Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Laut Cina Selatan atau Laut Natuna Utara atau Laut Filipina Barat?

16 Juli 2017   14:29 Diperbarui: 16 Juli 2017   15:38 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang Laut China Selatan merupakan berita besar di kawasan ASEAN termasuk Indonesia dan Republik Rakyat Cina atau Tiongkok. Hampir semua media ASEAN terutama yang memiliki batas lautan langsung seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei, Indonesia dan Cina memberitakannya dan menempatkannya di posisi penting.

Apalagi setelah ditemukan cadangan minyak dan gas yang besar otomatis konflik kawasan semakin memanas. Terbaru Indonesia menerbitkan peta baru negara kesatuan republik Indonesia dengan mencantumkan nama Laut Natuna Utara sebagai ganti nama Laut Cina Selatan yang sudah akrab ditelinga dan mata kita selama bertahun-tahun lamanya.

Otomatis Cina melalui pemerintah dan medianya pun bereaksi keras dengan menyatakan bahwa penggantian nama itu tidak kondusif dan tidak memiliki pengaruh atas kepentingan Cina sehingga mereka akan pantang mundur tetap pertahankan nama lama.

Laut Cina Selatan

Dasar utama cina mempertahankan nama ini adalah sebuah buku panduan kuno ataupun cerita lisan yang sudah dipegang nelayan cina selama 600 tahun lamanya bahwa mereka sudah rutin mancing di kawasan tersebut sejak jaman nenek moyang. Kekuasaan Cina pada masa lalu memang besar terutama jaman kekaisaran mereka sudah dianggap raksasa timur atau asia sebanding dengan kekaisaran eropa terutama romawi di Barat serta kekaisaran Persia yang kemudian digantikan kekhalifahan Islam di Tengah.

 Armada laut cina pada masa lalu memang menggetarkan dunia karena mereka merupakan satu-satunya negara yang pada jaman dulu mampu membuat kapal jung raksasa yang mempu melakukan ekspedisi ke seluruh dunia. Secara tradisional armada laut Cina lebih bertujuan mengamankan bisnis dagang tanpa melakukan penjajahan langsung, ini yang membedakan dengan para penjajah Barat di masa lalu sehingga menimbulkan simpati dan persahabatan dengan penduduk lokal. 

Ingat cerita muhibah Laksamana Cheng Ho yang notabene adalah seorang muslim sehingga menunjukan kecerdikan kaisar Cina untuk melakukan hubungan dagang dengan kesultanan islam pada masa lalu di kepulauan nusantara. Jasa armada laut Cina selain menjaga hubungan dagang yang saling menguntungkan dengan kepulauan nusantara bahkan bertindak lebih jauh dengan menjadi mercenary alias tentara laut yang bisa dibujuk untuk mengamankan suatu kerajaan dari bajak laut membuat nenek moyang kita berhubungan baik dengan mereka.

Kelebihan Cina yang memang pandai mengambil hati para penguasa setempat dan penduduk pesisir memang jempolan sejak dulu kala. Beberapa hal ini yang menyebabkan nama Laut Cina Selatan menjadi awet dan diterima karena menggambarkan jalur dagang namun semua itu berubah ketika cadangan minyak dan gas ditemukan berbanding lurus dengan kebutuhan penduduk di negara sekitar kawasan semakin meningkat. 

Cina sendiri mempunyai modal besar mempertahankan klaimnya karena secara ekonomi dan militer sudah jadi raksasa ditambah lagi memiliki kuasa politik adidaya melalui jabatan tetap dewan keamanan PBB yang bisa sesuka hati melakukan VETO terhadap tindakan Internasional.

Laut Natuna Utara

Dasar utama Indonesia menggunakan nama ini sebagai bentuk tandingan atas klaim Laut Cina Selatan yang digunakan Cina dirasa semakin hari semakin kesini mencaplok kepulauan Natuna yang sejak lama menjadi milik NKRI. Jurus pamungkas Indonesia tentu saja menggunakan klaim masa lalu juga, siapa lagi kalau bukan Majapahit dan Sriwijaya yang menjadi dasar acuan sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun