Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Isu PKI dan Hantu Abadi dalam Politik Indonesia

19 September 2017   08:12 Diperbarui: 19 September 2017   15:09 8789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ; http://ypkp1965.org

Konon, hantu tak pernah mati. Bagaimana bisa mati kalau kelahiran hantu dari kematian itu sendiri? Konon pula, hantu itu tak punya wujud pasti, selalu berubah, dan yang pasti menyeramkan. Hanya orang-orang tertentu yang punya kelebihan kekuatan supranatural saja yang bisa melihat hantu. Orang tersebut disebut "orang pintar". Sementara orang awam tidak pernah bisa melihat hantu kecuali pada situasi tertentu atau lagi "beruntung". Lalu, apakah orang awam ini disebut "orang bodoh"? Entahlah, rasanya tak pernah tersemat awam jadi "orang bodoh" hanya karena tak bisa melihat hantu.

Orang pintar menggambarkan hantu sebagai mahluk yang menyeramkan yang suka tinggal di kegelapan, tempat sepi dan lembab, atau tempat kematian (kuburan). Tersebab hal tersebut, orang awam dibuat menjadi takut, sementara orang pintar tak pernah takut hantu. Mereka bahkan bisa mengendalikan hantu yang paling seram sekalipun.

Dalam kehidupan, di kelompok orang awam ada orang tua/tetua atau orang bijak. Para orang tua bijak masa kini sering mengajarkan anak-anak bahwa hantu itu tidak ada. Tujuan mengajarkannya agar anak-anak tidak takut, misalnya tidak takut ke kamar mandi sendiri bila terbangun tengah malam. Tidak takut pada kegelapan dan tempat sepi. Tidak takut pada kuburan. 

Mereka harus berani dan percaya diri, di samping itu percaya bahwa ada yang lebih berkuasa dan melindungi yakni Tuhan. Kalau percaya Tuhan, jangan percaya adanya Hantu. 

sumber gambar : anehtapinyata.net
sumber gambar : anehtapinyata.net
Zaman Sekarang dan Hilangnya Mitos

Berbeda dengan paham pemikiran zaman dulu. Para orang pintar--yang jumlahnya tidak banyak--menciptakan mitos (mithe) bagi masyarakatnya. Sifat mitos adalah tidak rasional (irasional) dan harus dipercayai masyarakat secara "taken for granted" atau kira-kira bisa diartikan "Pokoknya percaya dan jangan banyak tanya. Terima saja".

Hantu adalah bagian dari mitos tersebut. Kehidupan masyarakat pun diwarnai banyak mitos. Pada masa itu mitos diciptakan untuk menjaga tertibnya kehidupan suatu kelompok masyarakat. Setiap kelompok masyarakat (komunitas suku/adat) memiliki mitos yang tidak sama satu dengan lainnya, namun tak terpungkiri ada pula sejumlah kesamaannya. 

Mitos merupakan rambu-rambu untuk manusia bermasyarakat pada masa lalu agar setiap orang dalam suatu kelompok masyarakat tidak bertindak semena-mena yang merugikan sesama warga dalam kelompoknya. Selain itu tak merugikan alam lingkungan sebagai penyangga utama sumber-sumber kehidupan mereka. Intinya bahwa mitos diciptakan agar kehidupan mereka menjadi aman dan selaras dengan alam. 

Zaman kini banyak mitos masa lalu yang tak lagi berlaku. Mitos itu banyak yang punah. Kini masyarakat sudah biasa dan bisa berpikir rasional, terbuka dan kritis. Sumber informasi tersedia sangat berlimpah sebagai referensi mereka untuk membandingkan (comparative), mendapatkan atau memberi nilai tambah (integralistic), dan menjadikannya pemikiran yang lebih lengkap lagi (comprehensive)

Orang pintar sekalipun tak lagi jadi "dewa" yang tidak bisa dibantah penjelasannya bila tidak rasional. Segala hal dipikirkan orang awam dengan bukti/ daya empiris, cara analitik dan adanya penjelasan sebab-akibat secara jelas. 

Sumber gambar ; merdeka.com
Sumber gambar ; merdeka.com
Isu PKI sebagai Mithos Hantu Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun