Mohon tunggu...
Riza Hariati
Riza Hariati Mohon Tunggu... Konsultan - Information addict

SAYA GOLPUT!!!! Tulisan yang saya upload akan selalu saya edit ulang atau hapus tergantung mood. Jadi like dan comment at your own risk. You've been warned!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mendesain Bayi lewat Rekayasa Genetika

29 Juni 2019   13:19 Diperbarui: 1 Juli 2019   14:18 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini menyebabkan ketimpangan gender yang cukup parah, sehingga generasi sekarang harus 'mengimpor' calon istri dari negara-negara lain.

--

Saya jadi teringat saat mendesain rumah untuk klien saya. Kebanyakan klien merasa tahu akan kebutuhan ruang mereka dan memberikan saya daftar keinginan mereka tentang rumah mereka. Berapa besar kamar yang diinginkan, letak kamar mandi, dapur, besar tangga dan seterusnya.

Tapi setelah diaplikasikan ke dalam desain, biasanya muncul banyak masalah. Misalnya luas kamar yang diinginkan ternyata menyita ruang lain. Letak kamar mandi yang kurang ventilasi sehingga berpotensi lembab. Posisi antarruangan yang dihalangi struktur bangunan.

Bahkan perumahan yang bentuknya standar berakhir dengan renovasi, karena tidak sesuai dengan kebutuhan pemilik rumah.

Jika untuk rumah saja manusia memerlukan arsitek, bagaimana bisa bersaing dengan arsitek utama kita yaitu Tuhan?


Di lain pihak, jika kita tidak melakukan desain pada anak, sementara di negara-negara lain yang tidak peduli masalah etis melahirkan bayi-bayi super, bagaimana generasi penerus kita bisa bersaing?

Jangan sampai kita bagaikan wortel-wortel lokal yang kurus dan tidak seragam yang harus bersaing dengan wortel impor yang besar-besar, manis, dengan warna cerah dan ukuran seragam yang sangat menarik hati pembeli.

Note : saya suka wortel lokal...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun