Mohon tunggu...
Nita Au Batuwael
Nita Au Batuwael Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fisip Uajy

Selanjutnya

Tutup

Nature

Global Warming: Sebuah Isu di Balik Konstruksi Manusia

17 Juni 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52 3799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Global Warming : Sebuah Isu di Balik Konstruksi Manusia

Selama ini kita hanya menerima apa yang diberitakan media-media mengenai pemanasan global, kita disuguhi dengan isu-isu yang menakutkan seperti pemanasan global akan mengkiamatkan bumi, es di Arktik akan lenyap pada tahun 2020 dan akan menenggelamkan sebagian besar kota di dunia, bumi akan melepuh pada tahun 2100. Perlu konsensus global untuk melawan efek pemanasan global, dll.

Media dunia dikuasai kaum liberal, karena itu, mereka yang menolak adanya pemanasan global akan dianggap sebagai aktivis sayap kanan konservatif yang radikal. Tentu saja ini berakibat panggung diskusi (bukan argumentasi ilmiah) klimatologi dikuasai ilmuwan-ilmuwan (pro Al gore).

Masalah global membutuhkan solusi global”. Demikian yang sering disebut oleh para pemimpin dunia. Global warming dari sudut pandang sosiologi, dinilai bukan hanya permasalahan lingkungan. Namun ternyata dibalik sudut pandang sosilogi itu, ada konstruksi-konstruksi manusia yang “menciptakan” keberadaan isu Global Warming.

Global warming ini dikonstruksikan oleh para aktor sosial yang memiliki pengaruh dalam lingkungan sosial. Global warming kemudian“diciptakan” oleh para pembuat kebijakan dan dibantu oleh para ilmuwan dalam memberikan bukti dan data secara ilmiah. Nyaris, aksi mengenai global warming di Indonesia berjalan tanpa kritikan.

Ketika Al Gore merilis film dokumenternya yang berjudul "An Inconvenient Truth" yang mendapat Oscar, seakan-akan kita mengetahui hanya ada satu kebenaran. Manusia adalah oknum dan kambing hitam atas lenyapnya gumpalan-gumpalan es di kutub, atas meningkatnya suhu bumi dan atas bencana-bencana alam yang terjadi.Namun, apakah semua orang mempercayai hal itu? Pada akhirnya, isu pemanasan global menjadi salah satu strategi untuk menghasilkan keuntungan bagi pihak-pihak terkait.

Pada tahun 2006, Al Gore terbang (dengan pesawat pribadi) dari rumahnya di Tennesse ke Hollywood dan kemudian berkeliling dengan limosin dimana dia menerima Oscar untuk film dokumenternya "An Inconvenient Truth" yang memperingati bahaya pemanasan global dan bahaya pemakaian berlebihan bahan bakar fosil. Namun Gore secara sederhana menyatakan bahwa manusialah penyebab pemanasan global.

Para ilmuwan yang jeli (salah satunya adalah Edwin Aldrin, manusia kedua yang berjalan di bulan) menemukan banyak kebohongan dari film yang di produksi oleh Gore. Belakangan ternyata diketahui para ilmuwan yang setuju dengan Gore adalah ilmuwan-ilmuwan yang menerima donasi besar dari pemerintahan Clinton (ketika Gore menjadi wakil presiden).

Dalam filmnya itu, Gore menunjukkan foto-foto glasier yang berkurang, namun ia tidak menyebut glasier-glasier lain yang terus bertambah. Gore juga menyebut Glasier Kilimanjaro yang terus berkurang akibat pemanasan global. Tapi ia tidak mengatakan bahwa Glasier Kilimanjaro telah berkurang sejak 1880, jauh sebelum kadar CO2 meningkat di bumi.

Gore juga mengklaim bahwa peningkatan kadar karbondioksida di atmosfer telah meningkatkan suhu global. Anehnya pada tahun 2005, sebuh studi oleh Journal Science menemukan sebaliknya. Peningkatan suhu bumilah yang telah memicu peningkatan kadar karbondioksida.

Namun tamparan yang paling memalukan bagi Gore datang dari ABC News yang menemukan salah satu cuplikan dalam film dokumenter tersebut adalah potongan film "The Day after Tomorrow".

Bukan hanya itu, para ilmuwan kemudian menemukan bahwa perubahan suhu bumi ternyata disebabkan oleh peningkatan aktifitas badai matahari, peningkatan aktivitas gunung api bawah laut, dan sistem arus laut yang kompleks. Bahkan pada sebuah konferensi "Scientific Consensus" mengenai Pemanasan Global yang diakibatkan perbuatan manusia, Prof. Latif (seorang profesor yang sebelumnya pro Al Gore) mengakui bahwa Bumi ini ternyata tidak mengalami pemanasan selama hampir satu dekade. Menurutnya, sepertinya kita akan memasuki masa "Satu atau dua dekade dimana suhu bumi akan mendingin". Prof Latif menyatakan dengan jelas bahwa Atlantik utara malah menjadi dingin. Dan mungkin akan terus mendingin hingga 20 tahun yang akan datang. Ini jelas bertentangan dengan pandangannya sebelumnya yang menyatakan bahwa bumi akan memasuki suhu mematikan pada tahun 2100.

Hal ini diperkuat oleh temuan NASAbaru-baru ini bahwa perubahan suhu bumi dalam beberapa dekade ini ternyata diakibatkan oleh peningkatan aktivitas badai matahari, bukan karena anda tidak mencabut charger HandPhone anda dari stop kontak ketika sudah selesai menggunakannya.

Al Gore, yang telah menjadi panglima utama dalam gerakan pemanasan global sendiri memiliki rumah seluas 10.000 kaki persegi di Nashville yang memiliki 20 kamar tidur dan 8 kamar mandi. Sementara menyarankan orang lain untuk menghemat energi, Gore menghabiskan 221.000 kilowatt jam pada tahun 2006 untuk rumah mewahnya. Rata-rata penggunaan satu rumah tangga di Amerika pada tahun itu adalah 10.656 kilowatt jam.Tapi Gore tidak perlu merasa bersalah.

Teori Konspirasi Pemanasan Global

Pemanasan global adalah sebuah hoax, klaim para ilmuwan dari kubu kontra Gore. Suhu bumi sesungguhnya hanya berubah sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam tempo satu abad. Bumi ini telah mengalami periode zaman es dan periode hangat tanpa ada campur tangan manusia.

Ilmuwan yang beranggapan seperti ini, salah satunya adalah Steven Milloy yang memiliki gelar dalam bidang Natural Science dan gelar master dalam Biostatistik dari Universitas John Hopkins. Ia adalah salah satu juri bagi American Association for The Advancement of Science Awards dan ia pernah diminta oleh kongres Amerika untuk bersaksi mengenai masalah-masalah lingkungan.

Milloy berkata bahwa pemanasan global adalah "Ibu dari segala ilmu pengetahuan sampah". Ia merujuk kepada perubahan-perubahan suhu bumi yang terjadi secara alamiah tanpa campur tangan manusia. ketika kita, manusia dianggap sebagai kambing hitam penyebab pemanasan global, EPA (Environmental Protection Agency) memperkirakan bahwa 25% emisi gas metana yang dilepas ke Atmosfer berasal dari kotoran ternak.

Kekuasaan yang di dukung oleh pihak penguasa (Pemerintah)

Ketika Gore menerbangkan pesawatnya yang menghabiskan banyak bahan bakar, ia membeli kredit karbon dari broker-broker (seperti saham). Sebagai imbalannya, mereka yang menjual kredit karbon itu akan menerima reward yang bisa digunakan untuk proyek-proyek lingkungan hidup. Pembeli kredit karbon itu, dalam hal ini Gore, akan disebut "Carbon Neutral" karena walaupun ia melepas banyak karbon ke udara, ia menciptakan keseimbangan antara melepas dan mengurangi karbon.

Gore membeli kredit karbonnya dari Generation Investment ManagementLLP, sebuah perusahaan yang didirikan tahun 2004. Gore adalah pendiri dan Chairman dari perusahaan itu.

Dengan kata lain, Gore bisa tetap menjalani hidup mewahnya, menjadi pujaan aktivis, menerima Nobel dan kaya raya.Penjualan kredit karbon di dunia meningkat dari $6 juta di tahun 2004 menjadi $110 juta pada tahun 2006.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apabila teori ini mendapat tantangan dari banyak ilmuwan dunia yang bereputasi tinggi, mengapa pemerintah-pemerintah dunia sepakat dengan Gore ?Jawabannya adalah pajak pendapatan !

Pada waktu sekitar konser Live Earth Concert yang diselenggarakan oleh keluarga Rothschild, Al Gore mengumumkan akan ada pajak karbon dalam skala Global untuk memerangi pemanasan global. Bagi pemerintah dunia, pemasukan tambahan. Bukankah menyenangkan apabila pemerintahan mendapat pemasukan tambahan ? Ya..Namun bagi kita akan ada pajak tambahan bagi bahan bakar yang anda beli.

Dengan dukungan dari pihak pemerintah inilah maka konstruksi mengenai isu Global Warming seolah dibenarkan begitu saja walau sudah ada banyak pihak yang menyatakan kekeliruan tersebut akibat tidak adanya banyak bukti mengenai Global Warming itu sendiri.

Kesimpulan

Tidak ada salahnya apabila kita menggunakan bahan bakar yang lebih ramah dan menghemat penggunaan listrik. Bahkan jika ingin mempensiunkan kendaraan yang mengeluarkan banyak asap. Karena dengan melakukan itu, kita belajar menjadi manusia yang bersih dan sehat.

Sambil menantikan datangnya kata sepakat dari para ilmuwan (jika kata sepakat itu memang dapat tercapai), tidak ada salahnya menggunakan kendaraan yang hemat bahan bakar, menggunakan charger HP secukupnya, menghemat penggunaan listrik, menanam pohon-pohon di rumah.

Namun perlu di pikirkan kembali dan di kritisi akan adanya kebenaran mengenai Global Warming yang menjadi konstruksi pihak-pihak yang berkuasa dan kita sebagai orang “dibawah” pihak penguasa dengan mudahnya menerima konstruksi tersebut.

Sumber:

McCright, Aaron M & Dunlap, Riley M. 2000. Challenging Global Warming as a Social Problem: An Analysis of the Conservative Movement’s Counter-Claims. Berkeley : University of California.

http://www.suarabawahtanah.co.cc/2010/04/konspirasi-pemanasan-global.html

http://www.suarabawahtanah.co.cc/2010/04/apakah-isu-pemanasan-global-akan.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun