Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Dosen - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital Lecturer Guru SMP Al AKHYAR

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siswa Membunuh Guru, Revolusi Total Cara Didik Anak Anda

6 Februari 2018   06:22 Diperbarui: 6 Februari 2018   14:48 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masa Kecil adalah masa bermain (Fotolia.com)

Kebrutalan siswa salah satu sekolah negeri di Sampang membuat semua orang di negeri ini menoleh,dan sibuk mewacanakan kiri kanan. Bahkan beritanya disebarkan secara viral disertai komentar pedas, menghujat bahkan mengancam tanpa kita pernah kenal siapa anak itu. Apa motifnya hingga mengapa ia tega menghabisi guru yang mendidiknya tanpa kenal lelah bak sangsak tinju.

Itulah kita bangsa ini mayoritas hobi berwacana dan memviralkan sesuatu. Mau contoh nyata, ? Taruhlah ada sebuah kecelakaan yang terjadi apa pertama kali dilakukan memviralkan. Melihat kejelekan di depan kita seolah-olah itu sumber wacana hot untuk bergosip ria. Hentikan semua itu mari kita melihat sesuatu itu lebih jernih dan mata terbuka.

Kembali kepada sikap mental si anak hingga kenapa dia berprilaku seperti itu. Nampaknya hanya sebuah fenomena gunung es yang siap meledak. Dan tidak lama akan muncul terus menerus kejahatan yang sama dengan prilaku berbeda-beda. 

Banyak hal yang perlu dievaluasi disini utamanya system pendidikan kita yang lebih sering hanya sebagai tempat mentransfer ilmu pengetahuan saja tidak lebih. Mental anak tidak dilatih untuk siap dan berfikir secara kritis dan mandiri kebanyakan hanya tergantung pada kemauan orang tua.

Padahal setiap anak yang lahir ke dunia itu suci kitalah yang membentuknya untuk menjadi seperti apa anak kelak ketika dewasa. Usia golden era seorang anak pada usia 0-7 tahun disinilah periode penting membentuk kepribadian anak ketika dewasa kelak. 

Disinilah anak untuk diajar berempati. Mengasuh anak jangan gampang mengikut tren yang sedang berkembang. Seolah-olah makin cepat anak sekolah makin bagus seperti curi start kampanye. Semakin cepat kandidat mempopulerkan diri, maka keterpilihan juga akan menjadi jaminan.

Saya kira tidak sesederahana itu. Pada periode ini adalah periode emas seorang anak hal yang paling penting adalah bagaimana kedekatan orang tua kepada anak terjalin lebih erat dan manis. 

Biarkan sang anak bereksplorasi dengan bagian-bagian tubuh anda, mau ayahnya menggendong, ajak bermain peran hingga dalam jadikan tubuh anda seperti ayunan alam. Sentuhan fisik dan kenangan indah masa kecil ini akan jelas terekam dalam memori mereka kelak ketika dewasa.

Tentu saja hal ini membuat tingkah pola mereka akan segan dan menghormati orang yang lebih tua apatah lagi gurunya sendiri. Orang tua jangan sibuk sendiri dengan pekerjaannya, bahkan dengan tega merampas masa-masa bermain indah anak-anak dengan memberikan les, sekolah di usia dini dengan harapan anaknya untuk bekal skill di masa depan.

Tahukah anda mengapa kini banyak orang dewasa bertingkah ke kanak-kanakan. Jawabannya karena mereka tidak bahagia di masa kecilnya dan mereka mau mengulang hal itu namun apa tah daya usia tak bisa diputar mundur. Bahkan Gusdur pernah mengatakan yang suka berkelahi di rapat-rapat itu bagaikan wakil rakyat bak anak tk.

Apalagi lebih parah tidak ingin anak nya merepotkan dan menganggu kesibukan kerja anaknya malah di kasi gadget. Ingat pemberian gadget pada anak menyebabkan ia kehilangan orientasi waktu alias waktunya tersita berjam-jam memolototi layar gadget. Ia kira masih siang karena gadget yang digunakan masih menyala terang tau-tau sudah malam dan bisa lupa segala galanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun