Mohon tunggu...
Pagar Sianipar
Pagar Sianipar Mohon Tunggu... -

Saya berprofesi sebagai guru sejarah di SMAK 5 Penabur Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pergerakan Nasional Indonesia

11 November 2014   16:23 Diperbarui: 4 April 2017   18:14 26503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pergerakan Nasional Indonesia

Faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya pergerakan nasional, yaitupolitik etis. Kebijakan yang bernama politik etis tersebut diambil setelah pidato Ratu Wihelmina dari takhtanya pada 1901. Ia mengumumkan: “Sebagai sebuah kekuatan Kristen, Belanda wajib melakukan kebijakan pemerintah di Hindia dengan kesadaran bahwa Belanda memiliki kewajiban moral kepada rakyat di wilayah-wilayah tersebut.”Kebijakan tersebut berupaya meningkatkan pelayan kesehatan, perluasan pendidikan, perluasan fasilitas komunikasi, irigasi dan infrastruktur lainnya, serta pelaksanaan transmigrasi yang membawa keuntungan untuk kepentingan perniagaan Barat serta untuk orang Indonesia sendiri.Lalu, politik etis akhirnya menjadi senjata makan tuan. Pendidikan melahirkan generasi terdidik dan tercerahkan—generasi yang sadar mengenai jati dirinya sebagai bangsa terjajah dan berani berjuang mengusir kolonialisme.

Sebelumnya, bangsa kita juga sangat menderita dan tidak diperlakukan adil. Dalam semua bidang kehidupan, pemerintah Hindia Belanda tetap memberlakukan Indische Stootsregeling. peraturan yang dikeluarkan 1854 ini membagi penduduk Hindia Belanda menjadi tiga bagian, yaitu: golongan Eropa sebagai warga kelas I, golongan Timur asing (Arab, Tionghoa, Jepang) sebagai warga kelas II, golongan bumiputera sebagai warga kelas III. Politik diskriminasi mendorong gerakan pemuda, khususnya kaum terpelajar.

Selain itu, faktor luar negeri juga turut mendorong lahirnya pergerakan nasional Indonesia. Pergerakan nasional dan modernisasi di beberapa negara Asia, seperti Turki, RRC, India, Restorasi Meiji di Jepang serta kemenangan negeri itu melawan Rusia pada 1905 turut memompa semangat para tokoh pergerakan nasional untuk mengusir penjajah dari tanah air.

1.Boedi Oetomo (1908)

Organisasi ini dipelopori oleh mahasiswa STOVIA (School Tot Opleiding van Indische Artsen) atau Sekolah Kedokteran Peribumi. Organisasi yang dibentuk pada 20 Mei 1908 oleh Wahidin Sudiro Husodo, Soetomo, Gunawan Mangunkusumo dianggap sebagai awal kebangkitan nasional. Organisasi ini mengadakan kongres pertama di Yogayakarta pada bulan Oktober 1908. Dalam kongres itu diputuskan bahwa:

a.Boedi Oetomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik,

b.kegiatan terutama ditujukan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dan

c.ruang gerak hanya terbatas daerah Jawa dan Madura.

2.Indische Veereniging (Perhimpunan Hindia) pada 1908

Perhimpunan Hindia ini akhirnya lebih dikenal dengan Perhimpunan Indonesia sejak 1922. Organisasi PI tidak besar karena beranggotakan mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Anggotnya hanya 38 orang, tetapi para anggotanya termasuk yang nantinya menjadi pemimpin nasional, seperti Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Ali Sastroamidjojo, dan Soekiman Wirjosandjojo.Tujuan utamanya adalah mempersipakan para pelajar Indonesiauntuk menjadi pemimpin politik ketika kembali ke Indonesia.

3.Sarekat Islam (1912)

Sarekat Islam (SI) yang semula bernama Sarekat Islam didirikan pada tahun 1911 oleh Haji Smanhudi. Ia seorang pengusaha batik dari kampung Laweyan, Solo. Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) didasarkan padadua hal, yaitu: (1) agama Islam, (2) ekonomi, yakni memperkuat kemampuan para pedagang Islam agar dapat bersaing dengan para pedagang Tionghoadan India. Atas usul HOS Cokroaminoto, pada tanggal 10 September 1912 nama SDI diubah menjad SI. Hal itu dilakukan agar ruang gerak organisasi tidak terbatas hanya dalam bidang perdagangan saja. Dalam akta notaris disebutkan tujuan SI sebagai berikut:

·memajukan perdagangan,

·membantu para anggotanya yangmengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan),

·memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk peribumi,

·memajukan kehidupan agama Islam.

Pada tahun 1913, SI melakukan kongres pertamanya di Surabaya. Kongres tersebut memutuskan: (1) SI bukan partai politik, (2) SI tidak bermaksud melawan pemerintah Belanda, (3) HOS Cokroaminoto dipilih sebagai ketua SI dan menetapkan Surabaya sebagai pusat organisasi.

Sikap kritis SI terhadap praktik kapitalisme serta komitmennya memperjuangkan rakyat kecil menarik perhatian Indische Sosial Democratische Vereeniging (ISDV) yang berhaluan marxis-komunis. Organisasi pimpinan Sneevliet (Belanda) ini kemudian menyusup ke SI. Dua anggota SI yang militan dan berbakat berhasil direkrut, yaitu Semaun dan Darsono. Awalnya, pimpinan SI tidak menaruh curigakarena menganggap garis perjuangan SI dan ISDV sama. Namun, akhirnya SI terpecah dua, yaitu SI Putih atau kubu nasionalis religius dan SI Merah dengan haluan sosialis kiri (komunisme) di bawah pimpinan Semaun dan Darsono.

Demi menegakkan disiplin organisasi, Semaun dan Darsono beserta pengurus yang berhaluan kiri kemudian dikeluarkan dari keanggotaan SI. Mereka mendirikan Perserikatan Komunis Indonesia (PKI) pada 1920, yang kemudian diubah menjadi Partai Komunis Indonesia pada 1924.

Dalam kongres SI 1923 di Madiun, SI mengaganti namanya menjadi Partai Sarekat Islam. Pergantian nama dilakukan karena ada anggapan bahwa ikatan dalam SI lemah. Selanjutnya, dalam kongres 1926, PSI menjadi bersikap nonkooperatif atau menentang pemerintah kolonial. Mereka menilai pemerintah kolonial mengabaikan hak-hak peribumi. Karena perubahan garis politik ini, Cokroaminoto menyatakan menolak ketika diangkat menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat)pada tahun 1927. Lalu, PSI berganti nama lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada tahun 1929.

Pada tahun 1930, PSII mengalami kemerosotan karena terpecah menjadi tiga partai. Ada PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII. Akhirnya, aktivitas partai ini terhenti sejak pendudukan Jepang.

4.Muhammadiyah (1912)

Muhammadiyah terbentuk di Yogayakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh H. Ahmad Dahlan. Tujuan organisasiini memberikan pengertian ilmu agama yang benar, memberikan pengarahan hidup menurut ajaran agama, dan memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam. Kegiatan nyata yang dilakukan Muhammadiyah meliputi:

·bidang pengajaran

Pengajaran dalam Perguruan Muhammadiyah menggunakan bahasa Belanda dengan tujuan mengadakan pembernatasan buta huruf.

·bidang sosial dan kesehatan

Organisasi ini menyelenggarakan rumah yatim dan kegiatan dakwah sehingga masyarakat memperoleh pengarahan kehidupan bergama yang modern. Mereka juga mengadakan bank Islam untuk membantu pengusaha-pengusaha lemah. Selain itu, mereka juga membangun rumah sakit demi peningkatan kesehatan dan kesejahteraan rakyat.

·bidang agama

Mereka membentuk badan perjalanan haji yang mengurus perjalanan haji ke tanah suci.

5.Indische Partij

Indische Partij didirikan 25 Desember 1912 di Bandung oleh E.F.E. Douwes Dekker—kemudiaan dikenal dengan nama Danudirjo Setyobudi, Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara. Tujuan pergerakannya adalah Hindia Merdeka. Hindia untuk orang Hindia, yang terdiri atas semua suku bangsa di tanah air kita. Ditegaskan pula semua orang Indo—berdarah campuran Eropa-bumiputra, dan semua orang-orang dari bangsa lain harus mengakui Indonesia sebagai tanah airnya.

Cita-cita Indische Partij disebarluaskan melalui surat kabar De Expres. Dalam waktu singkat partai politik pertama ini telah mempunyai tiga puluh cabang dengan anggota lebih dari tujuh ribu orang. Akibat dari kemajuannya, maka permohonan yang ia ajukan kepada pemerintah Belanda untuk mendapat pengakuan badan hukum ditolak pada bulan Maret 1913dengan alasan organisasi yang bersifat politik menggangu keamanan umum. Lalu, mereka diasingkan. Mereka memilih negeri Belanda sebagaitempat pengasingan. Selama dalam pengasingan mereka tetap berusaha untuk menanamkan jiwa nasional dan menggerakkan orang Indonesia di negeri Belanda supaya menuntut Indonesia merdeka.

6.Partai Komunis Indonesia (1924)

Sejak Karl Marx mencetuskan manifesto komunis pada tahun 1884, maka golongan itu menyebar luas di kalangan rakyat Eropa termasuk negeri Belanda. Pegawai Belanda bernama Sneevliet pada tahun 1914 mendirikan Indische Social Democratische Veereniging (ISDV) dengan Semarang sebagai pusatnya. Lalu, Sneevliet memengaruhi Semaun dan Darsono yang merupakan anggota Sarekat Islam.Seperti yang disampaikan di atas, SI pecah dan mereka bergabung dalamSI Merah. Pada tahun 1920 didirikan Perserikatan Komunis Indonesia oleh SI Merah dan tahun 1924 namanya diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Hubungan PKI dnegan pemerintah kolonial Belanda makin memburuk karena PKI mengadakan pemberontakan pada tahun 1926. Pemberontakan itu dipimpin oleh Muso, Alimin, dkk. Pemberontakan ini terjadi di Banten. Lalu, setahun berikutnya terjadi di Sumatera Barat. Oleh karena itu, PKI dianggap sebagai partai terlarang. Sukar untuk menilai pemberontakan tersebut sebagai peristiwa yang membanggakan dalam sejarah nasional Indonesia. Sebaliknya sebagai akibat petualangan PKI itu pergerakan nasional Indoensia mengalami penindasan yang luar biasa sehingga semakin tidak dapat bergerak pada tahun-tahun berikutnya.

7.Partai Nasional Indonesia (1928)

Partai nasionalis yang didirikan oleh Soekarno dan para anggota Algemene Studieclub pada 4 Juli 1927 dengan nama PerserikatanNasional indonesia dan menjadi Partai Nasional Indonesia pada Mei 1928. Sejak awal, PNI berupaya mencapai kemerdekaan penuh dan berupaya mewakili seluruh rakyat Indonesia dari semua kelompok agama, etnis, dan kelas, walaupun pendukung terbesarnya dalah kelas menengah dan petani abangan. PNI menolak menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) dan sebaliknya berupaya membangun pengikut massa dan mengklaim memiliki sepuluh ribu anggota pada 1929.

Walaupun lebih kecil dari Sarekat Islam, PNI membuat khawatirpemerintah kolonial. Pada masa itu sempat muncul berita-berita provokatif yangmengatakan PNI akan melaksanakan pemberontakan.Pemerintah kolonial akhirnya menangkap dan memenjarakan Soekarno dan kawan-kawan pada 1929. Sisa-sia partai ini membubarkan diri secara formal pada April 1931.

Terkejut melihat begitu mudahnya Belanda menghancurkan PNI Soekarno dengan menangkap para pemimpin puncaknya, Hatta mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) bersama Sutan Sjahrir sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk membangun kader bagi pergerakan nasionalis.

8.Gabungan Politik Indonesia (Gapi) pada 1939

Perhimpunan organisasi-organisasi nasionalis Indonesia yang dibentuk Mei 1939 terutama atas inisiatif M.H. Thamrin dari Partai Indonesia Raya (Parindra) dan termasuk Gerakan Indonesia Raya (Gerindo) dan Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Gapi menuntut penentuan nasib sendiri dan parlemen yang dipilih untuk Indonesia. Gapi menggunakan slogan Indonesia Berparlemen. Pada 1939, Gapi mensponsori Kongres rakyat Indonesia yang menyerukan kerja sama antara Indonesia dengan Belanda dalam menghadapi situasi duni ayang memburuk. Namun, seruan ini mengalami kegagalan.

9.Volksraad (Dewan Rakyat)

Lembaga perwakilan Hindia Belanda yang dibentuk pada tahun 1918 dengan 39 anggota, setenaghnya dipilih dan sisanya diangkat. Kenaggotannya berdasarkan etnis, yaitu pada awalnya 15 pribumi ditambah 23 Eropa dan “timur asing”. Pada 1931, keanggotaanya diperluas menjadi 60 orang, 30 orang pribumi yang 20 di antaranya dipilih, 25 orang Eropa (15 dipilih). Perwakilan pribumi yang dipilih bertugas selama empat tahun dipilih dewan-dewan lokal dan kabudapten sebagai elektorat tunggal. Pada awalnya Volksraad hanya bisa memberi masukan. Namun, karena para anggotanya memeiliki imunitas parlementer maka hal ini menjadi dasar bagi kaum nasionalis untuk menerima pemilihan.

Pada Juli 1936 disampaikan Petisi Soetardjo oleh Soetardjo Kartohadikusumo, seorangbirokrat karier dan bukan anggotapergerkan nasionalis. Petisi ini meminta diadakannya konferensi untuk mempersiapkan status dominion untuk Indonesia setelah sepuluh tahun, mengikuti model Persemakmuran Filipina. Banyak kaum nasionalis yang percaya bahwa petisi ini meminta terlalu sedikit. Namun, kegagalanpemerintah kolonial untuk menidaklanjuti petisi ini setlah disahkan oleh Volksraad menjadi simbol kekerasan pendirian politik Belanda.

Robert Cribb dan Audrey Kahin, Kamus Sejarah Indonesia, cet.Ke-1. Depok: Komunitas Bambu, 2012, hal. 431.

Tim Sejarah SMU, Sejarah untuk Kelas 2 SMU. Jakarta: Yudhistira, 1995, hal. 109.

Robert Cribb. Op. Cit., hal. 407.

Ratna Hapsari dan M. Adil, Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK kelas XI. Jakarta: Erlangga, hal. 98-99.

Tim Sejarah. Op.Cit., hal. 113.

Loc. Cit.

Ibid., hal. 115.

Robert Cribb. Op. Cit., hal. 428.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun