Mohon tunggu...
Reni Dwi Lestari
Reni Dwi Lestari Mohon Tunggu... -

MULIALAH BERSAMA TULISANMU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pro-Kontra Perlu Tidaknya Pendidikan Seks bagi Remaja

11 Maret 2019   10:09 Diperbarui: 2 Juli 2021   15:04 8882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga : Konsep Merdeka Belajar, Guru Wajib Berinovasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran

4. Para remaja secara psikologis ditandai oleh keadaan serba ingin tahu, ingin mengalami, ingin merasakan, dan seterusnya. Mereka kurang berpikir panjang, sebagai akibat posisi dirinya yang masih serba bebas, tanpa ikatan apa pun, belum ada beban, dan sebagainya. 

Dengan posisi psikologis yang demikian itu, mereka sering tidak berpikir panjang dan kurang memperhatikan akibat dari perbuatan yang dikerjakannya. Mereka baru menyadari apabila telah merasakan akibat buruk dan perbuatannya itu.

Untuk itu, berdasarkan alasan-alaan di atas, maka sebaiknya pendidikan seks tidak diberikan kepada remaja.

Solusi yang Dapat Ditawarkan

Menghadapi  pro dan kontra mengenai penting tidaknya pendidikan seks bagi kalangan remaja, untuk itu kita dapat merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah sebagai penyelesaiannya.

Pertama, bahwa Al-Qur'an dan Sunnah dengan tegas menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan biologis (syahwat), yaitu dorongan yang kuuat terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan kenikmatan badaniah seperti kebutuhan terhadap bersetubuh, makan, minum, pakaian, harta benda, dan lain sebagainya. 

Namun, semua dorongan ini harus berada dalam bingkai moral dan etika yang luhur. Dalam Al-Qur'an, masalah seksual merupakan salah satu bukti kekuasaan Tuan. (QS. Ar-Rum:21). 

Dorongan seksual tersebut diciptakan oleh Tuhan dan diletakkan dalam diri manusia untuk dipertanggungjawabkan dan disalurkan sesuai petunjuknya. 

Dorongan rasa cinta yang diletakkan Tuhan dalam diri manusia itu demikian kuat dan menjadi dorongan bagi manusia unutk mau rela berkorban apa saja. Semua hal yang membutuhkan pengorbanan ini timbul dari rasa cinta.

Baca juga : Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun