Gambar:AP Krisis politik di negara Cleopatra itu semakin meluas sehingga semakin rumit pengentasannya,bahkan semakin terjebak dalam jurang perang saudara yang mengerikan.Keadaan Mesir kedepannya kemungkinan semakin tidak menentu sejak kudeta Rabu 3 Juli 2013 sampai Rabu 14 Agustus sudah menewaskan ribuan waaraga sipil Mesir serta ribuan lainnya menderita luka-luka.Bahkan dalam kekerasan paling berdarah yanag dilancarkan junta militer Rabu 14 Agustus 2013 terhadap para aktifis pro Presiden terguling Muhammad Mursi diperkirakan telah menelan  sekitar 1000 orang,ujar  pihak Ikhwanul Muslimin kepada BBC kamis 15 Agustus 2013. Namun demikian menurut Kementerian Kesehatan korban tidak sebanyak itu tetapi 525 orang tewas dan terus bertambah.Para pimpinan Ikhwanul Muslimin menyeruakan supaya melancarkan aksi besar-besaran melawan junta militer sekaligus menuntut penulihan kekuasaan terhadaap presiden terguling Muhammad Mursi.Aksi-aksi tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan korban yang lebih banayak lagi,karena aparat keamanan Mesir kelihatannya sudah tidak memiliki hati nuraninya lagi. Aplagi sekarang disinyalir bahwa Zionis Israel terlibat dalam konflik internal Mesir,dan kemarin kelihatan kapal cargo milik Israel  mendarat di bandara Cairo yang didalamnya banyak amunisi ,ujar sopir yang enggan disebutkan namanya itu.Kerjasama Israel-Junta Militer memang sudah lama terjalin ,sehingga saat hendak menggulingkan presiden  Muhammad Mursi Junderal Abdel Fattah El Sisi memberitahukan Israel lebih dahulu. Israel dan AS lebih suka rejim sekuler liberalis berkuasa di Mesir daripada rejim islamis seperti halnya yang sedang dijalankan Presiden Muhammad Mursi sebelumnya. Kekerasan di Mesir itu perlu segera ditangani oleh masyarakat internasional,karena jika mengharapkan dari OKI kelihatnnya tidak akan mamapu mengentaskannya karena sesama anggota OKI-pun tidak kompak dalam menanggapi kriris Mesir tersebut.Terutama Arab Saudi,Kuweit,Bahrain lebih pro kelompok yang anti Muhammad Mursi dan Ikhwanul Muslimin.Bahkan negara monarchi Arab Saudi,Bahrain dan Kuweit itu telah mengucurkan dan milyaran dolar kepada junta Militer yang digunakan untuk melancarkan serangan terhadap para aktifis pro presiden terguling Muhammad Mursi.