Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Berkurban untuk Persatuan Negeri

30 Agustus 2017   06:26 Diperbarui: 30 Agustus 2017   06:54 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersolidaritas - http://baltyra.com

Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari ancaman terorisme. Densus 88 masih saja terus melakukan penangkapan terhadap masyarakat yang diduga menjadi jaringan terorisme. Kelompok teroris terus menebar teror, dengan dalih menegakkan ajaran agama. Mereka selalu berlindung dibalik agama, untuk menutupi segala perbuatan negatifnya. Ironisnya, hubungan antara manusia dengan manusia menjadi tidak harmonis, hanya karena dipengaruhi oleh paham radikalisme dan terorisme.

Tidak sedikit diantara mereka selalu berdalih bahwa teror yang dilakukan itu untuk menegakkan agama. Cara yang salah tersebut sebaiknya kita tinggalkan. Mari kita menegakkan agama dengan cara yang benar. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan cara mengurbankan sebagian harga kita pada hari raya kurban nanti. Mengurbankan harta dengan menyembelih hewan kurban, demi membantu masyarakat lain. Bagaimana hubungan kita dengan sesama manusia dan kita dengan Tuhan, akan teruji dalam tradisi berkurban ini. Bagaimana kita melihat masyarakat yang miskin? Apakah kita peduli, atau justru tidak peduli sama sekali. Ingat, anjuran berkurban ini juga dijelaskan dalam QS Al-Kautsar ayat 2, "maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."

Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, semestinya masyarakat kita bisa melakukan tradisi berkurban ini. Tidak hanya dikalangan elit politik, tapi juga hingga ke level masyarakat bawah. Semangat berkurban tidak hanya sebatas mampu membeli hewan kurban, tapi sejatinya merupakan semangat untuk meningkatkan kepedulian dan berbagi satu dengan yang lainnya. Semangat berkurban juga mampu merajut solidaritas dan persatuan dalam keberagaman Indonesia. Apalagi Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin.

Jika semangat berkurban ini bisa dilakukan dalam keseharian tentu akan menjadi hal yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena semua orang akan berebut untuk berbuat kebaikan. Semua orang berlomba-lomba untuk saling menolong. Bukan berlomba untuk menebar kebencian. Jika melihat yang terjadi saat ini, sangat minim sekali orang berlomba menebar pesan damai. Dunia maya telah dipenuhi kebencian. Dan tidak sedikit pula yang justru memprovokasi, untuk membuat kondisi semakin runyam. Ujaran kebencian ini berpotensi membuat kedamaian di negeri ini terganggu. Keberagaman menjadi persoalan, padahal negeri ini justru dibangun berdasarkan keberagaman itu sendiri.

Islam mengajarkan agar kita berlomba berbuat kebaikan. Tidak hanya kepada sesama muslim, tapi kepada seluruh umat manusia apapun agama dan latar belakangnya. Karena itulah, memperkuat dan meningkatkan solidaritas antar sesama menjadi sebuah keharusan. Dengan menjaga semangat hari raya kurban, secara tidak langsung akan memperkuat solidaritas antar masyarakat. Dan kalau semua ini bisa berjalan, maka persatuan dan kesatuan negeri ini akan senantiasa terjaga. Semuanya saling berbagi, saling bantu membantu dan saling meringankan satu dengan yang lainnya. Persatuan itulah yang kemudian sulit ditembus, oleh pihak-pihak yang tidak menghendaki negeri ini damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun