Mohon tunggu...
Nimas Regita
Nimas Regita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doktrin Orang Tua Agar Anaknya Menjadi Pegawai Negeri Sipil

27 April 2017   11:48 Diperbarui: 27 April 2017   21:00 3153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang pasti memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, orang harus memiliki uang sehingga pekerjaan wajib dimiliki oleh orang yang telah dewasa. untuk itu pekerjaan menjadi salah satu bagian yang penting dalam kehidupan. Dalam memilih suatu pekerjaan, peran orang tua sangatlah penting. Pada masa kini masih banyak orang tua yang memberikan saran kepada anaknya dalam memilih pekerjaan. Salah satu pekerjaan tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Menurut Kranenburg, Pegawai Negeri adalah pejebat yang ditunjuk (Muchsan: 1982, 12). Jadi pengertian tersebut tidak termasuk mereka yang memangku jabatan mewakili setiap anggota parlemen, presiden dan sebagainya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “pegawai” berarti “orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya)” sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah. Jadi Pegawai Negeri Sipil dapat diartikan sebagai orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.

Mengenai jenis pegawai negeri didasarkan pada Pasal 2 ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999, Pegawai Negeri dibagi menjadi tiga yaitu Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pada pasal ini, tidak disebutkan pengertian dari masing-masing jenis. Namun, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri bukan anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota  Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pegawai Negeri Sipil merupakan bagian dari pegawai negeri yang merupakan aparatur negara.

Sejak kecil sebagian besar orang tua sudah mendoktrin anaknya agar kelak menjadi seorang PNS. Tanpa disadari hal tersebut akan menjadi tolok ukur seorang anak dalam memilih pekerjaan. Padahal dari kecil seorang anak sudah memiliki cita-cita lain. Di masa sekarang bahkan orang tua rela membayar puluhan sampai ratusan juta rupiah agar anaknya dapat menjadi seorang PNS. Padahal masih banyak pekerjaan lain selain PNS yang juga menjanjikan. Misalnya menjadi seorang pengusaha.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pekerjaan sebagai PNS sangat diminati:

1.  Memiliki Gaji yang Cukup

Salah satu hal yang penting dalam memilih pekerjaan adalah penghasilan yang ditawarkan. PNS memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Seorang PNS dijamin mendapatkan gaji setiap bulannya, tanpa terlambat. PNS tidak hanya menerima gaji 12 kali dalam setahun. Namun, mereka juga menerima gaji ke 13 dan gaji ke 14. Gaji ke 13 diterima saat tahun ajaran baru sekolah untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak PNS. Sedangkan gaji ke 14 berupa Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan menjelang hari raya. Penghasilan PNS cenderung stabil, dengan pekerjaan yang relatif sama setiap tahunnya gaji PNS cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Mustahil jika pemerintah menurunkan gaji PNS.

2. Mendapatkan Jaminan Hidup yang Pasti

Orang tua pasti memikirkan masa depan anaknya. Mereka tidak ingin anaknya mendapatkan pekerjaan yang susah dan berat. Jadi orang tua menganggap pekerjaan sebagai PNS dapat menjamin hidup anaknya dalam jangka yang panjang. Selain menerima gaji setiap bulannya, seorang  Pegawai Negeri Sipil juga seringkali mendapatkan penghasilan lain yan disebut dengan tunjangan. Seperti tunjangan untuk istri dan anak. Jika PNS telah memasuki masa pensiun, PNS masih menerima uang pensiun. Jadi mereka tidak perlu khawatir lagi dimasa tuanya. Mereka tidak akan terlalu bergantung pada anaknya dalam hal finansial. Meskipun ada wacana penghapusan uang pensiun, namun seorang PNS masih memiliki kesempatan untuk mempersiapkan masa tuanya tanpa uang pensiun.

3. Kemungkinan kecil terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK)

Jika seseorang berhasil menjadi PNS, mereka dianggap telah memasuki “zona aman”. Menjadi PNS “aman” dari resiko PHK. PNS memiliki kemungkinan kecil untuk diberhentikan. Hal ini sangat berbeda dengan risiko kerja di sektor swasta yang selalu dikejar target dan selalu dihantui risiko PHK sewaktu-waktu. Dipecat sebagai karyawan swasta lebih mudah daripada dipecat sebagai PNS. Jika melakukan suatu kesalahan PNS biasanya hanya mendapatkan teguran. Seorang PNS yang melakukan pelanggaran terhadap tugas dan kewajibannya “dapat ditoleransi” dalam batas tertentu, tidak sampai menyebabkan PNS yang bersangkutan dipecat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kontrol terhadap kualitas kinerja PNS masih lemah. Seorang PNS dapat diPHK jika melakukan kesalahan yang fatal. Menurut Pasal 23 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat dikarenakan melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil karena tidak setia pada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah atau dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukuman kurang dari empat tahun.

4. Tidak Ada Target Tertentu

PNS dalam melakukan pekerjaannya tidak memiliki target tertentu. Berbeda dengan mereka yang bekerja di sektor perbankan. Mereka meeemiliki target untuk dipenuhi dalam kurun waktu tertentu. Hal tersebut dapat membuat tertekan dalam melakukan pekerjaannya. Namun target ini juga dapat memacu kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaannya karena target tersebut dapat memotivasi diri untuk bekerja dengan baik.

5. Banyak mendapatkan fasilitas

PNS mendapatkan asuransi kesehatan. Bahkan seorang PNS diberi kemudahan untuk mengajukan kredit di bank hanya dengan menggunakan SK (Surat Keputusan) PNS. Tidak heran jika dalam waktu singkat, banyak PNS yang mampu membeli rumah, mobil, dan barang-barang mewah lainnya. Hal ini berbeda dengan buruh pabrik atau karyawan swasta yang sulit mendapatkan kredit perbankan karena terkendala masalah jaminan.

6. Disukai oleh Calon Mertua

Jika anaknya adalah seorang laki-laki, orang tua menganggap bahwa jika menjadi PNS akan mudah mendapatkan istri. Pekerjaan sebagai seorang PNS memang menjadi salah satu pekerjaan yang oleh calon mertua. Mereka menganggap dengan pekerjaan tersebut anak mereka akan terjamin kehidupannya. Selain itu, pekerjaan sebagai PNS adalah sebuah kebanggan. PNS juga menjadi status yang dihormati di masyarakat. Hal ini berbeda dengan pekerjaan lainnya.

7. Mengabdikan Diri pada Negara

Menjadi seorang PNS katanya ingin mengubah sistem yang carut-marut. Padahal apapun pekerjaan kita selama pekerjaan tersebut bermanfaat untuk banyak orang maka hal tersebut merupakan bagian dari pengabdian kepada negara. Bahkan jika kita dapat menjadi seorang pengusaha yang membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain maka tanpa disadari profesi sebagai pengusaha telah meringankan tugas negara dalam mengatasi masalah pengangguran.

8. Banyak Memiliki Waktu Luang

Dalam melakukan pekerjaannya PNS cenderung santai sehingga memiliki banyak waktu luang. Banyaknya waktu luang tersebut dapat dimanfaatkan untuk lebih dekat dengan keluarga bahkan bisa melakukan bisnis sampingan. Bahkan seringkali, PNS hanya menjadi status saja karena penghasilan sampingan mereka lebih tinggi daripada gaji PNS-nya. Namun sebaiknya bisnis ini tidak mengganggu kinerja PNS tersebut.

9. Sering Jalan-Jalan dan Bertemu dengan Orang Penting 

Menjadi seorang PNS akan sering jalan-jalan dan bertemu dengan orang-orang penting. Perjalanan dinas ke berbagai daerah dan negara merupakan nilai tambah jika kita menjadi seorang PNS karena dapat dianggap sebagai jalan-jalan. Nilai tambah lainnya adalah bertemu dengan orang-orang penting dalam pemerintahan dan para tamu negara. Padahal hal-hal diatas bukan hanya didapat oleh seorang PNS, wartawan atau jurnalis juga dapat jalan-jalan ke berbagai daerah untuk meliput suatu peristiwa. Mereka juga dapat bertemu dengan orang-orang penting dalam memperoleh informasi tertentu.

Setiap tahun, puluhan juta angkatan kerja beradu keberuntungan melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Seleksi ini diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di seluruh Indonesia secara serempak. Seleksi CPNS lebih tepat jika disebut sebagai ajang “adu keberuntungan” daripada “adu kecerdasan” atau “adu kualitas”. Keberhasilan seseorang dalam seleksi CPNS memang lebih banyak didominasi faktor keberuntungan daripada faktor kualitas peserta seleksi CPNS tersebut (Martono, 2014: 17).

Orang tua memiliki harapan besar agar anaknya menjadi PNS pasti sangat kecewa jika anaknya gagal menjadi seoeang PNS. Jika anaknya gagal menjadi PNS, maka mereka disarankan untuk menjadi karyawan swasta. Orang tua tetap mengarahkan anaknya untuk menjadi seorang pekerja, bukan soerang wirausaha. Menjadi seorang pekerja memang memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan wirausaha. Seseorang harus memiliki modal berbentuk uang dan kompetensi yang cukup untuk menjadi seorang wirausaha. Sedangkan menjadi seorang pekerja hanya membutuhkan kompetensi. Mereka tidak harus memiliki modal karena mereka bekerja kepada orang lain.

Masalah ini juga terkait dengan pemerintah. Banyaknya masyarakat yang mengikuti tes CPNS ini menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu menyediakanlapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat. Masyarakat masih menganggap sektor informal yang disediakan oleh pemerintah tidak menjanjikan. Pemerintah juga belum mampu menjamin kesejahteraan warga non-PNS. Hal tersebut dapat dilihat dari lemahnya kontrol pemerintah dalam masalah buruh di sektor swasta. Tidak mengherankan bila setiap tahun jutaan buruh menuntut peningkatan kesejahteraan.

Pekerjaan bukan hanya Pegawai Negeri Sipil. Masih banyak pekerjaan lain yang juga menjanjikan dalam artian dapat menjamin kehidupan kita. Dunia usaha tidak kalah menjanjikan. Namun minat masyarakat Indonesia untuk menjadi wirausaha masih sangat minim. Jumlah pengusaha di Indonesia tidak banyak dibandingkan dengan negara-negara lain. Pendidikan berperan penting dalam hal ini. Sebagai negara berkembang yang memiliki pendidikan yang masih yang belum baik, sebagian masyarakat masih memiliki pola pikir yang sempit.

Selain menjanjikan, pengusaha juga dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Hal tersebut karena dengan menjadi seorang pengusaha, kita dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Jika masyarakat banyak yang menjadi pengusaha maka lama kelamaan angka pengangguran akan menurun. Menurunnya angka pengangguran ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, turunnya angka pengangguran juga akan mengurangi kemiskinan di suatu negara.

Pegawai Negeri Sipil sangat penting dalam kehidupan bernegara. Namun proporsi PNS harus proporsional sehingga agar hajat hidup orang banyak dapat terpenuhi dengan baik. Memang dilematis jika orangtua kita menyuruh kita untuk menjadi seorang PNS. Sedangkan di sisi lain kita memiliki minat yang berbeda. Ridho dari orang tua sangat penting dalam kehidupan kita sehingga kita juga harus mempertimbangkan saran dari orang tua tersebut. Jika hal tersebut terjadi, musyawarah adalah jalan terbaik yang dapat ditempuh untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kita dan orang tua kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun