oleh: Moh Afif Sholeh
 Menjelang lebaran banyak masyarakat yang asyik mempersiapkan mudik ke kampung halaman, mereka antusias untuk mengunjungi keluarga untuk mempererat tali silaturrahmi. Julisong salah satunya yang akan mudik ke jawa timur dengan menggunakan mobil sewaannya beserta keluarganya. Berbagai perlengkapannya sudah lengkap semua, ia memutuskan berangkat pada malam hari.Â
"Ma, kita berangkat malam hari ya."Julisong mengingatkan istrinya.
 " Iya, Pa. Mama sudah siap semua kok."Jelas istrinya.
 Menjelang tengah malam, turun hujan yang sangat lebat sekali, ditambah lampu padam semua. Istrinya menyarankan untuk besok saja, tapi julisong ngotot memutuskan untuk berangkat sesuai yang ia jadwalkan. Setelah beberapa jam diperjalanan, terjadi kemacetan yang sangat panjang, ditambah sinyal hp yang susah sekali untuk mengakses rute jalan alternatif sebagai solusi kemacetan.Â
Akhirnya ia mencari jalan sendiri dengan mengandalkan bertanya kepada orang yang ia temui, namun ternyata ada segerombolan orang yang ingin memanfaatkannya dengan menawarkan jasa petunjuk jalan alternatif yang akan dilewati. Mereka sengaja mengarahkan ke jalan persawahan yang sepi dari penduduk, agar dapat menguras semua harta yang dibawa pengendara. Setelah diujung jalan persimpangan, mereka menghadang Julisong dengan senjata tajam.Â
"Turun...turun, kalau tidak saya habisi di sini."Gerombolan tadi mengancamnya.
 "Pa, gimana ini pa?"Tanya istrinya dengan muka pucat.Â
"Kita keluar saja Ma, dari pada nyawa melayang."Julisong berkata kepada istrinya.
 Akhirnya mereka menyerahkan semua barang yang ia bawa, termasuk mobil yang disewanya. Kemudian julisong beserta istrinya ditinggal oleh gerombolan tadi tanpa adanya perlawanan karena mereka banyak anggotanya. Istrinya Menangis tersedu sedu dengan badan yang mulai lemas karena trauma melihat kejadian tadi. Julisong untuk memutuskan untuk berjalan dengan istri semampunya untuk mencari bantuan, karena ia mencoba menghubungi polisi namun tidak tersambung karena sinyalnya buruk di daerah itu.