Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eksotisme Kopai, Nukilan Budaya Osing Banyuwangi

8 Februari 2019   01:22 Diperbarui: 8 Februari 2019   19:11 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopai Osing, Budaya Lokal Banyuwangi (dok pri)

Pecinta seni yang semula kurang suka terlibat dalam agroindustri kopi, menjalankan tugas komando sebagai penerus estafet keluarga kopi. Melalui pendekatan seni semakin terasa ranah pertanian yang 'agriculture', budaya bertanam. Kopi menjadi bagian dari duta seni budaya.

Kopi Osing, Duta Seni Budaya
Kualitas dan taste kopi merupakan resultante dari kinerja pengelolaan di kebun, kemerataan kematangan buah panen. Penanganan buah menjadi biji kopi. Sangrai, menghaluskan serta cara menyeduh menyempurnakan rasa.

Bilas cangkir ataupun wadah seduh dengan air panas sebelum ditaruh bubuk kopi. Agar panas seduhan tidak terserap oleh permukaan dalam wadah dan mengurangi optimalisasi ekstraksi.

Mari nikmati cara minum kopi paling sederhana. Seruput pelan kopi alami tanpa tambahan gula, akan terasa sedikit rasa manis. Selanjutnya terserah mau ditambah gula seberapa, disodorkannya nampan gula dengan pilihan gula pasir ataupun gula semut aren.

Adopsi teknologi pabrikan menjadi industri rumah tangga. Mas Iwan menularkan ilmu memilih buah kopi dengan kematangan seragam. Menyangrai biji kopi dengan ukuran seragam sehingga didapat tingkat kematangan yang seragam. Mari sangrai dengan wajan tanah liat di atas tungku tradisional berbahan bakar kayu. Stop, saat keemasan jelang mencoklat agar tidak terikut aroma gosong.

Kini proses pengolahan kopi model ini menjadi bagian dari agrowisata setempat.

"Biarlah Genjah Arum menjadi tempat menerima para sahabat dan wisatawan silakan langsung menikmati Desa Wisata adat Kemiren," Demikian terang beliau saat saya tanyakan, "Koq tidak membuka sanggar Genjah Arum untuk umum, menjadikan rumah adat menjadi semacam home stay dan areal pajang menjadi gerai kopi?"

Kemasan budaya Osing leluhur masyarakat Banyuwangi lekat dengan proses produksi kopi skala rumah tangga ini. Kedekatan budaya, kehangatan rasa persahabatan antar penyesap kopi diikat dengan slogan once brew we bro, rantai pengikat budaya lampau dan kekinian. Tak sekedar cairan berkafein melewati tenggorokan. Ngopi menjadi bagian dari gaya hidup.

Nukilan Budaya Osing Banyuwangi
"Mana tega, membiarkan rumah adat Osing yang berumur antar generasi hanya menjadi latar foto para pemburu selfie" tutur beliau. Silakan dinikmati, tak melarang mengambil gambar namun tolong sematkan rasa hormat akan rumah adat warisan budaya ini.

Rumah adat Osing (dok pri)
Rumah adat Osing (dok pri)
"Para leluhur merestui niat Mas Iwan melestarikan rumah adat Osing ini" kata saya tanpa sadar. "Lah dapat bisikan dari mana?" jeling beliau.

Dengan nada hormat beliau menuturkan bagaimana mengumpulkan aneka rumah adat, menatanya dengan konfigurasi tertentu. Menunjukkan itu rumah tertua, yang di sana rumah sedikit lebih muda dengan urutan yang mengagumkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun