Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Terkaya di Dunia Ternyata Berasal dari Buton

24 Mei 2019   15:57 Diperbarui: 24 Mei 2019   16:33 20349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: anakmudajalanjalan

Tentu itu bukan nilai kekayaan yang kecil di masa itu bahkan hari ini. Itu adalah nilai yang teramat besar. Terlebih pelakunya adalah seorang perempuan yang mana ia sendiri berasal dari Buton. Sudah menjadi rahasia umum bahwa meski terkenal sebagai kelompok manusia berdagang orang Buton tetap saja belum sanggup mencapai titik-titik tertinggi dari kelas perniagaan model apapun. 

Tak heran bahwa kemunculan Wa Ode Wau akhirnya mengubah banyak hal. Harta-harta kekayaan Wa Ode Wau tersebut di atas dicantumkan juga dalam Koteverklaring 8 April 1906 untuk dicari Belanda, tetapi menjadi batal dikarenakan penolakan pihak Kesultanan Buton.

Pada banyak cerita lisan masyarakat Buton, Wa Ode Wau tak serta-merta menjadi angkuh atas harta-hartanya. Malah ia tetap bersahaja sebagaimana apa adanya. Harta-hartanya malah ia sumbangsihkan untuk membantu pembangunan benteng keraton Kesultanan Buton pada waktu itu. Lewat hartanya itulah pembangunan benteng yang menjadi benteng terluas di dunia hari ini itu akhirnya bisa rampung setelah mandek dan tertatih-tatih di tiga kali edisi pemerintahan sebelumnya di Buton.

Dari emas-emas yang beliau sumbangkan itu pihak kesultanan bisa memberi makan pekerja selama beberapa tahun lamanya. Pada saat Sultan La Buke Gafur Alwadud memimpin itulah pembangunan benteng keraton Kesultanan Buton akhirnya bisa selesai semuanya. Dan Waktu Ode Wau diganjar banyak apresiasi. Termasuk posisi penting di pemerintahan, tapi beliau menolaknya. Baginya, membantu pembangunan benteng itu adalah sudah kewajibannya sebagai masyarakat di mana benteng sendiri merupakan wilayah vital yang menjadi pusat pemerintahan serta pertahanan kesultanan.

Ia berpesan suatu ketika, "Aku tidak mengharapkan sesuatu pemberian dari Sara (Pemerintah) Kerajaan atas pengorbanan harta bendaku terhadap pembangunan Benteng Wolio, tetapi semata-mata untuk kepentingan negeriku sendiri, serta untuk kehormatan kaumku dan anak cucuku dikemudian hari. Semoga mereka ada yang mengikuti jejakku ini."

Wa Ode Wau wafat di usia 92 tahun. Sampai kini hartanya masih tampak dari areal hutan jati di beberapa lokasi di Buton. Semasa hidupnya beliau tak memiliki seorang pun anak. Hanya ia mengangkat anak orang lain sebagai anaknya. Menikah pun ia lakukan di usia tua karena baginya menikah adalah sunnah nabi.             

Cerita mengenai Wa Ode Wau kini menjadi inspirasi banyak anak-anak muda di Buton maupun di Sulawesi Tenggara. Tak ketinggalan apresiasi besar diberi pemerintah kini untuknya. Namanya diabadikan pada beberapa jalan di kota Baubau serta gedung.  

       Ambon, 24 Mei 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun