Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Harus Ada Bodo Kupat? Mengupas Sisi Sejarah, Filosofi dan Sosial Budaya

18 April 2024   06:59 Diperbarui: 18 April 2024   07:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: detik.com/ ilustrasi gambar ketupat.


Hari raya Idul Fitri adalah momen dimana umat muslim bisa menikmati sarapan pagi tidak lagi di waktu sahur. Bahkan sebelum kita berangkat menuju masjid untuk mengerjakan salat id kita disunahkan untuk sarapan pagi. Usai salat id dan mendengarkan khutbah dari pak kiai, beberapa masjid biasanya mengadakan acara tahlilan umum  yang ditempatkan di serambi masjid, dan masyarakat setempat biasanya membawa baskom atau nampan berisi nasi, atau lontong, lengkap dengan sayur dan lauk pauk.

Kalau di kota-kota besar di hari pertama bulan Syawal biasanya mereka telah membuat ketupat. Disajikan bersama opor ayam atau sayur bersantan. Jadi di daerah mereka yang namanya bodo kupat ya hari lebaran Idul Fitri itu. Berbeda jika kita mengunjungi daerah-daerah di Jawa Tengah seperti Jepara, Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Pekalongan dan sekitarnya maka bodo kupat baru di adakan satu minggu setelah lebaran Idul Fitri. Sehingga bagi para perantau yang  pulangnya tidak bertepatan dengan lebaran atau hari pertama bulan Syawal masih bisa menikmati ketupat dan lepet.


Bodo Kupat  merupakan sebuah tradisi merayakan lebaran setelah menjalankan puasa Syawal selama 6 hari. Dinamakan bodo kupat atau kupatan  karena menu utamanya adalah kupat atau ketupat. Meskipun ada pula menu lepet namun masyarakat Jawa lebih cenderung menamainya bodo kupat dari pada bodo lepet .


Tradisi Bodo Kupat atau Kupatan mulai diperkenalkan pada abad ke-16 M tepatnya pada masa Kesultanan Demak saat dipimpin oleh Raden Fatah.
Bisa jadi yang mengusulkan kepada Raden Fatah agar diadakan Bodo Kupat atau Kupatan adalah  adalah Sunan Kalijaga. Karena diantara para wali songo, Sunan Kalijagalah yang paling banyak mengedepankan pendekatan budaya dengan Islam, dan seringkali menciptakan simbol-simbol yang sarat  dengan filsafah yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.


Menurut Ensiklopedia Islam Nusantara, kupat atau dalam Indonesianya ketupat berasal dari kata papat ( empat ). Dan ada hubungannya dengan rukun Islam ke-4 yaitu Puasa Ramadan.  Menurut penulis, antara papat menjadi kupat itu terlalu kejauhan. 

Adapun mengenai kupat dan puasa Ramadan apakah ada hubungannya ? 

Logikanya seperti ini, Seseorang menyajikan ketupat itu setelah melewati bulan Ramadan. Jika masih bulan Ramadan belum ada yang membuat ketupat.

Kemudian ada yang menduga bahwa Kupat adalah akronim ( kata singkatan ) yang banyak sekali dijabarkan dengan pemahaman yang berbeda-beda.
Pendapat pertama, kupat adalah kepanjangan dari kata "Aku Lepat" ( Aku salah).

Ada yang memaknai kupat itu "ngaku lepat" ( mengakui kesalahan).

Pendapat pertama dan kedua ini sangat berkaitan. Keduanya memberikan pemahaman bahwa ketupat ini mengandung nilai untuk mengakui kesalahan dan mengakui kesalahan bisa diucapkan dengan kata, "Aku lepat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun