Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Kedua, Ajang Klarifikasi, dan Pemaknaan Aktivitas di Kompasiana

10 Oktober 2016   10:21 Diperbarui: 10 Oktober 2016   10:30 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Profesor Pebrianov mengatakan, Mas Susy mulai jadi emak-emak, katanya, maaf pada emak-emak ini bukan dalam maksud untuk mendeskriditkan emak-emak, jika iya silakan pasangkan celana kepada Profesor Peb. Kisah ini ada di dunia kedua Profesor. Mengapa keluar pernyataan itu, karena saya membuat artikel tentang kompasianer lain. Ha..ha...

Belajar banyak dari dunia kedua, yang real dan faktual. Tanpa mengurangi penghormatan saya atas kinerja panitia, dan admin, serta pribadi-pribadi yang ada, tanpa menyebut nama selain Profesor satu itu.

Pertama, bukan berapa banyak sumur yang kau gali, tetapi seberapa banyak air yang kau dapat. Berkaitan dengan kualitas dari pada kuantitas. Pandangan yang bijak dan baik untuk direnungkan dan diaplikasikan tentunya. Bahwa bisa saja orang lain akan memilih mengatakan karena berlatih dan perlu sering mengasahnya. Tidak ada yang salah namanya sharing, namun tentu ada yang lebih tepat, dan itu bisa ditemukan sendiri-sendiri bersama pengalamannya.

Kedua, target pribadi bisa saja direvisi sesuai dengan semangat memberikan yang terbaik bagi rekan dan kehidupan serta aktivitas bersama. Hal yang mendalam dan patut untuk direnungkan dan bagaimana menemukan yang terbaik bagi diri sendiri.

Ketiga, berdiskusi, berdialog, dan bertukar pikiran dengan orang yang beraneka usia ternyata membawa hal yang berbeda. Jika usia sama, ternyata pola pikir dan hasil masih identik. Penemuan baru ada dari umur yang berbeda. Itu sangat memperkaya.

Keempat, dunia kedua memberikan sarana dan kesempatan untuk saling berbagi ilmu, trik, dan tip untuk bisa bersharing dan konekting dengan lebih baik. Hal ini bisa disarikan dan dibagikan oleh pelaku sendiri yang mengalami bagaimana itu semua. Bukan berarti dunia pertama salah, bukan.

Kelima, memberikan semangat dan kesempatan untuk lebih menggali kemampuan dengan mencontoh pengalaman rekan yang lebih berpengalaman, seperti menerbitkan buku, cara menjawab komentar, atau cara menjaga konsistensi. Dari kita untuk kita, bahwa ada yang profesional di sana, itu jauh  baik dan memberikan warna yang lebih.

Keenam, K adalah jurnalis warga yang keberadaannya sangat beragam. Keberagaman itu kekuatannya. Bagaimana dibangun dan diperkokoh ada di tangan para pecinta tulisan ala K ini.

Ketujuh, bahwa ada perbedaan dan perselisihan adalah dinamika hidup bersama. Pasutri yang dilandasi cinta saja bisa bertengkar apalagi ini yang bermacam-macam karakternya. Satu yang mendasari persaudaraan.

Kedelapan, label, peringkat, dan juara ini itu adalah bonus, tambahan, bukan yang esensial dan mendasar, jika targetnya adalah itu, ya bisa mmebuat frustasi, iri hati, dan merana sendiri. Memang ada orang membeli karena tertarik hadiahnya, ini juga tidak salah, namun tentu perlu direnungkan kembali. Kan mottonya berbagi dan berkaitan, bukan untuk NT, HL, hlt, nomine, atau hijau dan biru, memang balon, kan bukan.

Dunia kedua lebih menarik mungkin karena sejak awal sudah berpikir untuk berjumpa dengan pribadi-pribadi tertentu dengan berbagai alasan. Ada yang mau oleh-oleh, mau klarifikasi, atau Cuma bercanda bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun