Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Jatuh di Pinggir Telaga

6 April 2018   14:48 Diperbarui: 6 April 2018   14:51 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mau kemana Din?" Parjo melihat Udin berjalan dengan tergesa-gesa.  Berkopiah dan berkain sarung.  Tanpa menoleh atau berhenti, Udin menyahut dengan lirih.

"Mencari Surga Jo.  Kata Mbah Yai ada surga jatuh di pinggir telaga."

Parjo ternganga.  Udin mulai gila!

Udin tahu apa yang dipikirkan Parjo.  Tak apa-apa.  Dia mempercayai berita ini sepenuhnya.  Apalagi yang berkata adalah Mbah Yai.  Orang yang dituakan sekaligus guru ngaji di kampungnya.

Udin terus berjalan menelusuri jalanan desa.  Kepalanya tertunduk seolah mencari-cari.  Udin berpikir siapa tahu ada serpihan surga terpelanting di jalan-jalan.  Kan lumayan.  Tak perlu berebutan dengan orang-orang.

Udin ingin tahu surga itu seperti apa sebenarnya.  Dia hanya sering mendengar sedari kecil bahwa surga itu adalah tempat yang menyenangkan.  Sungai-sungai sejernih kaca, burung-burung berkicau semerdu suara sinden, makanan enak-enak, tempat tidur nyaman, terus apalagi ya? Ah, bidadari-bidadari cantik mengerubungi untuk melayani. 

Karena itu setelah mendengar Mbah Yai mengatakan ada surga jatuh di pinggir telaga, Udin adalah orang pertama yang mencarinya.

"Udin tunggu!  Aku iku ikut!" teriakan itu mengejutkan lamunan Udin.  Dia menoleh dan melihat Paino berlari-lari menyusulnya.  Dandanan Paino lebih heboh lagi.  Surban putih melingkari kepalanya.  Sajadah terselempang di bahu.  Tangannya menggenggam erat tasbih merah menyala.  Wah ini saingan berat, pikir Udin agak masgul.

Tak urung tetap ditunggunya saingan mencari surga itu. 

"Mbah Yai bilang kita harus mengitari semua pinggiran telaga agar bisa menemukan surganya Din," Paino memberi informasi seolah dia sendiri yang punya.

Udin mengangguk.  Kenapa dia tadi tidak memperhatikan petunjuk yang itu ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun