Mohon tunggu...
Necholas David
Necholas David Mohon Tunggu... Editor - Editor

"Nico", tinggal di Malang. Berpikir untuk Menulis; Menulis untuk Berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

WR Supratman dan "Lagu Nasional" Penantang Beijing

19 September 2019   11:35 Diperbarui: 19 September 2019   12:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepulauan tersebut merupakan tempat tinggal 60 juta jiwa: Batavia dan Jawa Barat 11 juta, Jawa Tengah 15 juta, Jawa Timur 15 juta, Sumatera 8 juta, Kalimantan 2 juta, Sulawesi 4 juta, Maluku dan Irian Barat, 0,8 juta, dan Nusa Tenggara 3 juta (Nitisastro, 2006). 

Dari jumlah tersebut: 97,4% (59,1 juta) penduduk asli; 2% (1,2 juta) keturunan Tionghoa; 0,4% (0,24 juta) orang Belanda dan Eropa; 0,2% (0,11 juta) keturunan bangsa lainnya.

Di sisi lain, nasionalisme di kepulauan Hindia Belanda ini sedang bangkit. Kini semakin banyak orang terpelajar sejak Ratu Belanda Wilhelmina menerapkan Kebijakan Etis pada 1901 yang salah satu kebijakannya adalah memajukan pendidikan di daerah koloni. Hingga tahun 1928, telah ada 75.000 penduduk Indonesia menerima pendidikan Barat dan telah ada 6.500 sekolah dasar.

Lahirnya Indonesia Raya
Semangat nasionalisme juga membara  dalam diri seorang pemuda bernama W.R. Soepratman. Tahun 1920, putra seorang tentara KNIL ini mendapat sebuah biola sebagai hadiah ulang tahun ke-17 dari saudara tirinya, van Eldik. Mereka kemudian membentuk sebuah grup musik.

Tahun 1924, di usianya yang baru 21 tahun W.R. Soepratman menciptakan sebuah lagu yang dijuluki "lagu pemberontakan" oleh pihak Belanda. 

Dia bahkan berusaha memanfaatkan teknologi rekaman musik saat itu agar lebih banyak orang mengetahuinya. Rekaman pertama lagu ini dibuat tahun 1926 bersama Bapak Yo Kim Tjan, pemilik Orkes Populair.

Lagu Indonesia Raya begitu visioner dan menggetarkan hati. Visioner, karena pada saat itu belum ada negara Indonesia, hanya ada pulau-pulau yang terpisah. Menggetarkan hati, karena hanya dengan mendengar dan merasakan nada-nadanya, hati kita tersentuh dan air mata kita menetes.


Indonesia, tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku

Indonesia, kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu!

Hiduplah tanahku, hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Tanahku, negeriku yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka! Merdeka!
Hiduplah Indonesia Raya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun