[
Â
Â
Â
Tampak dari depan, rumah panggung ini tampak biasa, seperti rumah panggung suku Bugis Makassar pada umumnya. Yang tidak biasa adalah rumah-rumah bertiang sangat tinggi. Saya tidak tahu pasti ukurannya, tapi berbagai sumber menyebut tiang-tiang rumah mencapai 10-20 meter. Beberapa rumah tinggi tersebut tidak dilengkapi tangga lho, karena rumah terletak di ketinggian, daerah lereng bukit berbatu, bagian depan (teras ) rumah warga langsung bukit batu. Jika ingin meninggalkan rumah, penghuni harus menuruni bukit terlebih dahulu. Keunikan rumah belum berhenti sampai di situ, kamu akan terpana menyaksikan tiang-tiang tinggi penyangga rumah sudah berumur sangat tua, saking tuanya, warna asli kayu sudah tidak terlihat lagi, tertutupi tai anging, itulah istilah yang dipakai masyarakat di sana untuk mengistilahkan semacam lumut yang menyelimuti tiang kayu mereka.
Selain rumah-rumah tua dan antik, penduduk di Kampung tua Bitombang juga berumur panjang. Mungkin karena lingkungan hijau bebas polusi, dan makanan yang mereka makan murni dari alam, tidak ada junk food yang tersedia seperti di kota. Suasana kampung juga adem, hening. Tidak ada hiruk pikuk kendaraan di sana. Sayang sekali, walaupun berpenduduk ramah dan murah senyum, saya tidak bisa mengorek keterangan lebih banyak dari mereka karena terkendala bahasa. Bahasa sehari-hari penduduk memakai Bahasa Selayar yang tidak saya kuasai. Mungkin lain cerita seandainya keberangkatan kami ke sana ditemani pemandu wisata. Itulah perlunya persiapan sebelum melakukan travelling.
Masih ingat jaman-jaman ketika HP hanya bisa sms dan telepon? itupun dengan harga kartu perdana dan pulsa yang naudzubillah mahalnya. Nah seiring berjalannya waktu, teknologi selluler juga meningkat. Fungsi hp tidak sekedar sms dan telepon saja, tapi juga internetan. Teknologi layanan sellulerpun berevolusi, mulai dari teknologi GSM (Global Global System for Mobile Communications), pada masa ini layanan SMS pertama kali ada, untuk itu teknologi GSM di sebut juga teknologi Generasi ke 2 (G2). Setelahnya, muncullah teknologi GPRS (General Packet Radio Service), Teknologi GPRS ini dikenal dengan kemampuannya melakukan transaksi paket data. Teknologi ini kerap disebut dengan generasi dua setengah (2,5G), kemudian disempurnakan oleh EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution), yang biasa disebut dengan generasi dua koma tujuh lima (2,75). Pada 2004 mulai muncul operator 3G pertama, PT. Cyber Accsess Communication (CAC), yang memperoleh lisensi pada 2003. Setelah 3G, memasuki generasi ketiga-setengah (3,5G), ditandai dengan berkembangnya teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang mampu memungkinkan transfer data secepat 3,6 Mbps. (sumber Wikipedia). Saat ini, teknologi layanan telekomunikasi seluler di Indonesia telah mencapai 4G LTE, 4G LTE adalah generasi ke-empat dari teknologi komunikasi mobile-internet. Generasi ini menawarkan kecepatan 150 Mbps, oleh Smartfren dikembangkan lagi dengan mengusung teknologi 4G LTE Advanced, kecepatan bisa mencapai 300 Mbps, jangkauan lebih luas, koneksi mobile-internet lebih cepat dan lebih stabil di Indonesia.
Rasanya tak salah jika dikatakan Smartfren 4G LTE Advance is the travelers’ best friend.
Â
Â
Â