Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo, Pintu Lain Rothschild Kuasai Tambang di Indonesia

31 Maret 2014   22:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 9478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sangka, di belakang tokoh yang gembar-gembor mengusung ekonomi kerakyatan bernama Prabowo Subianto, calon presiden RI dari Partai Gerindra (apabila kuota Presidential Threshold memenuhi), ada kepentingan keluarga Rothschild untuk tujuan penguasan tambang-tambang di Indonesia.

Bagaimana bisa? Bukankah Rothschild selalu mengedepankan kebebasan pasar, investasi asing dan pemangkasan kekuasaan negara atas capital?

Ketika saya ke melancong ke Bali akhir tahun 2013, seorang teman dari Amerika Serikat, beliau bekerja bersama George Friedman dalam lembaga bernama Strategic Forecast atau yang lebih dikenal sebagai Stratfor.

Beliau katakan, para global bankers (termasuk Rothschild) menerapkan pola kebebasan pasar untuk menaklukkan negara-negara Barat. Alasannya, karena Barat adalah tempat mereka berasal, para global bankers itu, sehingga siapapun yang menduduki kekuasaan jangan sampai menghalangi kompetisi para pemilik modal.

Perlakuan berbeda diterapkan pada negara-negara Timur, khususnya yang pernah dekat dengan ideologi Kiri atau Komunisme. Mereka, para global bankers itu belajar pada kasus Rusia. Barat berhasil mendemokratisasi Uni Soviet, memecah belah negara-negara di dalamnya, tetapi mereka tidak mampu memenangkan sepenuhnya kompetisi di kawasan eks-Uni Soviet.

Kenapa?

Karena dengan mendemokratisasi dan memberikan kebebasan pasar, maka kekuatan modal pribumi juga memiliki kesempatan yang sama untuk berkompetisi dan berkongsi dagang, sehingga pada akhirnya penguasaan penuh tidak dapat dilakukan.

Di sisi lain, pada negara-negara eks-komunis atau yang terpengaruh pada ideologi kiri seperti Indonesia, terdapat karakter yang mendorong wacana nasionalisasi atau wacana yang menolak produk-produk asing. Khususnya ketika senjang ekonomi masyarakat sudah semakin jauh.

Kapitalis Barat juga belajar dari beberapa negara Amerika Latin yang berhasil menasionalisasi sejumlah aset-aset Barat yang berarti kerugian maha besar bagi para Global Bankers.

Belajar dari kasus Uni Soviet dan Amerika Latin, para global bankers melihat perlunya dilakukan adaptasi terhadap pola untuk penguasaan negara-negara berkarakter kiri tersebut. Solusinya adalah, perlunya mengunci industri pada kekuasaan negara dan investasi asing dibuka secara selektif.

Apa artinya ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun