"Saya tidak membunuh Holi! Saya sayang padanya!" kata lelaki itu kepada polisi sambil merangsek melompat memeluk polisi di depannya. Lelaki itu memeluk erat Pak Polisi.
Polisi itu terdiam, meski kedua matanya sempat membelalak tak percaya apa yang terjadi padanya. Polisi itu, sebagai seorang manusia, kebetulan tidak begitu percaya kepada kehidupan setelah kematian. Bahkan yang disebut hantu, gendruwo, bahkan jin pun dia tak percaya - meskipun jin jelas disebutkan di dalam Al Qur'an.
Itu adalah jawabannya untuk puluhan pertanyaan terkait kematian Holiday, yang biasa dipanggil Holy, yang sudah disampaikan oleh polisi itu. Sudah hampir 36 jam interogasi dilakukan. Lelaki itu tak tampak kelelahan. Sebaliknya polisi tampak kelelahan meskipun sudah berganti-ganti menginterogasinya.
"Lalu siapa? Kan di ruangan apartment itu hanya kamu dan Holiday. Coba jelaskan!" pinta polisi.
"Begini, Pak Polisi, saya tidak ada di tempat itu. Namun saya akan jelaskan apa yang saya tahu. Pak Polisi tak akan percaya akan penglihatan saya dan Pak Polisi sendiri," sahut lelaki itu sambil menyodorkan rekaman CCTV.
Polisi kaget setengah mati. Tak habis pikir. Di ruangan itu tak ada colokan listrik. Lelaki itu pun tidak keluar ruangan sepanjang hampir dua malam. Dari mana lelaki itu mendapatkan tas berisi semua perlengkapan dan alat rekam CCTV mini, termasuk monitornya.
Lelaki berkulit putih itu masuk ke ruangan ditemani oleh Angie, kekasihnya, yang menjemput di lobby Tower III, Apartement Kalibata Town City, di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Tangan kiri Angie menggamit lengan lelaki tambun itu dengan mesra. Itu adalah pertemuan pertama mereka setelah cukup lama mereka tidak bertemu, semenjak dua bulan lalu, ketika Angie pulang dari Australia.
"Angie, kamu ke mana saja selama ini?" tanya lelaki itu sambil melirik ke arah mata Angie.
"Nggak ke mana-mana. Emangnya kenapa?" sahutnya balik bertanya.
Mereka diam. Mereka memasuki lift menuju ke lantai 9 Tower apartment kelas menengah ke bawah itu. Banyak orang lalu lalang. Ini mungkin satu-satunya apartment yang mirip dengan rumah susun. Betapa tidak, puluhan orang hilir mudik, tua, muda, miskin, kaya, lelaki, wanita dan bahkan bencong pun banyak yang tinggal di apartment ini. Suatu pemandangan yang aneh untuk sebuah apartment.
Lelaki itu masuk ke dalam kamar setelah Angie membukakan pintu itu. Lelaki itu masuk. Pintu pun ditutup.