Mohon tunggu...
Rihad Wiranto
Rihad Wiranto Mohon Tunggu... Penulis - Saya penulis buku dan penulis konten media online dan cetak, youtuber, dan bisnis online.

Saat ini menjadi penulis buku dan konten media baik online maupun cetak. Berpengalaman sebagai wartawan di beberapa media seperti Warta Ekonomi, Tempo, Gatra, Jurnal Nasional, dan Cek and Ricek.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anda Yakin Guru Tetap Dibutuhkan di Era Teknologi?

22 November 2019   07:07 Diperbarui: 26 November 2019   07:39 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru di depan kelas (kompas/RIZA FATHONI)

Proses pembelajaran secara terbuka terbukti berjalan dengan baik. Mereka tidak perlu bertemu setiap hari antara guru dan siswa, tetapi proses transformasi ilmu bisa berlangsung.

Dalam menjalankan proses pengajaran ilmu, guru di kelas memiliki beberapa kelemahan mendasar. Pertama, ia hanya sanggup menghadapi beberapa puluh siswa. 

Bandingkan dengan aplikasi yang bisa melayani ribuan orang dalam waktu yang sama. Pada webinar yang umumnya sering dipakai dalam training bisnis, pakar berbicara di tempat yang terpisah dengan siswa. 

Singkatnya, dengan teknologi  guru harus beradaptasi. Peran sebagai sekadar penyalur ilmu  benar-benar mendapat tantangan berat dari mesin. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang tiada henti. 

Proses belajar juga bisa menggunakan teknologi yang lebih canggih misalnya dengan Virtual Reality. Dengan teknologi ini, siswa dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan (misalnya kelas atau laboratorium) yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment).

Intinya jika guru tak mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, maka mereka akan menjadi pemain cadangan di dunia pendidikan. Meminjam istilah di pertandingan sepakbola, selama pemain inti bisa main, mereka hanya duduk di pinggir lapangan. 

Dengan konsep aplikasi, setiap orang (komunitas) bisa menjadi guru. Seorang direktur bisa membuat konten berdasarkan pengalaman untuk mengisi aplikasi yang bisa ditonton ribuan siswa. 

Artinya peran "guru" tidak hanya dilakukan oleh guru yang berstatus resmi karena diangkat secara formal oleh negara (PNS) atau guru swasta (oleh yayasan). Siapa saja bisa menjadi guru. 

Dengan demikian, peran guru "resmi" di kelas/ sekolah akan tidak berguna jika melakukan tugas dengan gaya lama. Mereka harus berubah menjadi pengisi konten yang kreatif dan mengikuti zaman secara terus menerus.

Guru Pendidik

Guru salami anak (kompas.com)
Guru salami anak (kompas.com)
Fungsi guru sebagai pendidik, memiliki karakter berbeda dengan guru sebagai pengajar. Guru sebagai pendidik inilah yang tidak bisa digantikan mesin, setidaknya dalam waktu dekat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun