Sumber Gambar: www.minnpost.com
Artikel yang saya tulis kali ini TIDAK berdasarkan teori para pakar media sosial, tidak pula berdasarkan teori para ahli psikologi. Artikel ini hanya berisi analisis saya dalam kapasitas saya sebagai orang awam yang pernah menggunakan media sosial beberapa tahun yang lalu. Sumber data artikel ini diambil dari diri saya sendiri, apa yang saya rasakan, serta apa yang saya ketahui.
Beberapa waktu terakhir ini saya sering ditanya oleh teman-teman saya yang berasal dari golongan interaksi sosial saya di dunia nyata. Salah empat-nya :
Teman 1 : “Kamu punya fb ga? Add aku dong.”
Saya : “Fb-ku ya yang dulu itu, yang sudah lama aku de-aktifkan itu.”
Teman 1 : “Aktifin lagi napa? Biar kita bisa ngobrol lagi, silaturrahmi lagi.”
Saya : “Lha ini kita ‘kan sudah ngobrol. Sudah silaturrahmi ‘kan?”
Teman 2 : “Akun twittermu apa namanya?”
Saya : “Gak punya.”
Teman 2 : “Aduh. Gimana sih kamu? Kita bisa follow memfollow orang lho. Masak jaman gini kagak punya twitter. Gak asik ah dirimu.”