Mohon tunggu...
Maya A. Pujiati
Maya A. Pujiati Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis yang masih perlu terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menimbun Sampah Organik: Menyuburkan Tanah dan Mengurangi Masalah Sampah

5 Agustus 2013   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:35 3799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah organik yang bercampur dengan sampah anorganik berkolaborasi menimbulkan masalah di TPS maupun di TPA. Kita semua tahu, sampah organik yang membusuk menyebabkan bau menyengat yang menyebar ke mana-mana. Jika bergabung dengan genangan air hujan yang ditadah plastik-plastik, jentik nyamuk pun bersarang, siap menjadi dewasa dan menyerbu rumah-rumah di sekitar TPS. Itulah fakta bahwa masalah yang diakibatkan sampah tidaklah tunggal. Dan dari sekian banyak cara untuk mengurangi dampak negatif sampah, memilah  dan menimbun sampah organik dengan tanah, merupakan cara paling sederhana. Siapapun pasti bisa melakukannya. [caption id="attachment_279537" align="aligncenter" width="300" caption="sampah organik dari pekarangan"][/caption]

[caption id="attachment_279538" align="aligncenter" width="300" caption="sampah organik dari dapur"]

13757115541220609376
13757115541220609376
[/caption]

Lalu muncul pertanyaan dari beberapa kawan, bagaimana teknik menimbun sampah organik? Saya coba berbagi pengalaman dan pengetahuan: Jika teman-teman mempunyai halaman yang agak luas, penimbunan bisa dilakukan lebih leluasa. Caranya: 1. Gali satu area tanah dengan ukuran 1x1x1 m (sisi x sisi x kedalaman). 2. Setiap sampah organik yang sudah ditampung di tempat penampungan sementara  (berupa ember atau sejenisnya), secara berkala bisa langsung dimasukkan ke dalam lobang yang sudah kita buat. 3. Lalu, masukkan sedikit tanah untuk menutup permukaan sampah secara merata, supaya tidak mengundang lalat. 4. Lakukan terus proses itu sampai lobang menjadi penuh dan rata dengan permukaan tanah di sekitarnya. 5. Setelah dibiarkan selama 3-4 minggu, sampah akan hancur, bersatu dengan tanah. Jika kita kolaborasikan kegiatan menimbun sampah ini dengan kegiatan bertanam, maka lobang sampah tadi adalah tabungan pupuk bagi tanaman. Kita bisa menggalinya dan menjadikannya media tanam untuk tanaman di dalam pot. 6. Setelah satu lobang penuh, kita bisa membuat lobang baru dengan ukuran sama atau lebih untuk menampung sampah selanjutnya. Semakin luas titik penimbunan sampah, akan semakin luas juga area tanah yang menjadi subur karena memperoleh nutrisi dari unsur organik yang berasal dari sampah. 7. Jika semua area sudah kebagian "nutrisi" sampah, kita bisa melakukan rotasi, yaitu kembali membuat lobang di lokasi pertama, kedua, dan seterusnya. Jika  pekarangan tidak terlalu luas, maka metode penimbunan yang cocok adalah dengan membuat lobang bio pori. Caranya sebagai berikut:

1. Buatlah lobang di satu area dengan alat khusus bio pori. 2. Masukkan sampah organik ke dalamnya. 3. Setelah lobang pertama penuh, buat lagi lobang kedua, ketiga, dan seterusnya. [caption id="" align="aligncenter" width="117" caption="Alat Pembuat Lobang Biopori"]

[/caption] Jika teman-teman benar-benar tidak memiliki halaman yang signifikan untuk menimbun sampah: Gunakanlah "penimbun" sampah dalam ruangan, berupa wadah  yang dikenal dengan KERANJANG TAKAKURA.Prinsipnya hampir sama dengan penimbunan sampah di tanah pekarangan, namun kelebihan takakura terletak pada kecepatan proses pembusukan dan bisa dilakukan di dapur atau ruangan sempit. Keranjang ini memang dirancang  khusus sebagai komposter dalam ruangan yang tidak menimbulkan bau sama sekali. Nah, terserah mau pilih metode penimbunan yang mana. Silakan disesuaikan dengan kondisi rumah masing-masing. Jika kita konsisten melakukannya, mudah-mudahan setengah dari masalah sampah di lingkungan sekitar kita bisa terkurangi dan bonusnya adalah pupuk alami bagi tanaman. Selamat mencoba! Untuk mendapatkan tips pembuatan pupuk organik cair bisa kunjungi: Kebun Kecil Keluarga

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun