Mohon tunggu...
Adhi Nugroho
Adhi Nugroho Mohon Tunggu... Penulis - Blogger | Author | Analyst

Kuli otak yang bertekad jadi penulis dan pengusaha | IG : @nodi_harahap | Twitter : @nodiharahap http://www.nodiharahap.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kota Hidrogen di Indonesia, Sekadar Cita-cita atau Niscaya?

12 September 2018   06:50 Diperbarui: 12 September 2018   07:22 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Eniya Listiani Dewi saat dianugerahi BJ Habibie Awards 2018 | Sumber gambar: harianterbit.co

Hidrogen sebagai energi alternatif baru | Sumber informasi: ESDM dan PP No.79/2014 Sumber gambar: freepik.com dan dreamstime.com (diolah dan disajikan kembali dalam bentuk infografis)
Hidrogen sebagai energi alternatif baru | Sumber informasi: ESDM dan PP No.79/2014 Sumber gambar: freepik.com dan dreamstime.com (diolah dan disajikan kembali dalam bentuk infografis)
Hidrogen sebagai Sumber Energi Baru

Berkaca dari fakta tersebut, mendorong pemanfaatan EBT menjadi agenda wajib yang harus dilakukan. Beruntung Indonesia memiliki seorang Eniya Listiani Dewi yang telah meneliti potensi sumber energi baru sejak tahun 1998. Risetnya telah banyak menghasilkan ide dan gagasan baru, salah satunya adalah pemanfaatan hidrogen sebagai sumber alternatif energi.

Hidrogen sebenarnya merupakan salah satu unsur yang melimpah di alam semesta, dengan pangsa sekitar 75% dari total massa unsur alam semesta. Di muka bumi, senyawa hidrogen alami relatif jarang ditemukan. Meski demikian, proses industri seringkali menghasilkan hidrogen dalam bentuk senyawa hidrokarbon seperti metana. Selain itu, hidrogen juga dapat diproduksi dari air melalui proses elektrolisis.

Inovasi teknologi yang dikembangkan Eniya sejak tahun 2003 berhasil mengubah senyawa hidrogen menjadi listrik melalui proses transfer elektron. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk motor dan tenaga cadangan berbagai mesin dan peralatan yang membutuhkan energi listrik.

Bahan baku gas hidrogen juga relatif mudah untuk diperoleh. Gas hidrogen bersumber dari limbah biomassa yang umum dihasilkan oleh industri kelapa sawit. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia.

Untuk memudahkan kita memahaminya, Eniya menggambarkan teknologi yang dibuatnya sama seperti generator. Bedanya, dia menggunakan sel bahan bakar sebagai pengganti generator.


Nah, sel bahan bakar tersebut tugasnya mengubah hidrogen (H2) dan oksigen (O2) menjadi air yang mengandung listrik. Kandungan listrik di dalam air bisa dihasilkan karena adanya proses transfer elektron. Selanjutnya, listrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi baru bagi mesin dan peralatan yang menggunakan energi listrik.

Inovasi teknologi hidrogen: Sumber gambar: berbagai sumber Sumber gambar: freepik.com dan dreamstime.com (diolah dan disajikan kembali dalam bentuk infografis)
Inovasi teknologi hidrogen: Sumber gambar: berbagai sumber Sumber gambar: freepik.com dan dreamstime.com (diolah dan disajikan kembali dalam bentuk infografis)
Tantangan untuk mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi terletak pada harganya. Saat ini gas hidrogen diproduksi oleh industri gas besar, dengan kisaran harga Rp200 ribu sampai dengan Rp1,7 juta per 6.000 liter, tergantung dari kadar kemurnian hidrogennya.

Teknologi sel bahan bakar yang dikembangkan Eniya memerlukan rata-rata 0,8 hingga 1 liter gas hidrogen untuk menghasilkan 1 KWh. Oleh karenanya, biaya operasional per KWh mencapai Rp3.300 hingga Rp28.300. Lebih mahal dibandingkan tarif dasar listrik saat ini yang berkisar antara Rp1.352 hingga Rp1.644.

Inovasi dalam Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Eniya bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga mengembangkan teknologi untuk memproduksi gas hidrogen secara mandiri. Dalam prosidingnya yang berjudul Potensi Hidrogen sebagai Bahan Bakar untuk Kelistrikan Nasional, ada tiga teknologi yang telah dikembangkan Eniya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun