Sejak saya (dulu) masih bekerja di sebuah perusahaan-dan saya menjadi seorang administrasi dan juga menjadi office boy saya selalu bekerja sesuai dengan profesionalisme bagi para pekerja pada umumnya. Walaupun saya bekerja dengan double job dengan mendapatkan salary yang cukup kecil setiap bulannya. Tapi itu bukan masalah bagi saya-hingga akhirnya saya mengundurkan diri.
Namun yang menjadi masalah di sini, saya merasa terdzalimi oleh sikap si bossy yang sering kali memperolok-olok dan mengkritik saya tanpa sebab yang pasti. Entah, apa pun saya kerjakan dimatanya pasti saya selalu dipandang salah. Bukan itu saja saya sering mendapatakan kritikan yang membuat "down" diri saya. Akhirnya saya berpikir kalau saya tiap hari di perlakukan seperti ini-sebagai manusiawi rasanya ingin "memusnahkan" orang semacam seperti itu di muka bumi.
Hingga saya teringat pada masa-masa kuliah saat OSPEK. Dimana saya sering dengar dari kakak kelas (baca: senior) saya bilang," senior selalu benar...! Boleh jadi itu benar, meski berbeda pada posisi sebagai peserta atau bawahan tapi pastinya akan berontak. Memang sulit untuk menjelaskan seseorang mudah disukai orang lain termasuk si bossy dan si senior tadi. Dilain pihak cukup mudah bagi kita untuk mengetahui seseorang tidak disukai oleh orang lain disekitarnya. Dibawah ini ini saya akan menunjukan tipe kepribadian negatif yang selalu timbul kepada saja yang menjadi penyandangnya. Celakanya sampai pada batas-batas tertentu, semua ternyata sama-sama kita memiliiki sifat seperti itu.
1. Pengkritik
Dunia ini benar-benar penuh dengan orang-orang yang hobinya mengkritik. Anda mau tidak mau harus menerima keberadaan mereka. Bahkan Anda sendiri mau membayar mereka untuk menujukan film apa yang harus Anda tonton, buku mana saja yang harus dibaca, dan tempat shoping mana yang harus dikunjungi.
Pengkritik professional dan konstruktif memang bisa memberikan pelayanan yang berharga. Saya juga tidak menyesali keberadaan mereka, namun kalau tidak memanfaatkan kekuatan atau pengaruh mereka untuk mengeksploitir orang lain! Itu baru saya setuju, tapi kalau seperti itu juga tindakannya. Maaf saja perlu diwaspadai.
Pengkritik yang sering Anda jumpai adalah pengkritik yang berdiri di setiap sudut jalan, di setiap kantor dan juga di rumah. Berbeda dari para pendapat negatif terhadap segala hal baik itu menyangkut sesuatu yang ingin Anda dengar atau tidak. Pengkritik seperti ini sering merasa serba tahu dan paling pintar. Mereka mengumbar kritik, tidak peduli apakah orang yang mendengannya sesungguh mau mendengarkan atau tidak
Sebagaimana telah saya uraikan sebelumnya, hampir semua pengkritik pada dasarnya adalah orang-orang yang mengalami frustasi dihantui oleh rasa takut terhadap kegalalan. Karena dalam menilai diri sendiri hasilnya serba getir maka mereka sengaja meluangkan waktunya untuk melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dan berkesempatan untuk memetik kepuasaan karena telah memberikan "pandangan yang amat brilian terhadap kejelekan dunia dan kesalahan orang lain." Brendan Behan mengatakan dengan tepat," Para pengkritik adalah seperti pria yang di-kebiri oleh sang harem-nya. Mereka merasa tahu bagaimana cara melakukan sesuatu, merasa melihat segala hal yang perlu dikerjakan, tetapi mereka tidak mampu berbuat apa-apa. Cepat atau lambat Anda pasti akan muak terhadap pengkrtik dan menginginkan mereka untuk segera menyingkir. Biasanya mereka akan sakit hati dan bersiap-siap melemparkan kesalahan kepada Anda, begitu ada sesuatu yang tidak beres. Mereka merasa layak mendapatkan perlakuan yang lebih baik, karena mereka merasa berniat membantu Anda!
Yang terakhir sebelum melancarkan kritik kepada orang lain, pastikanlah bahwa perilaku Anda sendiri sudah benar. Louis Nizer sang penulis pernah menulis peringatan yang baik kepada semua, antara lain berbunyi," Apabila seseorang mengarahkan jari telunjuknya kepada orang lain, perlu diingat bahwa keempat jarinya yang lain justru mengarah kepada dirinya sendiri." Seperti pepatah lama yang sering Anda dengar, "Senjata Makan Tuan." Jadi berhati-hatilah menunjuk seseorang dengan kritikan sebelum Anda berkaca diri!
2. Si Agresif
Orang-orang yang agresif cenderung mengejar pemenuhan suatu tujuan bagaikan seekor badak liar yang-maaf-nafsu birahinya-meluap- luap. Seperti penganjur falsafah Lombardi yang familiar yaitu," Kemenangan bukan segal-galanya di dunia, melainkan 'satu-satunya' hal penting di dunia ini." Mereka begitu mudah meng-identifikasikan dirinya sebagai pahlawan seperti Teddy Roosevelt, Jenderal George Patton dan tokoh-tokoh terkenal lainnya yang bersikap "tidak seorang pun akan mampu melebihi saya."