Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tolak Manusia Toksik

8 Mei 2024   17:09 Diperbarui: 8 Mei 2024   17:09 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertemanan toksik. Foto : https://magdalene.co/story/kenali-tanda-teman-toxic/

Tolak Manusia Toksik

Toksik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki sifat "beracun" atau suka menyusahkan orang lain, baik secara fisik maupun emosional. Orang yang toksik dapat menebarkan sesuatu yang negatif ke lingkungan sekitarnya. Sifat toksik dapat mengganggu kenyamanan orang lain, membuat kita dijauhi banyak orang, hingga membuat kita sulit untuk memiliki hubungan sosial yang baik.

Toksik juga dapat digunakan untuk menggambarkan hal-hal lain yang berbahaya atau merusak. Dalam dunia pekerjaan, istilah toksik dapat digunakan untuk menggambarkan masalah-masalah besar, seperti perilaku yang tidak etis, kasar, diskriminatif, bahkan melanggar hukum.

Dalam pemerintahan, istilah "orang toksik" dapat merujuk kepada pihak-pihak yang menghambat kemajuan program kabinet karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan. Orang-orang "toksik" dimaksud adalah orang-orang yang tidak suka pemerintah membangun sistem pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.

Kaum toksik yang dimaksud Pak Luhut belum lama ini adalah orang-orang yang ingin status quo birokrasi yang korup dan tidak efisien, agar mereka mudah merambah jalan menjadi crazy rich, atau merujuk pada individu atau kelompok yang memanfaatkan sistem yang korup demi keuntungan pribadi atau untuk menjaga posisi mereka dalam struktur kekuasaan.


Birokrasi yang korup memungkinkan praktik seperti penyuapan, nepotisme, dan penyalahgunaan wewenang, yang pada gilirannya menciptakan lingkungan yang tidak adil dan tidak transparan. Orang-orang yang mendapat keuntungan dari sistem semacam ini merasa terancam oleh reformasi yang mencoba mengurangi korupsi dan meninkatkan akuntabilitas.

Ketika individu atau kelompok toksik ini mencoba menjaga status quo, mereka dipastikan melakukan berbagai cara untuk melawan perubahan, termasuk mempengaruhi opini publik, mengancam orang yang mencoba melakukan perubahan, atau menggunakan sumberdaya untuk mempertahankan posisi mereka.

Untuk melawan manusia dan kelompok toksik ini, diperlukan upaya yang kuat dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan lembaga anti-korupsi. Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik adalah kunci untuk mengatasi masalah birokrasi yang korup dan memastikan sistem bekerja untuk kepentingan semua orang, bukan hanya segelintir individu yang ingin menjaga kekuasaan mereka.

Dalam konteks politik dan isu-isu terkait birokrasi atau korupsi, respons terhadap sindiran atau kritik terhadap manusia dan kelompok toksik ini bisa bervariasi tergantung pada siapa yang merasa terdampak atau berkepentingan.

Jika seorang pejabat publik merasa kritik atau sindiran diarahkan kepadanya, responnya dapat berupa berbagai tindakan, seperti mengklarifikasi posisi mereka, memberikan pembelaan, atau mengalihkan perhatian ke isu lain. Di sisi lain, orang dan kelompok yang merasa tidak bersalah mungkin tidak merespons sama sekali atau justeru mendukung upaya reformasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun