Kini di Gedung Parlemen istilah dalam hal gabungan antara MPR, DPR dan DPD, selain ramai soal Pansus DPR untuk KPK, juga soal itu tuh, tuh, dugaan Ketua DPR SN yang terlibat kasus E-KTP ditambah lagi soal pembangunan gedung baru!
Nah, soal gedung baru ini ada dua berkeinginan yaitu DPR dan DPD.
DPR melalui beberapa orang mengharapkan pembangunan gedung DPR ini segera terealisasi dengan alasan gedung Nusantara I yang kini ada dua bangunan dengan setiap bangunan 24 tingkat sudah kurang memadai lagi karena kebanyakan penghuninya. Pembangunan saat itu, ini menurut yang kebelet ingin gedung segera di bangun adalah gedung itu saat dibangun kurang menghitung bahwa bukan untuk hunian anggota saja, melainkan juga staf ahli, staf sekretaris, pegawai.
Saat dibangun, kapasitas anggota masih dibawah 400 sekarang anggota ada 500 lebih sedikit, sehingga dua gedung menjulang tinggi di sebelah kanan gedung berbentuk kura-kura warna khas hijau itu padat di dalamnya.
Bahkan, untuk meyakinkan publik tentang DPR sangat memerlukan pembangunan gedung dibuatlah seminar oleh Badan Ahli  DPR dengan mengundang beberapa pembicara.
Tapi, niat yang sama agar gedung baru dibangun juga untuk sarana anggota muncul juga dari DPD.
Niat ingin gedung baru itu dipaparkan oleh Sekjen DPD ketika acara silaturahmi anggota DPD di rumah kediaman Ketua DPD Oesman Sapta Oedang di daerah Rasuna Said, Jakarta, beberapa hari setelah Idul Fitri didepan Wakil Ketua DPD Nono Sampuno dan anggota DPD lainnya.
Sekjen DPR Prof Sudarsono Hardjosoekarto saat dalam kesempatan memberi pengantar menyatakan bahwa dari hasil rapat DPD, berkeinginan untuk membangun gedung untuk ruang kerja anggota DPD yang kini kurang memadai untuk ditempati.
Selain itu DPD belum punya gedung seperti DPR. Sehingga dalam waktu dekat perlu gedung baru.
Pembicaraan soal gedung baru ini, kata Sekjen DPD sudah dibahas dengan menteri keuangan oleh pimpinan DPD dalam rapat.
Jadi, melihat dari dua kubu yaitu Kakak tua DPR dan adik DPD sama-sama ingin membangun gedung baru.