BASMALAH
Ada aksi spektakuler sebuah ekspedisi. Ekspedisi Napoleon Bonaparte, Â terjadi pada tahun 1798 di Mesir. Rombongan ekspedisi tersebut mendapat simpati masyarakat. Setelah mendarat di Alexandria, Napoleon mengeluarkan statemen, suatu pernyataan yang dimulai dengan lapaz 'basmalah,' disertai dengan untaian kalimat tauhid serta seruan kepada ajaran persamaan (egality), kemerdekaan (liberty), sistem pemerintahan republik dan ide kebangsaan (nationality). Ekspedisi tersebut mendapat respons, bahkan menuai keberhasilan nyata.
Selama satu tahun di Mesir, antara tahun 1798 - 1799 dampak penyebaran ekspedisi itu berbuah pada peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebanyak 167 orang personil ekspedisi tersebut membentuk sebuah lembaga ilmiah yang bernama "Institut d' Egypte", meliputi empat bidang kajian ilmu pengetahuan yaitu bidang ilmu pasti, ilmu alam, ilmu ekonomi, politik dan seni sastra. Lembaga ini juga menerbitkan publikasi (La Decade Egyptienne) dan sebuah majalah (La Courrie d' Egypte), sehingga rakyat Mesir mengenal percetakan, media massa dan majalah serta surat kabar.
Ekspedisi Napoleon, walaupun singkat dapat membuka mata dunia Islam, menyadarkan kekurangannya dan mulai berpikir untuk mengembalikan citra keunggulannya, yakni kejayaan Islam pada masa klasik. Maka bermula dari sini, lahirnya priode masa modern dalam khazanah kultural Islam.
Membaca fenomena ini, membuahkan kesadaran makna dari sebuah kalimat pembuka pada setiap situasi, kondisi yang menyertainya. Seperti memulai atau membuka sesuatu dengan ungkapan 'basmalah.'
Ketika al-Qur'an ditulis di lempengan batu, di pelepah kurma, pada tulang belulang, pada kulit binatang, bahkan di lontar kulit kayu, tulisannya sederhana, sangat bersahaja. Itu yang terjadi pada zaman Rasul, dan para sahabatnya.
Sesungguhnya Nabi Muhammad saw waktu itu, memerintahkan kepada shahabat Zaid bin Tsabit untuk menulis nash al-Qur'an dengan seksama, dan menghimpunnya dengan cermat, serta meninggalkan penulisan selain al-Qur'an. Beliau dengan tegas menyatakan, "Bahwa jika menulis informasi dari saya (Rasul saw) selain al-Qur'an agar semuanya dihapus, tetapi boleh menceritakan perkataan saya kepada orang lain". Artinya selain al-Qur'an jangan sekali-kali ditulis walaupun berupa hadits Qudsi yang dipahami sebagai wahyu, atau firman Tuhan melalui sunnah. Hadis tersebut dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim dan al-Darauquthni.
Para sahabat,  seluruhnya, terutama yang paham literasi baca tulis, merekam dan memahami apa yang diucapkan oleh Rasul saw.  Mereka dengan teliti memilah manakah yang benar-benar wahyu  Allah Swt. yang termasuk kategori al-Qur'an, dan mana yang sebenarnya wahyu tetapi bukan termasuk dalam kategori al-Qur'an, dengan kata lain hadits qudsi.
Ditegaskan demikian agar perkataan Nabi saw yang dipahami sebagai sunnah atau hadits tidak bercampur dengan tulisan Kalam Allah SWT (al-Qur'an). Sehingga para shahabat selalu menulis perkataan lafazh "Bismillahirrahmanirrahim" di setiap awal surah, kecuali pada Qs. at-Taubah (9) yang mempunyai 129 ayat, dalam 16 rubu' di juz 10 sebagai salah satu surah al-Madaniyah. Â Karena memang dari semula, surah at-Taubah itu, turunnya tidak dimulai dengan bacaan basmalah. Dan para shahabat tidak menulis "Amiin" pada akhir surah al-Fatihah karena kata "Amin" bukan termasuk ayat al-Qur'an. Â Â Â
Basmalah adalah salah satu ayat dari al-Qur'an. Bahwa ungkapan basmalah-basmalah yang tercantum di dalam al-Qur'an, adalah termasuk ayat al-Qur'an. Basmalah, bisa jadi sebagai bagian dari surat atau terpisah dari bagian suratnya. Kesepakatan sebagian besar ahli Tafsir, bahwa basmalah tersebut merupakan bagian dari al-Qur'an.
Basmalah atau ucapan bismillah yang berarti dengan nama Allah, kita membaca atau memulai segala sesuatu. Kita minta izin kepada Allah untuk memulai hajat ini. Seolah-olah Nabi saw ketika berucap bahwa saya membaca surah atau ayat ini dengan menyebut nama Allah bukan dengan menyebut namanya sendiri, sebab basmalah adalah  wahyu dari Tuhan, bukan perkataan Nabi. Maka basmalah disini mengandung arti sebagai wahyu Tuhan,  bukan buatan Nabi Muhmmad saw., sebab beliau sendiri hanyalah utusan Allah SWT untuk menyampaikan al-Qur'an kepada seluruh manusia.