Mohon tunggu...
Sinta Maharani
Sinta Maharani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Hidup Manusia

27 Mei 2017   11:14 Diperbarui: 27 Mei 2017   12:20 3333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                Jalan pikiran adalah hal yang paling mendasar atas terciptanya suatu fokus untuk memecahkan seluk beluk permasalahan yang berkaitan dengan dinamika kehidupan manusia atau dapat juga diasumsikan sebagai suatu cara orang untuk menanggapi suatu situasi, kondisi, bahkan pernyataan yang kerap menjadi meriam karena dibumbui kesalahpahaman. Bukan kesalahpahaman yang menjadi dasar di sini namun jalan pikiran yang berbedalah yang membuat orang menilai sesuatu dengan persepsi yang tidak bisa disatukan karena memilki maksud yang tidak sama. Tidak ada yang bisa menyalahkan atau disalahkan dalam hal ini, bagaimanapun juga yang namanya perspektif adalah hal yang relatif asal jangan sampai melewati batas objektif.

                 Begitu juga hal nya dengan kemanusiaan, menurutmu apa yang pertama kali terpikir ketika mendengar kata kemanusiaan? Apa itu sesuatu hal yang bersifat asasi, kongkrit, atau malah hanya sekedar formalitas belaka? Itu kembali lagi kepada persepsi masing-masing, namun di sini kita akan membahas mengenai kemanusian yang lebih menekankan kepada hal yang beradab. Seperti sila ke-dua yang ada pada Pancasila, bahwa “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, lantas apa itu sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Jika di tinjau lebih jauh banyak hal yang mungkin tidak tersentuh atau bisa di bilang jauh dari kata kemanusiaan.

                 Sejatinya banyak hal yang termasuk dalam kemanusiaan bahkan segala bentuk sikap kita sehari-hari tidak bisa terlepas dari kata kemanusiaan, karena pada kenyataannya kita hidup di dunia ini tidak sendiri, sehingga di setiap harinya pasti ada interaksi antara satu sama lain. Dalam interaksi tersebut tentunya kita tidak dapat seenaknya sendiri dalam melakukan tindakan maupun bersikap, karena hak asasi kita terbatas oleh hak asasi orang lain. Tenggang rasa mungkin adalah salah satu cara untu saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam keanekaragaman untuk menciptakan simponi yang selaras.

                Tenggang rasa adalah kata yang sederhana yang memilki dampak besar namun sulit dalam penerapannya. Manusia cenderung dikuasai oleh ego yang membuatnya seolah-olah merasa selangit padahal setelah dibandingkan dengan semesta, kita hanyalah ciptaan-Nya yang kecil. Kesibukan yang menggeluti tiap-tiap individu juga menjadi faktor mengapa manusia kerap kali tidak berada di zona adabnya. Lantas apa hal ini dapat dibiarkan menjamur begitu saja. Disinilah peran kita sebagai pemuda bangsa Indonesia yang harus memberikan visualisasi nyata betapa indahnya toleransi diantara keanekaragaman yang kita punya.

                Jangan memandang perbedaan sebagai sesuatu hal yang dapat menjadikan jalan hidup kita tersandung, namun jadikanlah perbedaan itu sebagai suatu batu loncatan untuk menggapai cita yang telah lama di ukir dalam harap agar terealisasi sebagaimana asa itu ingin dicapai. Semangat terus bagi pemuda Indonesia tetap ingat semboyan bangsa “Bhineka Tunggal Ika” berbeda beda tetapi tetap satu jua. Ikrar tulus yang ditanamkan dalam hati senantiasa menunjukkan jati diri bangsa yang sejati.

               

               

               

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun