Mohon tunggu...
Muhamad Arief
Muhamad Arief Mohon Tunggu... -

mahasiswa yang sedang berusaha jadi tukang foto, tukang bikin kopi, tukang bikin puisi, tukang bikin cerpen dan tukang bikin film..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemerdekaan Lahir dari Cinta

17 Agustus 2017   19:26 Diperbarui: 17 Agustus 2017   19:35 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejatinya, kemerdekaan itu tercipta karena keinginan hati para pendahulu, yang memikirkan masa depan anak cucunya agar tidak merasakan pedih seperti yang mereka rasakan. Sejatinya, kemerdekaan adalah pemberian dari seorang ayah kepada anaknya, dari seorang kakek kepada cucunya. Tanpa pamrih dan tersenyum tulus dalam nuansa bahagia.

Secara tidak langsung, kemerdekaan adalah wasiat sekaligus menjadi modal agar negara ini bisa hidup lebih baik di kemudian hari. Secara bersamaan, kita diberikan hak serta kewajiban untuk menikmati negara ini dan memperjuangkannya di mata negara-negara lain, juga di mata dunia. Carut-marut dan berbgai macam kealpaan pada masa negara ini baru berdiri adalah tanggung jawab para penerusnya, tanggung jwaba kita untuk membereskan dan membenarkannya. Semangat dan impian para pejuang adalah pekerjaan yang harus kita wujudkan pada hari ini. Karena setiap mimpi dan cita-cita itu harus diperjuangkan sampai dia terwujud atau menemukan orang yang bisa mewujudkannya.

Hari ini, negara ini sedang disabotase oleh sekelompok para pendusta. Mereka yang hari ini terlanjur mewarisi darah dari watak para penjajah, yang selalu menginginkan menjadi penguasa tunggal dan memonopoli secara semena-mena negri ini. Tidak kah kalian yang mengaku orang baik tidak khawatir? Tidak kah kalian yang mengakui negara ini sebagai rumah merasa gusar?

Atas pemberian dari ayah-ayahku, juga pemberian dari kakek-kakekku, yang telah memberikan kita hidup seperti yang kita miliki hari ini. Aku memangil para kakek, para ayah, dan para pemuda yang kelak akan menjadi sorang ayah untuk berjuang memberikan kehidupan yang lebih baik dari apa yang kita nikmati kepada anak cucu  kita di masa depan. Karena kemerdekaan kita masih belum cukup, karena anak cucu kita harus lebih merdeka dari ini, karena mimpi para pendahulu kita belum semua terwujud, karena kita punya mimpi-mimpi baru atas negri ini, karena Indonesia merdeka adalah mimpi yang selalu layak diperjuangkan.

Sudah saatnya bagi orang-orang baik yang peduli menunjukan dirinya. Sudah saatnya orang-orang baik tidak takut mengungkapkan kebenaran. Sudah saatnya orang-orang peduli mengurung diri dan pura-pura berdiam diri. Hari ini sudah waktunya untuk kita memperjuangkan mimpi-mimpi negri ini. Agar anak cucu kita tak terbebani dengan pekerjaan kita yang tidak usai. Agar anak cucu kita tidak terbebani dengan kerusakan yang kita perbuat. Agar anak cucu kita bisa memperjuangkan mimpinya secara leluasa.

Aku percaya, sang waktu bukanlah hitungan matematis, tapi perubahan berari yang terjadi pada diri. Mari kita lanjutkan perjuangan, mari kita rayakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Karena kemerdekaan terlahir dari rasa cinta setiap manusia, dan diperuntukan untuk setiap manusia. Selamat ulang tahun negriku, semoga mimpi-mimpimu terwujud..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun