Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menghidupkan Jalur KA Mati, Menyingkirkan Mereka yang Tak Beruntung

18 September 2018   10:36 Diperbarui: 18 September 2018   18:34 2713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara mendirikan di lahan milik PT KAI mereka hanya menyewa dengan uang sewa yang relatif tidak memberatkan, yakni Rp 500 ribu per tahun.

Karena itu, ketika dihadapkan pada pilihan harus meninggalkan rumahnya sekarang, mereka bingung bukan kepalang. Mereka, benar, harus menata ulang rencana kehidupannya.

Rel ditelan bangunan/dokpri
Rel ditelan bangunan/dokpri
Seratus unit lebih

Jalur rel KA Cibatu-Cikajang merupakan salah satu jalur KA yang ada di wilayah Jawa Barat, dan lama tak berfungsi.

Selain jalur tersebut, ada juga jalur Kota Banjar-Kalipucang, Pangandaran, serta jalur Rancaekek-Tanjungsari, Sumedang.

Khusus di kawasan Kampung Leuwidaun yang merupakan bagian dari jalur KA Cibatu-Cikajang, sekarang sudah berubah jadi rumah penduduk. Rumah yang berdirinya pun bukan satu-dua unit, tapi lebih dari 100 unit, dengan berbagai ukuran dan bentuk.

Ate menjelaskan, ketika rel itu tidak berfungsi sejak tahun 1983, tak banyak warga yang berminat membangun rumah di sepanjang rel.

Namun seiring berjalannya waktu, warga banyak yang mulai tertarik mendirikan rumah, dengan menggunakan sistem sewa. Walhasil, jumlah rumah di sepanjang rel itu sekarang lebih dari seratus unit.

Menurut Ate, salahsatu yang menyebabkan warga banyak yang mendirikan bangunan di kampung itu khususnya di sekitar jembatan Cimanuk, karena prosesnya mudah dan akses ke pusat kota cukup dekat. Selain itu, karena sewanya murah.

"Sewa lahannya kepada PT KAI, Rp 500.000 per tahun untuk durasi puluhan tahun," kata Ate.

Berdasarkan pengamatan penulis, sebagian rel kareta api itu sekarang masih utuh, berikut bantalannya. Rel bajanya pun tampak masih kokoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun