Kehadiran kantor bagi perusahaan kini telah bergeser perannya. Keberadaan bangunan fisik kantor sempat merajai sebelum adanya internet. Para pekerja pernah merasa bangga ketika bisa bekerja di gedung perkantoran yang mewah, mentereng, dan berada di lokasi strategis.
Di Jakarta, daerah perkantoran di Kuningan dan Sudirman memiliki gengsi tersendiri bagi para karyawannya. Lokasinya yang berdekatan dengan sejumlah gedung kantor pemerintahan (kementerian) dan perwakilan negara asing (kedubes) membuat keduanya bernilai lebih tinggi.
Nah, lain ceritanya setelah internet dan media sosial menjamur. Keberadaan kantor fisik (offline) tanpa adanya kantor virtual (online) bak sayur tanpa garam di era digital saat ini. Alamat situs (website) resmi suatu perusahaan maupun instansi resmi lainnya kini mutlak eksistensinya.
Mesin pencari (search engine) Google jelas melambungkan peran strategis adanya website dan media sosial bagi perusahaan, pemerintahan, maupun institusi pendidikan. Sebelum menjatuhkan pilihan pembelanjaan, para konsumen akan menelusuri dahulu informasi via Google.
Seperti halnya kantor pusat (headquarter/head office) di dunia nyata, website menjadi lokasi yang paling memberikan kesan bagi para calon konsumen. Setelah itu, mereka akan menjelajahi artikel blog di website (kantor cabang) dan menuju media sosial (kantor pemasaran).
Maka, seraya mempercantik gedung fisik kantor, para pebisnis juga penting untuk memoles kantor online mereka. Kantor virtual yang optimal tak ayal membuat peluang bisnis akan semakin terbuka lebar. Saat bisnis berjalan lancar, maka keuntungan pun akan terus dirasakan, setuju?
Website sebagai Kantor Pusat yang Profesional
Kesan pertama begitu menggoda. Begitu pula dengan desain website. Sebanyak 75% konsumen menilai kredibilitas suatu bisnis dari website yang ada. Desain website tak selalu harus yang wah. Namun, tampilan fisik website harus selaras dengan visi dan misi suatu perusahaan.
Warna, gambar dan ukuran huruf pada suatu website sangat berpengaruh pada persepsi konsumen. Contohnya website makanan bayi dan balita idealnya berwarna lembut (pastel) serta bentuk huruf yang mudah dibaca para orang tua sekaligus foto bayi yang menggemaskan.
Setelah desain, kecepatan akses (loading) website juga berdampak pada periode konsumen saat mengunjunginya. Harap diingat, tidak semua daerah memiliki kecepatan internet yang maksimal. Ketika website lama untuk dibuka, konsumen akan beralih ke website lainnya.
Di Amerika Serikat, lambatnya akses (slow-loading) website berimbas pada kerugian penjualan sekitar 2.6 miliar US dollar setiap tahunnya. Serupa dengan kantor pusat di dunia nyata yang harus mudah dijangkau, website juga wajib memiliki loading yang cepat (fast-loading).