Mohon tunggu...
Joko Wenampati
Joko Wenampati Mohon Tunggu... -

Gak penting banget

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ternyata Obat Ini Bisa Menyembuhkan Hepatitis B

19 Juli 2012   09:03 Diperbarui: 4 April 2017   16:23 5744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak tahu hepatitis B? Penyakit ini, banyak orang Indonesia mengidapnya tanpa mengetahui bahwa dirinya membawa virus Hepatitis B. Umumnya penyakit ini mengganas ketika daya tahan tubuh sudah tidak mampu menghadapi dengan virus, lalu virus pun menggerogoti hati hingga mengalami sirosis. Kakak saya meninggal pada umur 9 tahun karena penyakit ini. Pada saat itu saya ingin sekali menjadi dokter dan menemukan obat penyakit ini. Namun ketertarikan saya pada bidang teknik, mengubah cita-cita itu. Namun saya tetap memantau perkembangan pengobatan penyakit ini.

Cara termurah untuk mengetahui bahwa anda mengidap penyakit hepatitis B adalah dengan melakukan uji serologi serum HbsAg (antigen permukaan virus Hep B). Anda diketahui mengidap Hepatitis B, jika pada darah anda terdeteksi HbsAg positif tanpa HbsAb (antibody terhadap HbsAg).  Perjalanan penyakit ini dapat diketahui dengan mendeteksi HbeAg. Jika Antigen HbeAg positif, ini menunjukkan replikasi virus menunjukkan aktifitas. Untuk memastikannya lebih lanjut biasa dilakukan test DNA HBV. Test yang terakhir ini, biayanya mahal. Sehingga dengan demikian, cukuplah anda memeriksakan HbsAg, HbsAb dan HbeAg.

Dahulu saya mengetahui dari dokter ahli hematology onkology bahwa titer HbsAg tidak bermakna apa-apa. Namun, pengetahuan terakhir yang saya peroleh, titer HbsAg yang lebih kecil dari 500 iu/ml menunjukkan bahwa bahwa tubuh anda memperoleh kontrol imunitas terhadap antigen tersebut. Lebih lanjut, penurunan titer HbsAg yang konsisten dapat mengarah kepada serokonversi, yaitu suatu peristiwa dimana hilangnya HbsAg dan munculnya HbsAb, ya munculnya antibody terhadap virus Hepatitis B ini. Pengetahuan ini, menginspirasi saya untuk menuliskan bahwa, Hepatitis B kronis dapat disembuhkan, yang mana berbeda dengan Hepatitis B yang belum kronis (menetapnya HBV selama 6 bulan lebih) .

Dahulu Hepatitis B kronis itu hampir dikatakan mustahil untuk sembuh.  Banyak pengobatan yang berbiaya sangat mahal tidak terlalu menjanjikan kesembuhan total. Menggunakan interferon alfa misalnya selain bianya jutaan sekali suntik, efek samping obat ini tidak lah nyaman. Bisa dibayangkan jika anda harus disuntik interferon tiap minggu dan efeknya anda seperti kena flu. Bayangkan anda menderita oleh suntikan ini  hingga 6 bulan lamanya. Itupun prosesntasi sembuh tidak significant. Pegilated Interferon merupakan improvisasi agar tidak perlu suntikan yang lebih sering, namun peluang untuk sembuh juga tidak begitu meningkat prosentasenya. Pengobatan oral dengan analog nukleotida seperti lamivudine tidak begitu baik hasilnya dan dapat berujung pada terjadinya resistansi virus setelah pemakaian lebih dari dua tahun. Analog nukleotida Adepovir Dipovoxil, lebih baik dibandingkan lamivudine. Tapi, pemakaian adepovir yang lama dapat merusak ginjal. Itupun semua penggunaan anti virus analog nukleotida   tersebut tidak menjanjikan banyak menuju serokonversi. Pengobatan teranyar adalah menggunakan entecavir dan telbuvudine. Entecavir memperlihatkan respon yang baik terhadap perbaikan jaringan hati dan fungsi hati (SGPT dan SGOT), dan menekan replikasi virus secara significant dalam 6 bulan pertama pemakaian. Tidak ditemukan resistansi virus selama penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama dan tidak mempunyai efek samping yang membahayakan ginjal. Sehingga obat ini menjadi pilihan dokter ahli gastroentorology dan hepatology. Namun obat inipun tidak begitu menjanjikan banyak untuk seroconversi walaupun dapat menekan DNA virus hingga tidak dapat terdeteksi.

Dengan paparan di atas, saya berpikir bahwa hepatitis B kronis dapat disembuhkan dengan terapi kombinasi interferon dan entecavir. Pengobatan dengan entecavir ditujukan untuk menekan replikasi virus. Sedangkan inteferon untuk mengeliminasi HbsAg (cmiiw). Pengobatan kombinasi saya pernah baca menunjukkan hasil yang lebih bagus daripada pengobatan tunggal dengan entecavir atau interferon saja. Tapi siapkanlah dana yang sangat besar untuk ini. Alternatifnya, pengobatan yang agak murah adalah, gunakan entecavir hingga DNA virus tidak terdeteksi, setelah itu anda lanjut dengan mengkonsumsi obat yang biasa digunakan untuk mengatasi penyakit anak-anak yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium parvum, protozoa atau cacing. Obat ini dikenal dengan nama generik Nitazoxanide. Pengobatan dengan Nitazoxanide ditujukan untuk meningkatkan respon immun terhadap HbsAg, sehingga titer HbsAg turun secara konsisten dan akhirnya menghilang dan anda memperoleh HbsAb yang positif. Saya mengetahui suplemen lain yang juga menunjukkan hasil menurunnya titer HbsAg secara konsisten. Sepulang di tanah air, saya akan melakukan penelitian ini dengan suplemen tersebut (walaupun saya bukan dokter).

Para dokter hepatologist atau internist,  silahkan dikritisi dan dikoreksi tulisan seorang engineer ini. Semoga komentar2 dari dokter-dokter sekalian dapat meluruskan tulisan ini atau tambahan bagi pembaca kita. Saya menuliskan ini tidak bermaksud sebagai saran untuk di ikuti tanpa konsultasi ke dokter yang benar-benar tepat.


bacaan lebih lanjut


1. Wikipedia/nitazoxanide

2. www.medhelp.org


3. www.ncbi.nlm.nih.gob

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun