Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahaya Memukul Anak

7 Desember 2015   17:54 Diperbarui: 8 Desember 2015   12:25 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi-Jangan Memukul Anak (Shutterstock)"][/caption]Orang tua akan bahagia jika anak-anaknya bertumbuh menjadi putra-putri yang manis, penurut, dan memiliki perilaku yang terpuji dan menyenangkan. Namun, tidak jarang terjadi anak bertumbuh tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti suka memukul, berbohong, memberontak, bahkan mencuri. Orang tua kebingungan melihat anaknya yang tidak bisa berubah padahal sudah dinasihati beberapa kali. Akhirnya, papa dan mama tidak bisa lagi berpikir dengan jernih kemudian mulai terpancing amarahnya sehingga anak dibentak, dimarahi habis-habisan, dan dipukul.

Saya sudah sering menyampaikan di artikel sebelumnya kalau bapak mendidik saya dengan penuh kasih sayang dan tanpa kekerasan. Namun, kenyataannya masa kecil saya penuh dengan tingkah laku yang dianggap banyak orang orang sebagai kenakalan. Saya pernah menjajankan uang sekolah, mencuri, memukul adik-adik, dan sering berbohong pada orang tua. Orang tua dahulu banyak yang beranggapan kalau memukul anak adalah cara yang efektif untuk membuatnya berubah. Mungkin demikianlah alasan mama sehingga beliau memukul saya jika dianggap nakal. Apakah saya jera mencuri?

Ya, betul saya jera mencuri uang mama dan bapak karena saya takut dipukul lagi. Tetapi bukan berarti saya berhenti mencuri. Saya yang tadinya mencuri uang orang tua kini beralih mencuri di swalayan bahkan menjajankan uang sekolah!

Jadi, jika anak dipukul mungkin dia akan menuruti harapan orang tua untuk tidak mencuri uang papa mama lagi. Tetapi, karena perubahan yang terjadi tidak berangkat dari kesadaran namun dari ketakutan, maka kenakalan tidak berhenti tetapi beralih ke dalam bentuk yang lain.

Selain itu apa dampak pukulan yang diberikan pada saya? Otak saya yang masih belum berkembang sempurna itu menangkap kalau anak nakal boleh dipukul. Jadi, kalau menurut pandangan saya adik-adik nakal pasti akan saya pukul. Orang tua saya marah karena saya memukul adik. Saya bingung, bukankah memukul adalah cara untuk mengatasi kenakalan? Lalu mengapa saya tidak boleh memukul? Anak yang dibesarkan dengan pukulan akan belajar bahwa memukul adik dan teman sebaya bukanlah tindakan yang salah.

Apabila orang tua terbiasa memukul, maka anak akan belajar untuk menganiaya orang lain sebagai balasan pelampiasannya.


Memarahi atau memukul anak adalah pelampiasan yang bisa memuaskan hati orang tua tetapi tidak akan pernah membuat anak berubah. Anak bukan robot yang akan langsung patuh terhadap perintah yang diberikan. Anak butuh alasan rasional mengapa dia tidak boleh mencuri atau memukul. Sama seperti melarang anak menonton TV terlalu dekat, anak tidak akan menurut jika tidak paham alasannya. Bila anak mencuri pahamilah alasan mengapa dia demikian.

Apa yang dia cari? Saya dulu sangat menginginkan majalah anak-anak karena banyak dongeng di dalamnya dan saya sangat suka membaca dongeng. Namun, saya mungkin belum terlalu mampu mengungkapkan keinginan hati pada orang tua. Anak-anak yang dianggap nakal perlu ‘diobati’ dengan kesabaran dan pengertian bukan dengan kekerasan.

Sebaiknya mereka diajari mengapa mencuri dilarang. Sampaikan kalau mencuri adalah perbuatan yang tidak baik karena membuat hati orang tua bersedih. Beritahukan juga kalau anak mencuri akan dijauhi orang bahkan bisa ditangkap oleh polisi dan dimasukkan ke dalam penjara. Selama permintaan anak positif dan orang tua sanggup memenuhi sebaiknya keinginannya dituruti.

Anak yang sedang berkembang hendaklah dididik dengan cara berpikir rasional dan didekatkan kepada Tuhan. Anak-anak bertingkah selayaknya anak-anak. Orang tua sebaiknya mengembangkan sikap pengertian dan membimbing kreativitas mereka ke arah yang benar. Peran aktif orang tua sangat diperlukan pada fase ini agar anak tidak bertumbuh sekehendak hatinya.

Anak berbuat nakal karena dia tidak paham kalau yang dia lakukan itu salah dan berakibat fatal. Tugas kita sebagai orang tua membimbing anak tanpa menyakiti perasaannya karena anak yang dibesarkan dalam kasih, jiwanya akan sehat dan menjadi pembawa damai di lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun