Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasehat Kematian

25 Januari 2019   02:33 Diperbarui: 25 Januari 2019   02:46 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melayat adalah kegiatan yang biasa dilakukan ketika ada saudara, kerabat, teman, kolega, atau tetangga yang meninggal. Melayat adalah kegiatan sosial kemanusiaan untuk menunjukkan empati kepada keluarga yang ditinggalkan. Membesarkan hati mereka dan turut mendo'akan supaya perjalanan yang mangkat, berpulang kepada Allah dengan tenang.

Selain melakukan kewajiban kemanusiaan, dengan melayat dapat mengingatkan kita akan kematian yang akan kita hadapi. Entah kapan, kita pun akan menghembuskan napas terakhir. Meninggalkan orang terkasih, keluarga, sahabat, teman, tetangga, dan dunia yang kita pijak saat ini.

"Memanfaatkan hidup sebelum maut menjemput"
Kesadaran akan mati lebih ampuh dari teguran pemimpin, kedatangan dep collector atau panggilan pihak kepolisian. Pemimpin, dep collector, dan polisi, mereka semua manusia biasa. Lebih mudah dikelabui dan diberi alibi. Disodori alasan agar diberi penundaan dan penangguhan.

Perihal mati, beda. Tidak ada satu pun makhluk yang bernyawa dapat menghindari kematian. Mau ngumpet dimana saja, kematian akan hadir. Mau disogok dengan apa pun, malaikat maut tidak akan bergeming.

Malaikat maut akan tetap melaksanakan tugas dari Sang pencipta yang meniupkan ruh kepada setiap ciptaan. Kematian adalah sebuah keniscayaan bagi yang sudah terlanjur hidup.

Kematian mengingatkan kita untuk segera melaksanakan kewajiban. Tidak menunda pekerjaan yang dibebankan. Maut mengajarkan kita sigap dalam menunaikan tanggungjawab yang diemban. Kita tidak tahu kapan maut menjemput. Dengan sebab apa ajal itu akan tiba. Bagaimana posisi kita saat itu pun kita tidak tahu. Sebelum titah kematian turun, semua menjadi misteri dan akan selalu menjadi teka-teki.

Manusia tidak dapat menolak datangnya ajal. Kita hanya bisa berusaha mempersiapkan diri sebelum maut menjeput. Berusaha tidak meninggalkan beban kepada yang ditinggalkan. Tugas-tugas sudah dikerjakan dengan baik. Tidak meninggalkan persoalan dengan keluarga, teman, dan tetangga. Dengan beresnya amanat yang diemban, maka  kita bisa berpulang dengan tenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun