Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Rendah Hati vs Rendah Diri

30 Juni 2017   15:14 Diperbarui: 30 Juni 2017   15:20 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rendah Hati vs Rendah Diri

oleh: Moh Afif Sholeh

Sariman salah satu alumni Pesantren terkenal di Jawa Timur, ketika lulus dari sana, ia merasa masih banyak kekurangan dalam dirinya, sehingga waktu masyarakat memintanya untuk mengajari ibu ibu pengajian, ia menolaknya dengan halus, dengan mengatakan:

"Maaf bu, saya belum pantas mengajari warga sini, ada banyak yang lebih alim dari saya".

"Tidak Nak, kami melihat kamu sudah pantas mengajari Warga yang membutuhkan ilmu Agama."tutur Ibu Rini, ketua Majlis Pengajian.

Sariman merasa belum siap, karena di Pesantren ia termasuk anak yang suka main bola dari pada mengaji, walaupun demikian, ia cukup mampu membaca kitab gundul atau tanpa ada harakatnya.

Masyarakat lebih memilihnya karena ia lulusan Pesantren, dibanding anaknya Kyai daerah itu, yang lebih belajar ilmu umum sehingga tak mampu meneruskan Bapaknya.

Sariman merasa dilema antara mau menerima tawaran atau menolaknya. Terkait desakan masyarakat tadi, ia meminta waktu untuk berfikir terlebih dahulu supaya jawabannya memuaskan.

"Bu, saya akan memberi jawaban setelah 3 hari untuk berfikir dahulu, agar hati ini menjadi yakin dan siap." Tuturnya.

"Iya, silakan, kami akan tunggu jawabannya.

Setelah merenung, mengkaca diri, Ia teringat perkataan Kyainya dulu yang mengatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun