Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Orang Indonesia dengan Budaya Nusantara

20 September 2017   06:42 Diperbarui: 20 September 2017   06:49 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangga Menjadi Indonesia - http://wikimapia.org

Indonesia merupakan negara yang kaya akan adat istiadat. Budaya lokal yang melekat dari ratusan suku yang ada itu, tentu memberikan warna warni tersendiri bagi negeri ini. Banyak nilai yang bisa kita pelajari. Kita bisa belajar adat istiadat suku-suku lain. Menariknya, tidak ada satupun adat istiadat yang mengajarkan kebencian ataupun kekerasan. Semuanya mengajarkan saling menghormati, saling bertegur sapa, saling bertoleransi hingga saling empat sati dengan  yang lainnya. Karena memang begitulah adat istiadat masyarakat Indonesia. Apapun sukunya, apapun agamanya, apapun bahasanya tetap menjunjung tinggi budaya nusantara.

Dalam sebuah pidato, presiden Soekarno berkata, Kalau jadi orang hindu jangan jadi orang India, kalau jadi Islam jangan jadi orang Arab, kalau jadi Kristen jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan Adat dan Budaya Nusantara yang kaya raya ini". Ungkapan presiden Soekarno ini, menekankan kepada kita betapa pentingnya kita mengakui dan menjaga identitas, menjaga tradisi dan kebudayaan nusantara. Tidak perlu menjadi orang lain dengan mengikuti identitas orang lain cukup menjadi diri sendiri, menjadi orang Indonesia dan melestarikan adat dan kebudayaannya.

Jika kita renungkan pidato presiden Soekarno ini, masih sangat relevan dengan yang terjadi saat ini. Banyak orang belajar paham asal Arab Saudi, hanya ingin menjadi seorang muslim sejati. Akibatnya, paham-paham dari luar tersebut ternyata belum sepenuhnya tepat jika diterapkan di Indonesia. Paham khilafah misalnya. Bahkan di Arab Saudi sendiri pun tidak menerapkan paham ini. Kenapa sebagian orang di Indonesia masih berusaha keras ingin menerapkan sistem khilafah? Mari kita jadikan kewaspadaan bersama. Padahal, Indonesia sangat kaya akan budaya-budaya lokal yang jelas sangat sesuai dengan budaya Indonesia. Nilai-nilai budaya lokal itulah yang kemudian diadopsi dalam sila-sila Pancasila. 

Sekali lagi, jangan lupakan budaya lokal. Mari kita belajar sejarah ketika Wali Songo menyebarkan ajaran Islam ke tanah Jawa. Sunan Bonang melakukan pendekatan masyarakat lokal dengan pendekatan musik. Sunan Kalijaga juga melakukan pendekatan wayang. Artinya apa, Islam yang menjadai agama mayoritas di Indonesia ini pun, menggunakan pendekatan budaya lokal untuk bisa diterima masyarakat. Dan akulturasi keduanya telah melahirkan tradisi-tradisi baru. Bahkan, peninggalan bangunan yang menunjukkan adanya akulturasi ini bisa kita lihat hingga saat ini. Sekali lagi, itulah budaya nusantara. Budaya saling menghormati dan menghargai, bukan budaya saling membenci dan mencaci.

Dengan mempertahankan dan melestarikan budaya lokal, negeri ini akan tetap menjadi negeri yang toleran. Budaya lokal terbukti mampu menjadi benteng segala paham dan tindakan negatif. Budaya lokal juga terbukti mampu membuat masyarakat saling berinteraksi. KH Mustofa Bisri pernah mengatakan, "memperkokoh kearifan lokal sebagai pondasi pembangunan karakter bangsa". Sekali lagi, mari terus kita rawat budaya nusantara, yang tidak bisa kita temukan di negara lain. ingat, Kearifan lokal dalam budaya nusantara ini merupakan jati diri bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun