[caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Dibalik Panorama"][/caption] Teka teki, rumah kardus basa basi, kolong tikus. Aku hanya melarikkan sajak seperti mereka memenakanku pada hitam putih kota-kotaku Dengan bunga yang tersimpan layu membusuk. Warna warni, lahan tropis Woro wiri, lisan bengis Cinta & kebebasan menjamur subur dari penawar sampai sejenis racun semua laris terjual tanpa harus dibayar Menghiasi pasar-pasar sampai pedesaan Lacur Balik bolak, benar tersimpan barak buruk, perlu dipertanyakan Rumput-rumput menangis di kejauhan menyumpahi langit berdarah merah Ku lemparkan hujan kembali ke perandauan berharap petir dan topan mulai jengah menyuara. Otak atik, omong kosong orak arik, kepala udang Aku bicara bukan bersuara tanpa kata aku menulis bukan pada halaman udara Dan sekitar bukan hanya sekedar ujar namun sejarah yang tak pernah terajar.
Musayka, di hempasan angin