Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Angka Mistis Kesukaan SBY

3 Maret 2018   05:20 Diperbarui: 4 Maret 2018   22:54 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: instagram.com/aniyudhoyono

Angka mistis SBY dari 9 ke 14, presiden, pendiri dan pemilik Demokrat ini sangat suka akan mistis angka. Dulu paling senang dengan angka 9, karena tanggal dan bulan kelahirannya kalau tidak salah. Tidak heran kalau ada apa-apa dengan Demokrat atau negara, memberikan 9 instruksi, 9 apa lagi, pokoknya ada sembilannya. Kemarin, sebelum pengundian nomor peserta pemilu, beliau ingin dapat angka keberuntungan beliau, 9, namun keluar malah 14. Di mana beliau turun jabatan juga pada tahun 2014.

Berkaitan dengan 14 ini, ada dua kisah yang tampaknya sangat berarti buat beliau dan keluarga. Pertama foto hasil dari Ibu Ani yang memotret gunung dengan adanya jajaran awan yang beliau tafsirkan dengan 14, di mana Demokrat akan berkibar. Tapi tampaknya, kalau yang ini berlebihan, tidak ada mirip-miripnya juga konfigurasi awan itu, pandangan saya lho ya.

Kedua, ada seorang kader yang membagikan silsilah 14 keturunan dari Raja Majapahit. Tidak hendak berbicara benar atau salah, atau yang lain. Namun mengapa harus begitu "heboh" dan mengaitkan banyak hal dengan angka 14-nya, hingga ada awan, ataupun silsilah segala. Atau takut karena tahun 2014 turun dari kursi presiden? Lha kalau dapat angka 10 apa silsilahnya juga akan berganti? Atau tahu mendatang jika pemilu lagi ada nomer, bagaimana dengan silsilah ini?

Simbol, lambang, dan pertanda memang sangat alamiah, natural, apalagi bagi orang Timur. Namun apakah harus othak athik gathuk demi kepentingan sesaat, pemilu lagi? Sebenarnya jauh lebih bermanfaat, bermartabat, dan elegan bagi Demokrat daripada hanya berkutat dengan angka pengin 9 dapat 14 seperti ini, yakni membangun citra Demokrat..

Demokrat suka atau tidak susah lepas dari dua hal. Pertama, nama Pak SBY dan kedua, korupsi. Jika dua-duanya gagal diantisipasi, sayonara Demokrat mendatang. Nama Pak SBY, sebagai partai modern, namanya saja Demokrat, namun sangat kental, lekat, dan begitu erat dengan nama diri. 

Sudah luntur Demokratnya. Korupsi, jelas paling parah memporak-porandakan Demokrat. Usai jajaran elit mulai Anas, ketum, Angie, wakil sekjen, Nazar bendahara umum, berderet kadernya, ada Andi Malarangeng sebagai menteri aktif yang digelandang KPK, dari dewan ada almarhum Sutan Batugana, dan masih banyak lagi. Yang divonis, disebut dan belum diapa-apakan, atau masih saja selalu nyaring disebut sana-sini, seperti Ibas, Marzuki Ali, dan banyak lagi kasus yang menjerat lingkaran utama Demokrat.

Melepaskan dua hal tersebut jauh lebih penting, jadi bisa menjadi partai modern, menjanjikan, dan bermartabat tanpa harus ada embel-embel Yudoyono dan tentu jeratan korupsi. Nampaknya hal yang mustahil juga, kalau kerja keras saja nampaknya tidak cukup.

Mengapa demikian? Soal lepas dari bayang-bayang nama Yudoyono jelas tidak bisa karena toh, sudah mempersiapkan suksesor yang harus dicerabut dari dunia militer melalui Agus, padahal ada Ibas juga sebenarnya. Artinya soal nama ini jelas sudah sangat susah hilang dari partai yang namanya Demokrat ini.

Korupsi, nah ini sebenarnya masih bisa dijadikan justru peluang untuk maju dan menang. Berani konsekuen, hadapi dengan ksatria di muka peradilan, tidak perlu baper apalagi tantrum, bisa dilihat apa itu tantrumdi dalam kisah humor ini,

Ketika disebut ini atau itu langsung konpers, lapor polisi, dan ketika laporan masih dalam proses sudah gelisah, menuduh ini dan itu. Pak SBY, rakyat sudah banyak yang paham kog dengan apa yang terjadi. Hal itu justru kontraproduktif bagi keberadaan Demokrat ke depan.

Energi Demokrat sebenarnya ada dalam kaderisasi partai, bukan semata untuk ribet hanya masalah nomor dan kepentingan nama diri dan keluarga. Hal yang bisa dipakai untuk membangun citra positif. Buku hitam Setnov tidak perlu melahirkan air tuba segala, buktikan kalau Ibas benar, silakan sidang, tidak terbukti, berarti fitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun