Tulisan ini adalah gayung bersambut dari tulisan ini. Penulis setuju dengan tulisan tersebut dimana jika LCC dihapuskan maka kesempatan terbang murah akan hilang. Kemudian seperti habis jatuh ditimpa tangga akan banyak lagi tambahan pembayaran lain setelah itu. Bayangkan jika lebaran tahun ini sudah tiketnya mahal tambah lagi biaya tambahan yang plus-plus efek dari LCC dihapuskan.
Penulis juga berfikir korelasi antara keselamatan pesawat dengan tiket murah tidaklah terlalu signifikan. Apakah tanpa LCC maskapai akan lebih meningkatkan keamanannya? Belum tentu juga. Toh pas ada LCC juga sudah ada standar yang harus dipenuhi oleh sebuah maskapai untuk terbang. Ada atau tidaknya LCC tidaklah begitu berpengaruh. Maskapai penerbangan tidak sesederhana istilah "rasa terlalu asin tambahkan air". Padahal LCC bisa dikategorikan win-win solution antara maskapai dengan pencari tiket murah (seperti saya).
Terkait judul di atas, penulis masih berharap masih ada keajaiban agar LCC tetap eksis (lucukan backpacker negara lain dapet tiket murah ke Indonesia, lha kita belinya lebih mahal kalau keluar Indonesia). Jikapun tetap disahkan, mungkin besok jika hendak ke Sulawesi atau Kalimantan naik KERETA API-nya PAK MENTERI saja dari Yogyakarta. (pake tiket bersubsidi 50rb!)
Petulangan mencari tiket murah adalah hal menyenangkan. Kadang-kadang kalau dapat seperti dapat durian runtuh. Tiket murah jugalah yang menjadi salah satu faktor saya dan mungkin banyak orang lainnya bisa mengunjungi banyak tempat di Indonesia ataupun dunia. Style backpacker dalam travelingpun memanfaatkan fasilitas tiket murah ini. Lalu entah kenapa tiket murah malah dihubung-hubungkan dengan keselamatan. Tidak adakah faktor lain yang mesti dikoreksi sebelum hal ini menjadi pilihan.
"Fasten your seat belt, Fasten your pocket, before fly"
Sleman (Semoga tiket murah tidak tinggal kenangan)07-01-2015