebih baik kan? Kita benci kan melihat berita tentang pencurian dan korupsi? Lalu apa bedanya kita dengan pencuri dan koruptor bila tidak menjalankan fungsi dan tugas kita dengan baik dan benar? Berikut tips-tips yang dapat saya berikan agar kita menjadi guru les privat yang keren. Disukai siswa, dicintai orang tua siswa dan bakalan kebanjiran pekerjaan. 1. Jaga Penampilan Penampilan adalah hal pertama yang harus kita perhatikan. Apalagi pada hari pertama mau mengajar. Ingatlah bahwa "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda". Memang harus diakui jika pakaian mahasiswa yang layak pakai dan sopan bisa dihitung dengan jari, tapi usahakanlah menggunakan pakaian yang pantas dan memantaskan diri. Coba mandi dahulu sebelum mengajar, pakai pakaian yang bersih, sisir rapi, dan pakai minyak wangi. Tapi harus diingat juga jangan sampai terlalu banyak menggunakan minyak wanginya. Bisa-bisa dianggap bukan mau mengajar, tapi dikira mau nonton dangdutan. Selain itu wangi parfum yang berlebihan bisa mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar.

Gambar Ilustrasi Penampilan yang Tidak Rapih

2. Siapkan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran Kakak-kakak semua, ini bukan zamannya harimau bergigi pedang. Ini abad dimana guru dituntut harus tampil menyenangkan. Pada beberapa kesempatan untuk menunjukkan hal yang unik kadang saya menyiapkan topik materi yang disusun seperti sebuah lawakan, sehingga saya mengajar dengan gaya stand up comedy. Apakah ini gila? iya gila. Tapi lebih baik dianggap gila daripada diam saja dan tak melakukan perubahan apapun. Sehari sebelumnya atau 1-2 jam sebelum ngajar coba buat sketsa pembelajaran yang akan kamu lakukan. Jangan jadi guru-guru yang biasa saja. Guru yang biasa saja sudah banyak, jadilah guru yang dapat menginspirasi. Lalu sesekali coba lakukanlah praktikum ketika mengajar. Nggak susah kok. Kita pakai saja alat-alat dan bahan yang terdapat di rumahnya, yang penting ada kemauan. Malah bisa juga diajak masak bareng, diajak memelihara ikan hias untuk mempelajari mahluk hidup, dll.

Gambar Piramida Terbalik Dale

3. Mulai Pembelajaran dengan Doa dan Curhat Waduh ngeyel ini! Kok harus curhat-curhatan? Ya tidak ada larangannya kan? Sekalian kita juga bisa curcol. Mulailah kegiatan pembelajaran dengan kegiatan berdoa bersama. Lalu tanyakan dulu apa yang telah dilakukannya di sekolah hari ini? Bagaimana keadaan pacarnya? Ada hal menarik apa di sekolah? dll. Biarkan dia merasa anda adalah temannya yang nyaman dan dapat dipercaya. Pada pertemuan pertama mungkin anda tidak bisa memaksanya untuk curhat terlebih dahulu. Cobalah pancing kemampuan dia dalam berbicara dan berpendapat. Mulailah ceritakan diri anda sendiri, ceritakan hal lucu yang pernah anda alami, atau ceritakan bagaimana masa lalu kalian secara jujur. Jangan sampai dia lebih suka curhat atau bahkan mengumpat di media sosial, karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Malah membuat penilaian orang lain terhadap siswa anda akan semakin buruk.

Gambar Ilustrasi Stop Curhat di Medsos

4. Anda adalah Teman Belajar, Bukan Guru Kelas Ayolah kawan, sadarlah. Jangan terlalu idealis, sampai-sampai kamu juga ikut-ikutan memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk murid kamu. Mereka sudah stres dengan jadwal les musik, bimbingan belajar, tugas sekolah yang menumpuk. Lalu mengapa kamu harus ikut-ikutan menambah beban mereka? Sebenarnya seorang guru les privat bukanlah benar-benar seorang guru. Tugas utama guru les privat adalah sebagai teman belajar siswa. Kamu harus menjadi orang yang paling mengerti kebutuhan siswa akan pendidikan, paling mengerti akan kesulitannya dalam pembelajaran dan paling mengerti dalam masalah pergaulannya di sekolah. Ingat, kamu adalah temannya, bukan juga orang tuanya. Jadi tak perlu marah atau pun menunjukkan muka kesal jika siswa kamu mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Be calm, namanya juga belajar. Belajar itu proses. Tuhan juga tidak mewajibkan manusia mendapatkan nilai bagus dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun