Mohon tunggu...
Nurmalasari
Nurmalasari Mohon Tunggu... Konsultan - Public Health Specialist

Passionate in Youth4Health & Mental Health | SDGs, Social Network, & Indigenous Enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan 2.0: Sosok Pahlawan Era Millenial

14 September 2017   16:09 Diperbarui: 14 September 2017   16:13 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erris Dirham Syah, Sosok Pahlawan Era Millenial

Memerdekakan Indonesia dari penjajahan adalah bukti adanya sosok pahlawan. Tapi kalau memerdekakan mimpi? Berbicara tentang Memerdekakan Mimpi, tak bisa dipungkiri bahwa diriku sendiri bukanlah satu-satunya pejuang. Ada sosok dibalik itu. Dialah PAHLAWAN 2.0!

#CeritaTentangPahlawan

Pahlawan 1.0 adalah sosok pahlawan yang membebaskan Indonesia dari keganasan penjajahan bangsa asing, sehingga saat ini, setiap 17 Agustus, kita selalu merayakan HUT Kemerdekaan RI. Secara fakta, yap memang kita sudah merdeka, terbebas dari penjajahan bangsa asing. Tapi benarkah sudah merdeka? Apalagi di era millenial ini.

Memerdekakan Mimpi, meminjam istilah The Leader untuk Dream Maker Camp-nya, nyatanya menjadi hal yang harus kita perjuangkan layaknya para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Memerdekakan Mimpi di era millenial ini nyatanya bukanlah hal yang mudah. Banyak yang harus jatuh bangun. Dalam proses jatuh bangun tersebut, nyatanya kehadiran sosok Pahlawan bisa menjadi pendobrak semangat perjuangan. Sosok Pahlawan 2.0, Pahlawan era millenial yang membantu kita memerdekakan mimpi-mimpi kita untuk Indonesia. Agar Indonesia bisa merdeka seutuhnya.

Di Hari Perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke 72 ini, aku sengaja ingin bercerita tentang sosok mas ganteng ini karena dia sedikit banyak sudah berjasa dalam kehidupanku. Jika boleh kupasang foto-foto Pahlawan di rumahku, maka selain kedua orang tuaku, Mas Erris Dirham Syah ini akan aku pasang fotonya. Mas Ham adalah salah satu orang yang sangat mempercayai mimpiku, mimpiku menjadi seorang Pencerah Nusantara, mimpi yang kala itu terlihat mustahil bagiku yang masih imut-imut Semester 8.

Aku masih ingat, sangat ingat saat Mas Ham berkata,"Dek kamu jadi ikutan apalah itu yang dikirim ke pelosok-pelosok Indonesia. Katamu hari ini terakhir daftar. Semangat yow!" 

Saat itu aku segera memacu gas motorku kencang biar segera sampai di kos. Namun, naas kecapekan selama perjalanan dari kampung ke Surabaya membuatku ketiduran saat sedang mengisi essay Pencerah Nusantara. Udah hopeless banget rasanya saat bangun ternyata sudah jam 2 malam.

Aku merutuki diriku sendiri!

Namun, keajaiban macam apa yang sedang terjadi dan tiba-tiba aku mendapati namaku muncul sebagai Kandidat yang lolos tahap 1.

Ternyata essayku sudah tersubmit!

Hingga menjelang keberangkatanku ke Jakarta untuk seleksi tahap 2 aku dihadapkan pada pilihan berangkat atau tidak berangkat. Selain karena alasan administrasi yang belum lengkap, juga karena alasan tidak ada biaya untuk berangkat. Banyak yang menyuruhku untuk tidak berangkat namun keyakinan akan mimpiku seakan menarik Konspirasi Semesta. Mas Ham meneleponku bilang, "Dek kamu harus berangkat. Udah fokus saja pada seleksinya. Masalah tiket gak usah dipikirin. Besok aku jemput ku anterin ke bandara atau stasiun. Apapun yang penting kamu bisa sampai di Jakarta".

Tanpa dorongan semangatnya waktu itu, mungkin aku tidak bisa sejauh ini. Saat wisudanya ingin sekali datang namun sayangnya saat itu masih di Mentawai. Saat wisudaku pun ingin sekali berfoto dengannya menunjukkan Patung Airlangga yang ku dapatkan karena menjadi Wisudawan Berprestasi, namun sayangnya dia sudah bertolak ke Las Vegas.

Terima kasih banyak Mas atas semuanya. Sukses selalu di Las Vegas yaakk! Doakan Mala segera menyusul ke US, maybe untuk sekolah lagi hehehe di Harvard. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun