Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perpu KPK, Cermin Sikap Culas Partai Pendukung

25 Agustus 2017   20:10 Diperbarui: 26 Agustus 2017   07:41 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ada cara, baik terhormat, setengah terhormat, atau cuma agak terhormat untuk membubarkan DPR, mungkin langkah inilah yang akan segera diambil sebagai jalan keluar satu satunya mengatasi sikap muak rakyat.

Mengapa?

Kerja tidak becus. Target penyelesaian uu hanya mimpi belaka. Korupsi pun tak ada matinya. Hampir semua korupsi besar proyek pemerintah selalu saja nongol nama anggota DPR, seperti sidang korupsi al Quran yang sedang berlangsung.

Puncaknya.  Kalau boleh dianggap puncak karena jumlah yang dikorupsi dan pengorupsinya sama sama.banyak. Tentunya korupsi ktp-el.

Anehnya, pendukung pansus angket kpk yang sedang mewacanakan perpu kpk adalah partai yang anggotanya disebut dalam korupsi ktp-el.  Lebih parah lagi, semuanya partai pendukung Jokowi.  Hanya PKB yang bisa diacungi jempol karena sudah sejak awal menolak pansus kpk.  Sebuah beban untuk Jokowi.

Sedari awal, rakyat membaca gelagat sangat vulgar untuk membantai kpk. Walau bibir dower mereka suka salah menyong.  Harusnya menyong kanan, malah menyong kiri.  Siapa sih yang bisa rapi menyimpan niat keji?

Dan kenyataan nya, mereka memang hanya mencoba daya tawar agak tinggi. Namun, kalau melihat dukungan rakyat untuk kpk selamat dari para.bangsat jahat, maka saya yakin mereka akan segera tiarap.

Perpu adalah cermin. Cermin kebangsatan penggagasnya. Untuk apa perpu kpk, kalau bukan untuk memuaskan nafsunya yang sulit dibendung lagi?

Culas.

Ya, mereka memang culas. Menyembunyikan niat jahat dengan aneka cara.  Tapi rakyat tak mungkin dibohongi terus menerus.

Waktunya menghukum partai partai pendukung perpu kpk.

Jangan pilih partai itu RI pemilu nanti. Mereka lebih berhasrat membela koruptor daripada penangkap penangkap koruptor kelas kakap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun