Mohon tunggu...
Michael Jevon
Michael Jevon Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Prokariotik Berasal dari zaman Purba ?

25 Agustus 2017   22:09 Diperbarui: 26 Agustus 2017   00:34 5882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.thestargarden.co.uk

Dalam artikel ini, saya akan memberikan pendapat saya mengenai alasan sel prokariotik dapat lebih mudah mempertahankan eksistensinya dibanding sel eukariotik. Sebelum masuk mengenai hal itu, ada baiknya apabila saya menjelaskan dahulu sedikit mengenai sel.

Tahukah anda, bahwa sel adalah unit dasar dari semua jenis makhluk hidup? Tanpa adanya sel, tidak mungkin terdapat tumbuhan, hewan, dan manusia dalam dunia ini. Setiap bagian tubuh dari tumbuhan, hewan dan manusia terdiri dari sel, misalnya batang, daun, organ dalam, kulit, dan lain sebagainya. Tanpa sel, mungkin dunia ini akan terlihat kosong tanpa kehidupan satupun. Hanya ada bebatuan dan tanah kering.

Besarnya peranan sel dalam kehidupan ini tak lepas dari peran para ilmuwan terdahulu yang menemukan teori mengenai sel, yang kita kenal saat ini. Mulai dari penemuan sel gabus hingga penemuan teori Endosimbiosis. Tentunya semua teori tersebut tidak didapat dengan mudah. Perlu waktu hinga bertahun-tahun untuk mendapatkan data yang tepat mengenai sel. Untuk menghargai jasa para ilmuwan dalam meneliti sel, saya akan menjelaskan sedikit mengenai hasil penelitian mereka mengenai sel yang sampai sekarang masih digunakan.

Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris yang bernama Robert Hooke pada tahun 1665. Ia mengamati sel gabus yang ia ambil dari dinding sel tumbuhan yang sudah kering dan mati. Ia menemukan ruang-ruang kosong dari pengamatannya menggunakan mikroskop sederhana. Ia menamai ruang-ruang kosong tersebut dengan sel, yang diambil dari Bahasa Latin, cellula, yang berarti 'kamar kecil'.

Lalu, pada tahun 1674, seorang ilmuwan Belanda yang bernama Antonie van Leeuwenhoek menemukan sel hidup pada bakteri. Berbeda dengan Hooke yang menemukan sel mati, Antonie adalah orang pertama yang menemukan sel hidup pada hewan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penemuan Robert Hooke dengan penemuan Antonie van Leeuwenhoek berlawanan, karena penemuannya berupa sel hidup dan sel mati.

Sel dapat dikatakan hidup apabila memenuhi setidaknya 2 syarat makhluk hidup. Yang pertama adalah sel mengalami metabolisme, yang berarti sel mengalami perubahan dan pertukaran zat kimia dalam tubuhnya, misalnya respirasi, pencernaan, dan lain sebagainya. Yang kedua adalah sel memiliki inti sel dan sitoplasma. Inti sel merupakan 'otak' dari segala aktivitas sebuah sel, sedang kan sitoplasma adalah cairan dalam sel. Inti sel dan sitoplasma akan dibahas lebih lanjut lagi setelah ini.

Melanjutkan mengenai teori sel, selain teori dari Hooke dan Antonie mengenai sel hidup dan sel mati, ada juga teori yang mengatakan bahwa tumbuhan dan hewan terdiri atas sel. Ilmuyan yang menyatakan hal tersebut adalah Matthias Jacob Schleiden dan Theodor Schwann. Masing-masing mengemukakan pendapat yang berbeda, dan juga dapat dikatakan saling mendukung satu sama lain.

Schleiden menemukan bahwa tanaman tersusun atas sel. Hal ini didapat setelah ia meneliti salah satu bagian tumbuhan dengan mengamati menggunakan mikroskop. Ia menemukan sel-sel yang berbentuk segienam yang tersusun rapi. Lalu ia mengamati bagian tumbuhan lainnya, dan mendapati hasil yang sama. Dari hasil pengamatannya itu, ia menyimpulkan bahwa semua bagian dari tumbuhan tersusun atas sel.

Selang beberapa waktu, Schwann juga melakukan pengamatan yang sama, tetapi ia mengamati sel hewan. Hasilnya, ia menemukan beberapa sel hewan yang tidak beraturan. Tidak seperti sel tumbuhan yang teratur, sel hewan bentuk dan letaknya tidak teratur, sehingga bentuknya dapat berubah-ubah.Dari hasil pengamatannya dan juga hasil pengamatan dari Schleiden, ia menyimpulkan bahwa sel adalah unit dasar makhluk hidup, dapat mengubah susunannya sesuai kebutuhan fungsinya, dan digunakan untuk mewariskan sifat genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lalu sampailah ia dengan suatu pernyataan bahwa seluruh jaringan makhluk hidup tersusun atas sel. Hal tersebut sangatlah masuk akal, berkaca dari hasil pengamatan mereka berdua yang membuktikan bahwa seluruh makhluk hidup tersusun atas sel.

Mereka berdualah yang membuat penelitian terhadap sel meningkat tajam. Para ilmuwan berlomba-lomba untuk menemukan hal-hal baru tentang sel yang belum ditemukan. Setelah teori sel tersebut dikemukakan, muncul beberapa penemuan yang dianggap penting, misalnya penemuan Purkinje, seorang ilmuwan asal Republik Ceko, yang menemukan protoplasma, yaitu cairan dalam sel. Ada juga penemuan dari Robert Brown, seorang botanis dari Skotlandia, yang menemukan bahwa nukleus mengatur seluruh aktivitas sel.

Selain penemuan-penemuan fisik, juga berkembang beberapa pendapat dari para ahli mengenai sel. Rudolf Virchow dari Jerman mengemukakan pendapat bahwa sel berasal dari sel sebelumnya. Secara tidak langsung, ia mendukung Teori Pembelahan Sel. Pendapat ahli yang terbaru datang dari seorang Ilmuwan Amerika Serikat yang bernama Lynn Margulis. Ia berpendapat bahwa pada jaman dahulu, sel tidak berbentuk seperti sekarang. Bentuk sel saat ini adalah hasil penggabungan beberapa organel sel yang pada jaman dahulu hidup mandiri. Karena perubahan jaman, maka organel-organel sel hidup berdampingan dan saling terkait satu sama lain, sehingga menjadi satu dalam sebuah sel. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa organel yang memiliki DNA sendiri untuk berkembang biak, misalnya mitokondria dan plastida.

Penggabungan ini memberi keuntungan, baik bagi organel-organel sel maupun bagi sel secara utuh. Bagi organel, mereka mendapat perlindungan dengan masuk kedalam sel, sehingga mereka dapat bertahan hidup. Bagi sel, banyak keuntungan yang mereka dapat karena organel-organel sel bergabung. Yang pertama adalah mitokondria dapat menghasilkan tenaga dari proses respirasi, sehingga dapat memberi tenaga bagi sel untuk bekerja. Yang kedua adalah plastida dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki kloroplas yang digunakan dalam proses fotosintesis. Selain dari mitokondria, sumber makanan juga bisa didapat dari plastida.

Setiap sel pasti memiliki mitokondria, namun tidak semua sel memiliki plastida. Hanya sel tumbuhan yang memiliki plastida. Sel yang mendapat plastida kemudian disebut dengan sel autotrof (sel tumbuhan), sedangkan yang tidak memiliki plastida disebut sel heterotrof (sel hewan). Karena sel hewan tidak dapat membuat makanan sendiri, maka membutuhkan makanan dari sel tumbuhan. Sel hewan dan tumbuhan termasuk dalam sel eukariotik, yang berarti telah memiliki membran inti sel (nukleus).

Selain sel hewan dan sel tumbuhan, ada jenis sel lain yang tidak memiliki mitokondria dan plastida. Sel tersebut adalah sel prokariotik, yang berarti tidak memiliki membran inti sel (nukleoid). Bakteri adalah contoh sel prokariotik. Mereka hidup secara patoogen, yaitu merugikan sel di sekitarnya untuk bertahan hidup.

Adapun perbedaan dari sel eukariotik dan prokariotik, yang akan ditunjukkan dalam tabel berikut.

dokpri
dokpri
Sel sendiri memiliki komponen-komponen penyusunnya yang disebut organel sel. Mari kita bahas organel sel satu persatu.

Dinding sel

Dinding sel hanya dapat dijumpai di sel tumbuhan. Dinding sel berfungsi untuk melindungi organel di dalam sel dan mempertahankan bentuk sel. Dinding sel terbuat dari selulosa yang membuatnya kaku dan keras.

Membran sel

Membran sel terletak di bagian luar sel (sel hewan) atau dibalik dinding sel (sel tumbuhan). Membran sel berfungsi sebagai jalan keluar masuknya zat-zat dari dalam maupun luar sel. Membran sel bersifat selective permeable, artinya membran sel tidak mengizinkan semua zat masuk ke dalam sel. Membran sel bertugas mengontrol zat-zat yang dapat masuk kedalam sel.

Sitoplasma

Merupakan cairan yang berada di dalam sel. Sitoplasma bukanlah organel. Semua organel sel terletak di dalam sitoplasma. Sitoplasma terbuat dari campuran lemak (lipid), protein, gula, mineral, dan lain-lain. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat organel berada dan sebagai penyedia bahan baku dalam proses sintesis protein.

Inti sel

Inti sel terdiri dari 3 bagian, yaitu membran plasma, anak inti (nucleolus), dan cairan inti (nukleoplasma). Inti sel mengandung kromosom yang berfungsi untuk mewariskan sifat genetik sel. Inti sel bertugas untuk mengatur seluruh aktivitas sel.

Vakuola

Berbentuk seperti gelembung udara di dalam suatu cairan. Vakuola bertugas sebagai 'gudang' sel. Vakuola menyimpan segala hal dan zat di dalam sel, dan tempat pembuangan zat-zat metabolisme yang berbahaya.

Mitokondria

Berfungsi sebagai respirasi sel dan menghasilkan ATP (adenosine trifosfat). Banyak ditemukan dalam sel otot, karena sel otot memerlukan energi yang besar untuk beraktivitas.

Retikulum Endoplasma

Berbentuk seperti labirin yang mengelilingi nucleus. RE dibagi menjadi 2, yaitu RE kasar dan RE halus. RE kasar adalah RE yang ditempeli oleh ribosom, dan berfungsi untuk sintesis protein yang hasilnya diekspor ke luar sel. RE kasar menghubungkan membran inti dengan membran sel. RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom. RE halus memanjang setelah RE kasar. RE halus berfungsi untuk membentuk kalsium untuk memperkuat sitoskeleton (rangka dalam sel).

Ribosom

Terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Ribosom banyak dijumpai pada sel-sel dengan laju sintesis protein tinggi, misalnya sel hati. Ribosom dibedakan menjadi dua macam, yaitu ribosom bebas dan ribosom terikat. Ribosom bebas mengapung bebas dalam sitosol, berfungsi untuk menyintesis protein yang akan berfungsi di dalam sitosol, seperti enzim metabolisme. Ribosom terikat menempel pada RE dan menjadi RE kasar. Ribosom terikat berfungsi menyintesis protein, yang hasilnya akan dimasukkan ke dalam membran RE, sekresi protein, serta pembungkusan pada organel tertentu, seperti lisosom. Secara umum, ribosom berfungsi untuk sintesis protein.

Badan Golgi

Badan Golgi ditemukan oleh seorang ilmuwan bernaka Cammilio Golgi pada tahun 1898. Badan Golgi terdiri dari tumpukan-tumpukan kanting membran pipih sisterna dan vesikula-vesikula. Berfungsi sebagai alat transportasi protein yang dibuat oleh RE kasar. Badan Golgi berperan sebagai pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel. Badan Golgi membentuk vesikel transpor untuk mengirim molekul protein yang dibuat RE kasar menuju luar sel.

Plastida

Hanya terdapat pada tumbuhan. Terdiri dari leukoplas, kromoplas, dan kloroplas. Leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna, terdapat pada sel-sel akar, umbi, dan biji. Leukoplas dibedakan menjadi amiloplas (tempat menyimpan amilum), elaioplas (tempat menympan minyak), dan proteoplas (tempat menyimpan protein). Kromoplas adalah plastida yang berpigmen selain klorofil, misalnya pigmen merah, biru, kuning, dan sebagainya. Kromoplas terdapat pada sel bunga dan buah-buahan yang masak. Kloroplas adalah plastida yang berpigmen hijau (klorofil). Kloroplas berfungsi untuk fotosintesis tumbuhan. Di dalam kloroplas terdapat kantong-kantong pipih yang disebut tilakoid, jika bertumpuk disebut grana. Terdapat juga cairan yang disebut stroma.

Lisosom

Berisi enzim hidrolitik yang mencerna makromolekul. Berfungsi sebagai pelindung sel. Lisosom memiliki fungsi autofag, yatu memakan dan mendaur ulang organel rusak, dan fungsi autolysis, yaitu merusak sel dengan cara melepaskan seluruh isi lisosom. Lisosom berperan dalam proses fagositosis, yaitu memakan partikel kecil yang dianggap merusak sel, misalnya bakteri. 

Setelah kita mengenal sel lebih dalam, maka kita dapat mencari penyebab sel prokariotik dapat mempertahankan hidupnya dari kepunahan dibanding sel eukariotik. Dari penjabaran teori diatas telah dijabarkan perbedaan dari masing-masing jenis sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

 Secara pribadi, saya setuju dengan pernyataan bahwa sel prokariotik dapat mempertahankan hidupnya dari kepunahan dibanding sel eukariotik. Banyak alasan yang mendasari pendapat saya tersebut. Saya akan menjabarkan alasan-alasan saya tersebut.

Prokariotik ditemukan hidup di lingkungan ekstrim

Sel-sel prokariotik dapat hidup dimana saja, asalkan tempat tersebut terdapat air. Sel prokariotik ditemukan di daerah yang dapat dibilang ekstrim, misalnya dekat gunung berapi, air dengan kadar garam tinggi, lautan yang paling dalam, dan tempat-tempat ekstrim lainnya. Pada jaman purba, Bumi masih belum stabil. Banyak gunung berapi aktif dimana-mana. Suhu Bumi belum stabil, kadang sangat panas, kadang sangat dingin. Karena sel prokariotik dapat hidup di tempat-tempat ekstrim, maka sel prokariotik dapat melalui jaman purba dengan mudah, tanpa hambatan sedikitpun. Mereka dapat melalui jaman purba yang ekstrim dengan mudah.

Susunan tubuhnya sederhana

Sel prokariotik memiliki struktur tubuh yang sangat sederhana. Meskipun mereka tidak memiliki mitokondria, plastida, dan organel penting lainnya, sel prokariotik tetap dapat hidup dengan mudah. Sel prokariotik tidak perlu plastida untuk membuat makanan, atau mitokondria untuk memperoleh energi. Prokariotik tidak perlu hidup berkoloni dengan sel lain untuk hidup. Prokariotik dapat hidup mandiri dengan cara parasit. Ukuran tubuhnya juga lebih kecil dibandingkan sel eukariotik, sehingga sel prokariotik dapat hidup di celah yang sangat sempit sekalipun.

Dapat hidup di dalam tubuh makhluk hidup

Prokariotik sebagian besar terdiri dari bakteri, yang bersifat patogen, yaitu menginfeksi tubuh inangnya untuk mendapat nutrisi. Maka dari itu, untuk mempertahankan hidupnya, sel prokariotik hinggap di tubuh makhluk hidup. Setelah hinggap dan merasa cocok, sel prokariotik langsung bekerja untuk mendapatkan nutrisi. Sel prokariotik dapat melemahkan tubuh makhluk hidupnya, sehingga dapat lebih mudah mengambil nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup. Setelah hinggap cukup lama dan apabila sumber makanannya mulai habis, sel prokariotik akan segera keluar dari tubuh inangnya untuk mencari makhluk hidup lainnya.

Diselubungi membran yang kuat.

Sel prokariotik terdiri dari berbagai organel sel yang sederhana, seperti ribosom, nukleoid, pili, dan lain sebagainya. Sel prokariotik diselubungi oleh lapisan sel yang kuat, yang tersusun atas peptidoglikan. Peptidoglikan tersusun atas protein peptin dan gula. Jika dibandingkan dengan sel eukariotik, prokariotik dapat bertahan hidup lebih mudah dibandingkan sel eukariotik. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan bakteri (prokariotik) dengan hewan atau tumbuhan (eukariotik). Bakteri dapat bertahan hidup dengan baik, bahkan di tempat yang ekstrim sekalipun. Sedangkan hewan atau tumbuhan tidak dapat bertahan hidup dengan baik. Sel prokariotik dapat melewati perubahan jaman yang ekstrim dengan mudah, karena memiliki sistem perlindungan yang baik.

Mudah beradaptasi dengan baik

Sel prokariotik dapat mengubah bentuk dirinya dengan mudah sesuai perkembangan jaman. Pada jaman dahulu, mungkin bentuk sel prokariotik berbeda dengan bentuk sel prokariotik sekarang. Kita tahu, bahwa bakteri termasuk dalam sel prokariotik. Ada pendapat bahwa seiring berkembangnya jaman, bakteri pun berkembang sehingga semakin kuat. Maka, sel prokariotik dapat berkembang dan lebih kuat seiring perkembangan jaman.

Hidup lebih lama dibanding eukariotik

Sel eukariotik adalah evolusi dari sel prokariotik. Maka, dapat dikatakan bahwa sel prokariotik adalah 'ibu' dari sel eukariotik. Dapat dikatakan juga bahwa sel prokariotik hidup lebih lama dibanding sel eukariotik. Maka, sel prokariotik bias dikatakan 'lebih berpengalaman' dibanding sel eukariotik.

Jadi, dengan beberapa pendapat saya tersebut, saya dapat menarik beberapa kesimpulan mengapa sel prokariotik dapat mempertahankan eksistensinya dari kepunahan.

1. Jaman purba adalah jaman dimana Bumi masih belum stabil. Suhu masih sangat panas, daratan masih berupa lautan lahar panas. Mungkin anda mengira tidak ada makhluk hidup yang dapat tinggal di kondisi Bumi seperti itu. tapi sel prokariotik mampu hidup saat itu.  Meskipun mungkin struktur tubuhnya masih sangat sederhana, namun setidaknya sel prokariotik dapan hidup. Sel prokariotik memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan di Bumi, buktinya adalah sel eukariotik adalah hasil evolusi dari sel prokariotik. Tanpa adanya sel prokariotik yang lebih dulu hidup, mungkin di Bumi tidak akan ada kehidupan. Hal itu juga menyimpulkan bahwa sel prokariotik lebih lama hidup dibanding sel eukariotik. Sel prokariotik dapat dianggap lebih 'senior' dibanding sel eukariotik. Karena hidup lebih lama, sel prokariotik dapat bertahan hidup lebih mudah dibanding sel eukariotik.

2. Semakin kecil ukuran tubuh, dan semakin sederhana susunan struktur tubuh, suatu makhluk hidup dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan sel prokariotik. Ukurannya yang sangat kecil, dan bentuk tubuhnya yang sangat sederhana, membuat sel prokariotik dapat hidup di berbagai kondisi tempat, bahkan yang ekstrim sekalipun. Karena ukurannya kecil, sel prokariotik dapat hidup di tempat-tempat yang sangat sempit, bahkan dapat hidup di bawah permukaan Bumi, asalkan terdapat kandungan air di sana. Sel prokariotik juga memiliki alat gerak, ada yang berupa flagella, ada pula yang berupa bulu-bulu halus, sehingga sel prokariotik tidak selalu mengikuti aliran air untuk bergerak.

3. Sel prokariotik tidak perlu plastida ataupun mitokondria untuk memperoleh energi untuk bergerak ataupun beraktivitas. Sel prokariotik dapat hidup di dalam tubuh makhluk hidup, lalu mengambil seluruh sumber makanan yang ada. Setelah dirasa cukup, sel prokariotik akan keluar dari tubuh inangnya melalui sistem ekskresi inangnya. Maka, dapat dikatakan bahwa sel prokariotik mudah untuk beradaptasi. Selain dalam hal mencari makanan, sel prokariotik dapat beradaptasi dengan cara mengubah bentuk tubuhnya menjadi lebih kuat supaya dapat menyerang makhluk hidup lebih mudah. Seiring berkembangnya jaman, sel prokariotik menyesuaikan lingkungannya yang terus berubah-ubah. Sel prokariotik berkembang terus menerus sehingga dapat mempertahankan hidupnya meskipun lingkungan di sekitarnya tidak stabil.

Itulah sedikit pendapat saya mengenai alasan prokariotik lebih mudah bertahan dari kepunahan dibanding eukariotik. Jika ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan, saya mohon maaf. Saya harap pembaca dapat membantu saya supaya artikel ini menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas perhatiannya.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Lisosom

Pablo Mazzarelo.1999.A unifying concept: the history of cell theory.Macmillan Magazines Ltd.

https://id.wikipedia.org/wiki/Prokariota

Irnaningtyas dan Yossa Istiadi.2014.Buki Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.Penerbit Erlangga.Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun