Bagi para pecinta makanan Jepang umumnya mungkin nama HokBen sudah tidak asing lagi. Kadung sangat familiar di telinga masyarakat kita dan menjadi semacam brand yang sudah akrab sekali dengan orang Indonesia. Ya HokBen, dahulu saya pribadi mengenalnya Hoka Hoka Bento namun kini telah berganti brand menjadi HokBen. Dan sejarah panjangnya telah menjadikan termasuk dalam brand-brand besar setara dengan brand Restoran siap saji lainnya. HokBen (ketika itu masih bernama Hoka Hoka Bento) didirikan awal kali pada 18 April 1985 oleh PT Eka Bogainti hingga kini telah memiliki sertifikat Halal dari MUI bernomor 00160048830908 dengan kategori sangat baik (A), telah tumbuh dan berkembang hingga kini tercatat meiliki 145 gerai di Pulau Jawa dan Bali.
Cerita soal sejarah HokBen sangat panjang, saya mengenalnya memang sejak kecil tepatnya sejak SD. Hoka Hoka Bento ketika itu namanya. Saya masih ingat ketika disodori nasi dengan mangkok berwarna hitam diluarnya dan merah didalamnya. Dan saya santap dengan lahapnya bersama keluarga yang mengajak saya makan setelah berbelanja membeli buku kala itu persiapan pergantian tahun pelajaran sekolah. Bapak (alm) bukan seorang profesional yang saat jaman itu hanya sebagai seorang pekerja di pembangunan Gedung di kawasan Dukuh Atas, kalau tidak salah dahulu namanya LandMark Tower. Nah kebetulan bapak baru naik karirnya dan dapat tunjangan lebih besar dari biasanya. Kemudian saat itu memang sedang trend nya Restoran siap saji hadir di Jakarta. Dan dengan riang gembira menaiki bajaj dan metromini yang kala itu masih menjadi alat transportasi yang kami gunakan.
Eh jadi teringat masalalu. Ya sudah lah yaa, tak usah di ceritakan selanjutnya. Padahal sebetulnya tulisan ini mau menceritakan kegiatan bersama BRId (Blogger Reporter Id) dan HokBen gerai Blok M Plaza Jakarta Selatan 30 Maret 2017 lalu. Namun memang karena ada sedikit keterikatan emosi saya dengan HokBen jadi mau tak mau saya ceritakan dahulu perkenalan saya dengan HokBen sejak ketika itu. Mengikuti acara ini sesungguhnya membawa sederet kenangan itu saat kembali makan disodori mangkuk berwarna hitam-merah itu.
Dari sisi performa memang sudah lebih kinclong dari sebelum berubah menjadi HokBen, warna yang dahulu lebih dominan hitam merah kini berubah menjadi lebih dominan putih kuning namun tak merubah banyak platting yang bersinggungan langsung dengan pelanggan yang sering bersantap di HokBen. Dan saya sendiri merasakan langsung sejak berpuluh tahun lamanya hampir tak mengunjungi HokBen lagi. Namun kesempatan melalui BRId menjadi memori yang seolah di ungkap kembali kepermukaan pelupuk mata dan rasa saya. Saya pun turut merasakan banyak perubahan yang dilakukan HokBen namun semua memang harus berubah. Dan ini menampilkan kesan baru yang sesuai dengan saat ini. Istilah nya kekinian. Dan spot-spot interior yang ramah kamera serta benderang yang mampu menyedot generasi millenial melakukan selfi-ria dengan riang gembira.
Sakana Stick, memiliki dua pilhan varian yaitu Skana Stick Original dan Sakana Stick dengan taburan Nori/Seaweed khas jepang. Terbuat dari produk olahan ikan air tawar yang di balur dengan tepung. Dan rasanya hmmm, boleh di coba pasti ketagihan.
Ocha Lychee Tea, menu yang dikembangkan dari Ocha (Teh hijau) minuman sehat yang seger dengan butiran nata de coco, favorit banget deh di HokBen.
Soft Pudding, ini juga merupakan varian baru di HokBen dengan rasa taro dan rasa mangga. Teksturnya lembut dan sedap di sruput atau langsung glek.
Demikian
Salam