Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sebahaya-bahayanya Rokok Brother, Itu Beda Tipis dengan Bahaya Puntungnya Jika Dibuang Sembarangan

10 Februari 2020   21:15 Diperbarui: 10 Februari 2020   21:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Pagi tadi saya dimarahi ibu saya, oleh karena puntung rokok yang telah membumbung tinggi di asbak akibat sudah dua minggu saya tidak membuangnya, saya biarkan begitu saja sampai saya tidak menyadari bahwa asbak saya telah sangat-sangat penuh.

Tak sampai di situ, kemarahan ibu saya berlanjut ketika ia menyapu di ruang tamu rumah saya, yang banyak ia dapati di sela-sela dinding.

Jujur saja, kebiasaan merokok saya sangatlah tidak baik dan sangat buruk (jangan ditiru), ketika saya membaca dan menulis bisa dikatakan batang-batang rokok selalu melekat di jari saya, ada nuansa tersendiri ketika saya bercinta dengan buku dan kata sambil merokok.

Saat saya dimarahi akan banyaknya puntung rokok yang ibu dapati di ruang tamu, saya hanya berkilah "tidak sengaja bu'" atau refleks tertentu ketika rokok yang saya hisap telah habis. Ketika saya mengumpulkan dan membuang puntung-puntung rokok yang ada di ruang tamu itu, saya tidak menyangka akan jadinya sebanyak itu.

Sampai suatu waktu, saya juga ingat ketika saya berkunjung untuk mengobrol di rumah tetangga bersama orang-orang yang kebanyakan juga perokok, saya juga melihat banyaknya puntung-puntung rokok yang tergeletak di halaman rumah tetangga saya.

Saya pun menyadari dari aktivitas merokok yang tidak baik itu (membuang puntung rokok sembarangan), pastilah menyumbangkan banyak sampah yang kita tak sadari, atau bagi perokok berpura-pura tidak ingin menyadarinya.

Okelah. Bahaya rokok telah final kita pahami, saya pun mengerti itu, namun bagi perokok tentu ada hal lain yang membuatnya belum bisa berhenti sampai hari ini (setidaknya itu yang saya alami sebagai perokok).

Namun bukan bahaya itu yang ingin saya bagi di artikel ini, tetapi prilaku tidak baik kita ketika membuang puntung rokok sembarangan, yang tentu bukan hanya di ruang tamu, di halaman rumah, tetapi juga di jalan, di tempat-tempat umum, di pasar tradisional, di parkirang--intinya begitu mudah kita dapati puntung-puntung rokok berserakan di lingkungan kita.

Dimulai dari kesadaran tersebut, saya pun melakukan googling di kotak pencarian Google dengan memasukkan kata kunci "bahaya puntung rokok", dan alangkah terkejutnya, ketika judul-judul artikel yang tampil dari kata kunci tersebut adalah:

"Tak Hanya Sampah Plastik, Puntung Rokok juga Berbahaya Bagi Lingkungan.", "Ahli: Puntung Rokok Lebih Merusak Lingkungan Ketimbang Sedotan Plastik.", "Sampah Puntung Rokok, Sepele Namun Berbahaya.", "Sepele Namun Mengancam Bumi, Kenali Bahaya Limbah Puntung Rokok.", "Butuh 10 Tahun Mengurai Sampah Puntung Rokok."

Dari judul-judul artikel tersebut, ada dua kata kunci yang dengan mudah kita pahami akan bahaya puntung rokok, yaitu; sepele namun merusak dan sepele namun susah terurai.

Pada dasarnya kedua kata kunci itulah yang harus kita pahami bahwa puntung rokok adalah hal yang kita sepelekan namun sangat merusak dan sangat susah diurai oleh alam.

#sudah banyak sampah plastik, jangan ditambah lagi. Itu berat!

Agar lebih menyadarkan perokok yang punya kebiasaan membuang puntungnya sembarangan (seperti saya), sata mengutip data dari National Geographic Indonesia bahwa: "Benda ini (puntung rokok) merupakan barang yang paling banyak mengotori planet Bumi. Setidaknya dua pertiga dari total 5,6 triliun batang rokok atau 4,5 triliun puntung rokok yang dihisap setiap tahun dibuang sembarangan.

Sejak tahun 1980-an, puntung rokok menyumbang 30% hingga 40% dari semua sampah yang ditemukan di tempat pembuangan sampah perkotaan.

Puntung rokok terdiri dari ribuan serat selulosa asetat, yang meskipun dapat terurai secara biologis, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai . Serat selulosa asetat, seperti mikroplastik lainnya, juga merupakan polutan umum yang ditemukan di ekosistem, bahkan terakumulasi di dasar laut dalam.

Filter rokok bekas juga mengandung ribuan bahan kimia yang dapat membunuh tanaman, serangga, tikus, jamur, dan makhluk hidup lainnya. Bahkan, beberapa bahan kimia dalam filter rokok bekas dikenal sebagai karsinogen, senyawa penyebab kanker.

.... sangat jelas bahwa selama 39 tahun kejayaan rokok sebagai sampah nomor satu dunia harus segera berakhir."

Dari data itu mariiiii.. Kita sama-sama sadar brother bahwa sebahaya-bahayanya rokok, itu beda tipis dengan bahaya puntungnya jika dibuang sembarangan. Jika kita malas membenahi, setidaknya jangan (tambah) menodai.

Tapi jangan lupa ngopi juga yah bosquuh, dan tetaplah bahagia.~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun