Mohon tunggu...
Nurul Huda
Nurul Huda Mohon Tunggu... Insinyur - Pemikir dan penganut personifikasisme

saya suka sharing dengan semua orang. semoga bisa menjadi inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"The Litle Big Master", Film Laskar Pelangi ala Hongkong Persembahan Celestial Movies

25 Oktober 2015   07:33 Diperbarui: 25 Oktober 2015   09:44 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="The Litle Big Master Movie"][/caption]

Hingga sekarang, meski saya sudah tinggal dan menetap di Jakarta, ada kalanya timbul rasa kagen untuk pulang ke kampung halaman. Salah satu yang membuat kangen untuk pulang kampung adalah bertemu dengan guru guru sekolah. Buat saya, kenangan masa kecil di sekolah sampai kapanpun tidak akan terlupa. Kadang, saat pulang saya masih melihat mereka yang dulu mengajar saat saya sekolah, hingga saat ini masih eksis mengajar.

Tulus, Profesional, dan Peduli terhadap generasi bangsa adalah sifat-sifat mulia yang mereka miliki. Seperti profil seorang guru yang saya kenal dari Hongkong bernama Lui Wai Hung. Meski saya hanya mengenal biografinya lewat media, tapi saya sangat kagum dengan jiwa dan kepribadiannya. Beliau adalah sosok guru yang konsisten dan sangat peduli dengan pendidikan anak anak.

Kisah Hung yang sangat menyentuh hati berawal saat musim evaluasi pendidikan di sebuah yayasan tempat dia bekerja, mungkin kalo di Indonesia musim terima raport kali yah. Salah seorang wali murid yang kebetulan sebagai donatur yayasan merasa tidak terima dengan hasil penilaian Hung terhadap anaknya yang kebetulan bersekolah disitu. Si orang tua memaksakan agar anaknya bisa masuk ke kelas berbakat, padahal secara psikologis anaknya tidak berminat. Karena yang meminta adalah seorang donatur, maka pihak yayasan pun mengabulkan permintaan si wali murid tersebut. Karena sikap yayasan sangat kontradiktif dengan hati nuraninya, maka Hung memilih untuk pensiun dini dari jabatannya sebagai kepala sekolah, dan memilih mengabdi kepada suaminya (Dong).

[caption caption="Acting Miriam Yeung dan Louis Koo di Litle Big Master Movie"]

[/caption]

Untuk mengisi waktu pensiunnya, Hung dan suaminya (Dong) yang bekerja sebagai arsitek museum merencanakan untuk liburan keliling dunia, dari Asia sampai Eropa. Segala perlengkapan pun dipersiapkan dengan matang. Saat menyiapkan persiapan liburan, Hung menyaksikan salah satu berita di televisi yang mengabarkan sebuah sekolah Taman Kanak Kanak Yuen Kong di Hongkong terancam bangkrut dan ditutup karena kekurangan murid. Sekolah tersebut lokasinya terpencil, bangunannya juga sudah tidak layak, serta yayasan yang menanunginya hanya sanggup menggaji gurunya HK$4.500. Padahal yayasan sekolah ini adalah satu satunya yayasan tertua di daerah tersebut yang menampung anak anak dari kalangan keluarga tidak mampu. Tutupnya yayasan akan mengancam keberlangsungan nasib masyarakat tidak mampu di daerah tersebut.

[caption caption="Ibu Guru Hung"]

[/caption]

Melihat fenomena itu, Hung merasa kawatir dengan nasib para murid sekolah Yuen Kong yang tinggal tersisa 5 siswa (Siu Suet, Ka ka, Chu Chu, Kitty, dan Jenie), mereka terancam putus sekolah, dan mengetuk hati Hung untuk kembali menjadi pengajar serta berusaha menyelamatkan sekolah dari ancaman penutupan. Hung pun melamar menjadi kepala sekolah meski dengan gaji minim. Tantangan demi tantangan dihadapi Hung. Dari mulai semangat belajar para siswa nya yang mulai menurun, cemoohan masyarakat sekitar mengenai kondisi sekolah, dan kondisi penyakit kelenjar getah bening yang diderita Hung, serta beragam tantangan lainnya.

Dengan jiwa pendidik, Hung mulai beradaptasi dengan para siswa dan mengurai benang kusut persoalan yang dihadapi oleh sekolah Yuen Kong. Di sana Hung bertindak sebagai guru tunggal yang merangkap sebagai kepala sekolah, tukang kebersihan, dan bahkan menjadi supir untuk antar jemput murid muridnya.

Semangat dan sikap positif yang dimiliki Hung tertular kepada para muridnya dan menyebar di keluarga para murid di rumah masing masing, hingga akhirnya Hung berhasil mengetuk hati para orangtua wali murid untuk sama sama berjuang mempertahankan sekolah anak anaknya agar tidak di tutup oleh pemerintah. Mereka saling bahu membahu untuk berjuang mendapatkan murid baru demi keberlangsungan sekolah. Mereka hanya punya waktu empat bulan menjelang semesteran untuk berjuang mendapatkan murid baru.

Semangat juang Hung, para murid, dan wali murid berhasil mendapatkan empati dari masyarakat sekitar. Satu demi satu masyarakat sekitar kembali mempercayakan sekolah Yuen Kong sebagai sekolah putra putrinya. Hingga di akhir cerita sekolah Yuen Kong berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk mencetak generasi bangsa hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun