Mohon tunggu...
Jose Iskandar
Jose Iskandar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapolres Dianiaya Massa, Mungkinkah Ada yang Diundang ke Istana?

30 Mei 2017   02:44 Diperbarui: 30 Mei 2017   02:53 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa menyedihkan terjadi 25 Mei lalu, Kapolres Jayapura Kota, Papua, AKBP Tober Sirait dan ajudannya Bripda Nyoman dianiaya sekelompok orang. Dua aparat tersebut mendapat perawatan di Rumah Sakit karena luka memar dan hidung retak.

Saat dianiaya, Kapolres dan ajudannya sedang bertugas untuk meredam aksi massa yang sedang marah. Artinya, saat itu kedua aparat tersebut sedang dalam perlindungan negara. Tapi apa yang terjadi, mereka diperlakukan tidak semestinya. Massa dengan beringas menganiaya penegak hukum yang datang dengan tujuan baik.

Hingga saat ini belum terdengar kalau pelaku penganiayaan terhadap Kapolres tersebut telah ditangkap. Kalau tidak diusut tentu akan menjadi preseden buruk terhadap penegakan hukum, orang sekelas Kapolres saja bisa dianiaya begitu apalagi anggota yang ada dibawahnya. Dan ini akan menjadi pertanda kalau penegak hukum tidak lagi dipercaya, dan lebih mempercayakan kepada isu yang masih belum jelas kebenarannya.

Dan jika pelaku tidak ditindak, bayangkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Mungkin akan muncul hukum rimba, tanpa proses pembuktian akan dijatuhi hukuman kepada seseorang. Dan harus diingat, saat itu Kapolres datang sebagai pihak yang sebenarnya akan memberikan penjelasan dan akan mengusut dugaan terjadinya pembakaran yang isunya adalah al kitab. Dugaan itu telah dibantah,

Insiden itu terjadi berawal adanya informasi tentang pembakaran karton dan barang bekas oleh anggota TNI yang sedang membersihkan mess yang baru ditempatinya menggantikan pasukan sebelumnya.

Hal ini jangan dianggap sepele dan berusaha untuk diredam tanpa penyelesaian tuntas, karena akan menjadi bom waktu yang tiba-tiba meledak. Pelaku harus ditindak, dan polisi jangan takut dengan kelompok orang yang berbuat onar. Ini bukan hanya nama Polri, tapi harga diri NKRI sebagai negara hukum.

Kapolri harus fokus dalam hal ini, karena ini menyangkut keamanan dan wibawa korps Polri. Media diundang untuk menyebar luaskan peringatan Kapolri terhadap orang yang melakukan kekerasan seperti itu. Dengan begitu, anggota Polri dilapangan akan merasa mereka mendapatkan dukungan dan perlindungan dari atasan tertinggi.

Kita ingat pada kejadian 2015 lalu, dimana ada pembubaran terhadap pelaksanaan ibadah umat Islam yang berujung kepada terbakarnya tempat ibadah. Setelah itu, ada yang diundang ke Istana Negara dan itu menimbulkan rasa sakit dihati masyarakat.

sumberfoto: wartaplus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun