Mohon tunggu...
Pakde Kartono
Pakde Kartono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sayang istri, sayang anak, makanya disayang Allah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saat Ulama dan Ustad Jadi Tersangka (Korupsi Dana Haji)

16 Mei 2014   02:46 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 2135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14001599291271484448

Saat kuliah dulu, dosen saya menjelaskan : "Departemen terkorup di Indonesia, bukanlah Departemen Keuangan yang mengurus anggaran seluruh instansi di Indonesia, atau Departemen Pekerjaan Umum yang banyak membangun proyek-proyek infrastruktur di seluruh Indonesia, atau Departemen Pertahanan yang banyak belanja Alut Sista untuk pertahanan dan keamanan RI, tetapi Departemen Agama yang mengurus segala sesuatu terkait Haji, antara lain catering, asrama, pondokan, pesawat dll."

Saya yang mendengar pendapat dosen tersebut jadi pura-pura kaget, sayapun bertanya "Mengapa bapak berpendapat begitu, bukankah di Departemen Agama, pejabatnya adalah orang-orang yang mengerti agama, ustad-ustad dan ulama-ulama di lingkungan masing-masing."

Dengan mimik tenang dan sedikit pura-pura terkejut atas tanggapan saya yang kritis, dosen tersebut menjawab "Justru karena berisi orang-orang mengerti agama maka korupsi di departemen agama jadi gila-gilaan, karena orang tidak akan menyangka, tidak akan percaya jika mereka (akan) korupsi, sehingga tidak akan ketahuan. Tapi indikasinya bisa kita lihat jelas. Contoh sederhana, Urusan Haji, sejak dulu sampai sekarang, setiap tahun dana untuk berangkat haji selalu naik, antrian naik haji sampai 5 tahun ke depan, padahal orang sudah membayar ONH sejak mendaftar. Lagipula ada Dana Abadi Umat TUNAI yang jumlahnya puluhan triliun, yang bunganya saja triliunan rupiah setiap tahunnya, yang tidak jelas siapa yang menikmati bunganya, karena yang dilaporkan dalam APBN hanya pokoknya saja. Dengan dana abadi umat yang sangat besar ini, harusnya ongkos naik haji semakin murah, bahkan gratis, ini malah semakin mahal, dan fasilitas juga tidak semakin baik. Sekali lagi, orang tidak akan percaya jika ulama-ulama dan ustad-ustad di Departemen Agama bisa melakukan korupsi. Mereka manusia biasa, bisa salah dan khilaf, masih suka rupiah, apalagi Dollar. Walaupun setiap hari keluar ayat-ayat suci dari mulutnya, tidak cukup menjadi penghambat untuk menahan diri dari godaan dunia berbentuk sehingga mengatakan tidak pada korupsi. Jangan kaget, suatu hari nanti, pengadaan Al Quran untuk dibagikan ke sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren di departemen agama pun akan di korupsi. Al Quran loh. Sekali lagi Al Quran."

Saya manggut-manggut tanda mengerti mendengar penjelasan dosen saya, benar saja ucapan dosen saya ini, belum lama ini anggota DPR H Zulkarnaen Djabar dan anaknya H Dendy prasetya bersama pejabat-pejabat di Kementerian Agama, khususnya Direktur Urusan Agama Islam Pembinaan Syariah, Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat (Bimas) Islam, Ahmad Jauhari selaku PPK kompak mengkorupsi dana pembuatan Al Quran senilai puluhan miliar, sehingga ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka korupsi pengadaan Al Quran.

Waktu ketiga orang tersebut ditetapkan KPK sebagai tersangka korupsi pengadaan al quran, saya cuma bisa mengurut dada. Saya membatin "KPK kurang kerjaan." Ngapain urusin korupsi yang kecil, kalo mau sidik korupsi di kementerian agama, harus menyidik masalah pengurusan haji, termasuk dana abadi umat, yang selama ini jadi mesin uang pejabat-pejabat di kementerian agama dan pejabat-pejabat di luar kementerian agama, seperti pernah ramai diberitakan mantan ketua MK Jimly Assidiqie yang umroh bersama seluruh anggota keluarga GRATIS, yang dananya diambil dari dana abadi umat."

Tadi sore saya baca berita yang bikin senyum-senyum sendiri. Ketua KPK Abraham Samad menyatakan akan menetapkan tersangka terkait proyek pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan haji di Kementerian Agama pada tahun anggaran 2012-2013 "Petinggi di negeri ini, pokoknya nanti, satu dua minggu ke depan. Silakan terjemahkan sendiri siapa orang yang berkompeten."

Nah, saya senang sekali jika Abraham Samad sudah main teka-teki seperti ini. Selama ini Abraham Samad selalu menjadikan tersangka Big Fish, ia tidak seperti pimpinan KPK sebelumnya Bibit-Chandra yang senang jadikan tersangka korupsi 'Small Fish' dan ditenggarai main mata dengan yang Big fish.

[caption id="attachment_336351" align="alignnone" width="640" caption="foto dari Solopos.com"][/caption]

Siapa yah kira-kira petinggi negeri ini yang korupsi besar-besaran di kementerian agama? Apakah menteri agama Suryadharma Ali? Atau atasan sang menteri, karena menteri itu kan hanya seorang pembantu saja? Daripada pusing-pusing dan terkesan tebang pilih, tetapkan saja sebagai tersangka semuanya yang terlibat dan menikmati uang korupsi, baik atasan maupun bawahan. Beres.

Menarik kita tunggu hari baik yang akan dipilih KPK untuk mengumumkan Haji-haji, ulama-ulama dan ustad-ustad koruptor Dana Haji di kementerian agama.

Ya sudah gitu aja, udah kepanjangan, gak enak juga kalo kepanjangan. Enak yang sedang-sedang saja.

Selamat malam Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun