Mohon tunggu...
Sri Budiyanti
Sri Budiyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kritikus Bukan Haters

29 April 2017   21:26 Diperbarui: 29 April 2017   22:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di media sosial banyak selebrity yang di bully netizennya dan di maki-maki hatersnya. Ternyata, bukan hanya selebrity, pejabat juga banyak hatersnya. Mana buktinya? Buktinya, saat kemarin di Jakarta ramai pilgub ramai pula media sosial dengan status macam-macam yang isinya kebencian. Para haters dari pejabat A mencela, lalu haters pejabat B juga tidak kalah makiannya. Kenapa ya begitu?

Sekarang kebencian kok sepertinya hal yang lumrah. Benci dengan orang, bisa dengan bebasnya dilakukan. Padahal, dulu orang tidak enak mengkritik orang lain apalagi membencinya. Mau mengkritik orang saja kita tidak enak, bahkan kita minta maaf sebelum memberikan kritik, agar orang yang kita kritik tidak sakit hati. Tapi sekarang zamannya sudah berubah, orang bisa bangga dengan sebutan “haters”. Sampai ada akun “haters” bagi selebrity A, B, C, sampai Z di media sosial. Di akun tersebut haters selebrity A akan selalu memaki dan mencela, selebrity yang dibencinya itu. Tujuannya mungkin bukan untuk memberikan kritik yang membangun, tetapi untuk sekedar memaki dan mencela.

Fenomena apa ya yang terjadi sekarang?

Sebenarnya kan, kita boleh menjadi kritikus tapi bukan menjadi “haters”. Kritiklah dengan santun untuk evaluasi bagi orang yang dikritik. Bukan celaan, makian, apalagi kebencian.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun